Mohon tunggu...
Fajar Maullana
Fajar Maullana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Haiii

Hallooo semuanyaaa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanah Luas dan Lahan Subur, Kenapa Petani Belum Sejahtera?

26 Juni 2024   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2024   11:43 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanian adalah sektor kunci bagi perekonomian Indonesia, menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 29% populasi dan berkontribusi sekitar 13,7% terhadap PDB pada tahun 2022 . Meski begitu, banyak petani di Indonesia masih hidup dalam kondisi yang tidak sejahtera. Ada beberapa faktor utama yang menghambat kesejahteraan petani diantaranya:

1. Keterbatasan Akses ke Modal dan Teknologi

Salah satu kendala utama yang dihadapi petani adalah keterbatasan akses ke modal. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 43,33% rumah tangga petani tidak memiliki akses ke kredit formal pada tahun 2022 . Tanpa modal yang memadai, petani kesulitan untuk berinvestasi dalam teknologi pertanian modern yang dapat meningkatkan produktivitas. Sebagai contoh, penggunaan traktor dan alat mekanis lainnya masih rendah, dengan hanya 22% petani menggunakan peralatan mekanis pada tahun 2020

2. Harga Komoditas yang Tidak Stabil

Fluktuasi harga komoditas merupakan masalah serius bagi petani. Data dari BPS menunjukkan bahwa harga gabah pada tingkat petani sering mengalami penurunan drastis pada saat panen raya. Pada tahun 2021, harga gabah kering panen (GKP) turun hingga 15% saat musim panen dibandingkan dengan harga sebelum panen . Ketidakstabilan ini menyebabkan pendapatan petani sulit diprediksi dan sering kali tidak mencukupi untuk menutupi biaya produksi.

3. Keterbatasan Infrastruktur

Infrastruktur yang kurang memadai juga menjadi penghambat utama kesejahteraan petani. Hanya sekitar 60% desa di Indonesia yang memiliki akses jalan yang layak sepanjang tahun . Kurangnya fasilitas penyimpanan yang memadai mengakibatkan banyak hasil panen yang rusak sebelum sampai ke pasar. Menurut Kementerian Pertanian, sekitar 20-30% hasil panen hilang karena penyimpanan dan transportasi yang buruk .

4. Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan

Tingkat pendidikan petani masih rendah, dengan sekitar 66% petani hanya menyelesaikan pendidikan dasar atau kurang . Kurangnya pengetahuan tentang praktik pertanian modern dan akses informasi pasar membuat petani kesulitan meningkatkan produktivitas dan mendapatkan harga yang adil untuk produk mereka. Pelatihan dan penyuluhan pertanian sering kali tidak merata dan tidak menjangkau semua petani yang membutuhkan.

5. Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim membawa tantangan besar bagi sektor pertanian. Data dari BMKG menunjukkan peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan dalam dekade terakhir. Ketidakpastian cuaca ini semakin memperburuk kondisi ekonomi petani yang sudah rentan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun