Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Financial

Santuy, Ada QRIS

31 Januari 2021   15:44 Diperbarui: 31 Januari 2021   15:54 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring berjalannya waktu begitu banyak pula kemajuan teknologi yang hadir di pelbagai bidang kehidupan manusia, ada banyak penemuan yang mungkin bermanfaat bahkan ada

pula penemuan yang sepertinya nilai gunanya tidak terlalu dibutuhkan dan signifikan di kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang sedang di gencarkan dalam dunia perbankan di tanah air adalah Digitalisasi transaksi baik menabung atau keperluan keuangan lainnya, juga baik secara tunai maupun non tunai.

Jika dibilang Indonesia terlambat mengaplikasi digitalisasi perbankan maka jawabannya tidak juga, karena pengaplikasian teknologi dewasa ini akan lebih mudah diterima masyarakat luas. 

Berdasarkan hasil sensus 2020 dari nyaris 270 juta warga negara Indonesia di huni seperempat lebih oleh Generasi Milenials yang notabene kemungkinan besar mengisi posisi kunci sebagai motor penggerak ekonomi baik dalam usaha mikro dan usaha makro. Ditambah Generasi Z juga yang sebagian besar di dalamnya sudah mulai bekerja. Dan jangan lupakan generasi X yang sebagaian di antaranya masih produktif bekerja. 

Dengan bonus demografi sebesar ini maka kesempatan untuk mengaplikasikan teknologi akan kian mudah. Adapun kemampuan untuk menyerap hal hal baru tentu akan lebih cepat di banding beberapa dekade lalu. Selain karena teknologi informasi yang sudah serba instan dan kontak konfirmasi mengenai informasi yang beredar juga diberi akses yang sangat mudah melalui berbagai media, juga dapat membantu meminimalisir hoax yang ada di lapangan. 

Nah salah satu kemudahan dengan Digitalisasi perbankan yakni sekarang kita tidak perlu juga repot repot untuk pergi langsung ke kantor cabang Bank guna membuka sebuah rekening, hanya dengan selonjoran santai bermodal ponsel dengan aplikasi perbankan keluaran Bank tersebut dan jaringan internet yang memadai Holaaaa rekening akan jadi tanpa ribet. Tentu perlu di garis bawahi eKTP dan pendukung lainnya yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu ya. 

Sebetulnya sebelum Covid19 di tahun 2020 merebak, beberapa Bank di tanah air memang sudah memberikan layanan ini, tapi setelah Covid19 mengganas dan menyebar ke hampir seluruh dunia, beberapa Bank yang belum memiliki kemudahan ini berlomba untuk menjaga target pasarnya masing-masing. Jadi di sinilah selama tahun 2020 akses digitalisi dimulai secara besar besaran di tanah air, tidak menutup juga di seluruh dunia.

Dikarenakan banyak kegiatan tatap muka dibatasi serta adanya pengurangan kegiatan publik dengan di rubah bekerja dan belajar dari rumah maka tentu saja berdampak secara signifikan pada kegiatan Bank. Maka dari itu banyak layanan yang secara langsung beralih pada layanan secara virtual dan sebagian besar layanan dasar dialihkan pada pemanfaatan teknologi yang ada juga di dalamnya ditingkatkan fungsinya. 

Dua atau tiga tahun belakangan ini juga transaksi dengan layanan uang elektronik meningkat pesat, jauh sebelum ada uang elektronik yang hadir melalui aplikasi yang dapat di unduh di ponsel nasabah, uang elektronik sudah hadir di dekat kita semua. 

Melalui bentuk kartu keluaran Bank uang elektronik sudah hadir menyapa kita semua, pengguna tol, KRL Jabodetabek dan Transjakarta sudah pasti tidak kaget mereka sudah akrab dengan kartu kartuan ini. Bahkan operator seluler pun menghadirkan memiliki sendiri uang elektronik guna memudahkan transaksi penggunanya. 

Semenjak hadirnya layanan transportasi berbasis teknologi daring juga beberapa kanal Market Place dimana penyedia layanan ini telah mengeluarkan uang elektroniknya sendiri atau bekerjasama dengan penyedia uang elektronik yang telah ada, menjadikan pilihan pembayaran layanan ini semakin beragam tetapi tetap mudah. Pada dasarnya Uang elektronik adalah uang yang disetorkan (top up) dahulu oleh pemiliknya kepada penyedia layanan dan di simpan pada media elektronik untuk selanjutnya digunakan sebagai alat pembayaran dengan mengurangi saldo yang ada.

Bukan hanya itu melalui aplikasi perbankan yang hadir di ponsel nasabah, ada juga layanan untuk memotong saldo tabungan langsung jika belanja di merchant tanpa menggunakan kartu debit dan kredit. 

Alasan mengapa transaksi transaksi non tunai berbasis aplikasi ini mulai digemari lantaran karena Covid19 yang lumayan membuat masyarakat resah berfikir dua kali jika hendak menggunakan transaksi dengan kartu, takut takut ada virus yang nempel dan terbawa melalui kartu. Akhirnya layanan digital dengan scan barcode mulai hadir di semua merchant penyedia layanan pembayaran dengan mesin EDC atau scan barcode yang tersedia di merchant, mudah bukan.

Salah satu terobosan yang menurut saya memudahkan adalah lahirnya QRIS singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. By the way QRIS ini di baca dengan Kris ya teman teman. 

Menurut artikel yang saya baca dari laman Bank indonesia  QRIS lahir dari peleburan berbagai QR yang sebelumnya telah ada dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang menggunakan QR Code di tanah air. 

Alasan semua QR yang telah ada ini digabungkan dengan maksud mempermudah dan mempercepat untuk melakukan proses transaksi dengan QR Code itu sendiri,serta pastinya jaminan terjaga keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS.

Nah saking banyaknya Bank dan penyedia layanan pembayaran berbasis barcode maka QRIS hadir untuk meringkas hal hal ribet yang ada sebelumnya, bayangkan jika kamu berbelanja hanya perlu scan barcode pada gambar barcode atau scan pada barcode yang keluar dari mesin EDC tanpa perlu melihat penerbitnya, sungguh mempermudah bukan. Bagi saya ini pencapaian paling maju dalam proses digitalisasi transakasi di tanah air. 

Transkasi Digital juga dinilai mampu meningkatkan level ekonomi masyarakat luas, sehingga pedagang di pasar tradisional atau warung sekalipun dapat bersaing dengan ritel besar yang telah mengaplikasikannya terlebih dahulu.

Proses switcing antar Bank dan penyedia jasa juga jadi mudah dan alurnya saling kompatible sehingga tidak susah juga bagi mereka untuk melakukan pembukuan dan pemindahan kasnya. Pemilik usaha pun tidak repot dengan mesti menyediakan banyak mesin ataupun banyak barcode yang di tempel karena sekarang sudah dapat menerima pembayaran menggunakan QR dari aplikasi manapun penyelenggaranya. Jadi, ayo pakai QRIS

Di samping kemudahan yang telah ada di mana-mana, juga selalu pastikan keamanan saat bertransakasi, selalu menjaga kerahasiaan pin dan jika mengalami kendala segera hubungi pusat bantuan yang benar ya. Karena banyak penjahat scam yang mengintai untuk mencuri data, jadi kita mesti selalu waspada ya, jika di hubungi oleh orang tidak di kenal maka jangan mudah percaya hubungi penyedia layanan resmi jangan terjebak dengan rayuan manis penjahat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun