Mohon tunggu...
fajar maulana
fajar maulana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa. Penikmat air putih, Ketoprak & sayur mayur.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Warnet: Lahan Bermain Bagi Remaja?

21 Maret 2011   07:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_97342" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas/Priyambodo)"][/caption]

semakin maraknya para pengguna akses internet di sekitar lingkungan saya, baik di rumah ataupun di dikampus membuat saya agak sedikit heran. memang sejak tahun 2010 usaha warnet (warung internet) menjelma menjadi primadona yang menggiurkan, bagaimana tidak ?! hampir rata - rata dari usaha warnet disekitar tempat tinggal saya, setiap harinya mendapat kunjungan hingga 30-40 orang yang memakai jasa internet di warnet tersebut. hal tersebut berjalan secara reguler dan bahkan bisa melonjak di weekend (sabtu-minggu). hal tersebut tentunya menjadi lahan bisnis yang sangat profitabilty, hanya dengan perkiraan+ 10 - 20 pc/warnet bisa meraup ratusan ribu tiap harinya. terlebih jika beberapa warnet berani menginvestasikan fitur game online dengan pc yang lebih banyak lagi, so inilah yang menjadi daya tarik kunjungan bagi remaja.

semenjak situs jejaring sosial semacam : facebook populer diseantero dunia, memang tidak dapat dipungkiri kita semua berduyun - duyun untu mengkonsumsi akses internet lebih dari biasanya. namun secara ekonomis, bukan sekedar keuntungan bagi si pengelola warnet tapi juga pengeluaran uang saku bagi remaja. dilingkungan tempat tinggal saya, keluarga dengan tingkat ekonomi menengah biasanya memberikan uang saku kepada setiap anak antara Rp. 6.000 - Rp. 10.000/harinya. Hal lain yang saat ini yang masih menggantung bagi saya, maraknya usaha warnet dan kemudahan aksesnya tidak diimbanginya oleh tingkat edukasi yang memadai.

agak sedikit ironis memang, dengan pola konsumsi rumah tangga yang semakin semrawut. pada saat ini tidak diimbangi oleh pola edukasi bagi para penggunanya. memang tidak semua remaja atau pengakses internet hanya sekedar berjejaring sosial, chatting atau sekedar streaming video, namun alangkah baiknya tingkat edukasi juga harus terpola dengan baik dan tertata sehingga kemajuan teknologi bisa dirasakan semaksimal mungkin manfaatnya bagi para penggunanya, khususnya fokus saya : para remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun