- Early Childhood (ec) :
- Dikhususkan untuk anak usia 3 tahun ke atas. Tidak ada kontet yang berbahaya didalamnya.
- Everyone (E) :
- Siapapun yang berusia 6 tahun ke atas. Sedikit mengandung kekerasan ringan, kartun.
- Everyone 10+ (E10+) :
- Hampir mirip dengan rating everyone, tetapi unsure kekerasan sedikit lebih berat tapi masih dalam batas normal.
- Teen (T) :
- Sedikit lebih kasar dari E10+ dan biasanya muncul dalam genre game pertualangan.
- Mature (M) :
- Anak berusia dibawah 17 tahun dilarang membeli dan memainkan game ini karena banyak unsure kekerasan yang berlebih didalamnya.
- Adult Only (Ao) :
- Hanya seseorang yang berusia 18 tahun keatas yang bisa boleh memainkannya, di berbagai Negara terkadang mewajibkan ber umur 21 tahun jika ingin bermain game rating Ao.
- Rating Pending (RP) :
- Biasanya hanya game yang belum rilis yang diberi rating ini.
Sekarang kalian sudah tahu bahwa film dan game tidak bisa di nikmati untuk segala umur. Namun kenapa di Indonesia, Negara tercinta kita ini masih muncul beberapa berita yang viral di internet seperti, "seorang ibu marah-marah ke petugas bioskop karena film deadpool menampilkan adegan tidak senonoh", atau "Game ini dicekal karena muatan hal negatif".
Disini siapa yang salah ? Pemerintah atau miskin nya literasi kita yang bersamaan dengan didikan yang setengah -- setengah ?.
Well to be fair, keduanya sama -- sama punya masalah. Di pihak pemerintah sendiri terutama Lembaga Sensor Film sendiri terlalu ikut campur dalam menyensor dalam suatu film.
Disini yang dirugikan adalah orang-orang perfilman yang sudah berusaha membuat mahakarya tapi karena ada beberapa adegan yang dipotong, bisa mengurangi makna yang akan disampaikan oelh film tersebut. Padahal kalau film tersebut sudah di labeli rating untuk Dewasa, sudah jelas tidak perlu disensor berlebihan.
Kenapa Film Dewasa tetap Disensor oleh pihak LSF?
Masalah itu berkaitan dengan didikan orang tua yang tidak mengerti masalah rating. Sudah banyak kejadian disekitar kita, kadang mereka dengan enteng nya membawa keluarga mereka untuk menonton film yang berpotensi menampilkan unsur kekesaran didalamnya.
Padahal jika dibandingkan dengan tayangan televisi pada saat ini atau pada zaman now yang harusnya lebih dikritisi, di rating, dipotong dan di cekal, sinetron yang tersaji pada tayangan televisi lebih cocok untuk hal tersebut, karena banyak diantara nya yang tidak menunjukan adegan -- adegan yang tidak sesuai rating penayangan usia apalagi pada saat itu adalah jam disaat anak -- anak menonton televisi mereka dan mempelajari sesuatu dari apa yg mereka lihat pada saat itu.Â
Akibat dari tayangan yang tidak sesuai asupan untuk anak -- anak ini mengakibat kan beberapa generasi yang bertingkah tidak sesuai umurnya karena hasil dari tayangan -- tayangan sinetron yang muncul di beberapa stasiun tv.
Contohnya ketika pada saat remaja remaja yang pernah viral beberapa waktu lalu, yaitu remaja -- remaja wanita yang berkelahi hanya untuk memperebutkan satu bocah laki -- laki yang harus nya pada masa itu mereka menikmati masa pendidikan dengan benar, belum saatnya mereka mengenali hal -- hal yang menyangkut soal pria dan wanita.Â
Padahal mereka juga akan mempelajari nya pada saat waktu nya tiba dan itupun hanyalah soal reproduksi manusia bukannya embel -- embel percintaan yang dicontohkan di tayangan sinetron televisi tersebut, yang membuat mereka bertingkah lebih buruk daripada orang utan.