Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Rindu yang Tertunda Jarak dan Waktu

14 Maret 2022   09:39 Diperbarui: 14 Maret 2022   09:40 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tak perlu bibirmu menyentuh ujung telingaku
aku masih dapat mendengar semua manis ucapmu
senyata aku dengar debar jantungmu yang berirama bagai drum

tak perlu mendesah dalam suara yang putus putus
ucapakan saja lantang seperti saat kau keras keras ijab pada genggaman ayahku

cium aku lebih banyak
tuntaskan semua cinta yang ingin kau penuhi padaku
cium aku lebih dalam
berikan semua penundaan yang membatasi kita selama ini

dapatkah kau kecup aku lebih banyak
gantikan malam malam sepi yang membuatku menunggu

tanda pertama untuk banyak kerinduan
tanda kedua untuk betapa dalamnya perasaanmu
dan banyak tanda seperti seberapa banyak kamu menginginkan ku

dapatkah kau peluk aku lebih lama
gantikan pagi pagi saat aku bangun dan sendiri

esok lusa kau kan kembali pada perbatasan
ada banyak doa dan banyak harap harap yang cemas
perang memang tak ada di negeri ini tapi curiga sungguh membuat gila
seperti saat kutahu dua minggu berikutnya garis dua, bahagia memeluk erat
dan si cabang bayi menunggu ayahnya si tentara yang betugas di perbatasan untuk pulang lagi

Dari Istri yang menunggumu Di Rumah, 

Sebetulnya terinpirasi dari kisah rekan yang Suaminya Tentara dan ditugaskan Ke Lebanon, walau kisahnya tidak serupa tapi pada esensi yang sama. 

14 Maret 2022

Pakulonan Barat, Kelapa Dua Tangerang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun