Jadi menurut anda siapakah yang harus disalahkan atas kejadian - Â kejadian ini ? kenapa dia bisa bertingkah seperti itu dan mempunyai tutur yang bukan sesuai umurnya ? sudah mengerti bukan ? apa yang dia lihat, itu yang dia pelajari.
Begitu pula juga dengan game. Di Indonesia, terutama kalangan orang tua masih menganggap game hanya untuk anak-anak, memang pada jaman dahulu industri game hanya dibuat untuk kalangan anak-anak, tetapi anak-anak pada jaman itu beranjak dewasa, begitupula industri game nya pun akhirnya mulai banyak merilis game-game yang memang diperuntukan untuk orang dewasa.
Lalu apa solisinya? Apa harus dibiarkan seperti ini terus?
Mulai dari sekarang lebih kritis lah dengan masalah rating, hanya karena poster film atau game tersebut di isi pahlawan atau gambar kartun, bukan berarti anda bisa mengaggap ini untuk anak-anak. Dengan kamajuan teknologi yang pesat di jaman ini, siapa sih yang tidak bisa membuka google?.
Hanya butuh kurang dari lima menit, anda sudah bisa mengatahui film atau game ini apakah layak untuk anda dan keluarga anda konsumsi. Anda hanya perlu menelusuri lebih jauh sedikit untuk mengetahui rating dari sebuah film ataupun game tersebut seperti contohnya melihat trailer, youtube, review, dan juga Rating di web -- web yang tersedia.Â
Setelah tahu rating sebuah film atau game janga lupa tetaplah bimbing anak karena mereka masih belum bisa mencerna secara rinci apa yang mereka lihat dan masih memiliki tanda tanya dan penjelasan yang dibutuhkan dalam masa pertumbuhan.
Film yang semua orang tahu tentu ada dampak postif dan negatif. Sementara untuk sekarang game lebih banyak disorot negatif nya saja, padahal kalau dengan bimbingan yang tepat game pun bisa jadi tempat anak untuk belajar dan berprestasi. Apalagi pada masa ini kita semua memakai serba digital yang melakukan apapun serba online atau daring. Jadi menurut anda masalah tentang penempatan rating ini salah siapa ? kita sendiri kah ? masyarakat lain ? organisasi lembaga sensor itu sendiri ?, Â Atau
Apakah kita harus menyalahkan pemerintah dengan masalah ini ? atau presiden ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H