Aku yang terpisah oleh jarak.
Yang di dekatkan oleh frekuensi.
Dari sinyal yang merambat dan tidak kasat mata.
Aku yang terhalang oleh jarak.
Yang di mudahkan dengan perangkat.
Dari sinyal yang dilepaskan dan saling berbalas.
Aku bukan yang peka terhadap kode kode, bahkan sandi Morse pun aku tak hapal.
Tinggal panggil aku dan tekan nomorku, lalu bilang apa yang kau mau.
Dulu butuh kabel kabel panjang yang menggantung di tiang tiang untuk menghantar suaraku.
Kini pun butuh kabel kabel yang lebih tebal dan panjang yang tertanam di bawah tanah agar perangkat WiFi ku kencang agar aku tidak boros pulsa.
Aduhai, lupa aku rasa hangat sentuh tanganmu.
Kini terganti pesan pesan singkat di aplikasi WhatsAppku.
Ya tangan tak lagi bisa berjabat, dan tak lagi mampu memeluk.
Tapi ruang dan waktu menjadi sempit  jangan lupa pintakan mbak google bangunkan alarm di ponselku. Besok ada rapat daring pukul tujuh pagi.
Selamat istirahat badan yang lelah, tidurlah semoga kita bisa berjumpa dalam mimpi. Lebih nyata dari pada panggilan video call barusa.