Postingan-postingan atau cerita yang dibagikan tersebut sebagai simbol suatu eksistensi seseorang. Kekhawatiran terus muncul akibat pencapaian-pencapaian orang lain, baik pekerjaan, usaha yang sedang dibangun, pendidikan yang dijalani atau sudah selesai, hubungan percintaan yang sedang dipertahankan, bahkan status jomblo yang belum berakhir.
Pada akhirnya semua itu hanya akan membawa seseorang pada rasa kekhawatiran yang berlebihan tentang pencapaian kita yang belum seberapa dengan pencapaian orang lain. Lantas apa yang harus kita lakukan? Terus tidur dalam rasa Insecure tersebut? Atau bangun dan mengubah rasa Insecure tersebut menjadi berkat?
Secara kesehatan, pikiran dan tubuh mempunyai keterhubungan meskipun secara fisik tidak tampak menyatu. Beberapa ahli mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan dapat menyebabkan suatu emosi, baik itu positif atau negatif dan akan berimplikasi pada kesehatan.Tubuh akan merespon cara berpikir, merasa, dan bertindak. Ini adalah koneksi dari pikiran dan tubuh.
Filsafat Timur menawarkan sesuatu yang berbeda dan sangat khas. Mereka mempercayai bahwa suatu keinginan merupakan kesia-siaan semata, sehingga keinginan tersebut haruslah dilepaskan, tetapi pelepasan keinginan tersebut tidak sepenuhnya dilepaskan karena keinginan-keinginan tersebut dapat diberdayakan menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan.
Filsafat Timur mau mengatakan bahwa keinginan yang dikejar akan membawa kita pada suatu lingkaran penderitaan, tetapi keinginan tersebut tidak sepenuhnya ditiadakan, melainkan diberdayakan.Â
Pemberdayaan dilakukan dengan bijaksana sesuai dengan apa yang dipercayai mereka sebagaimana air yang mengalir di sutu sungai, mengalir secara bebas dengan keteraturannya.
Kembali membahas tentang rasa Insecure akibat postingan atau cerita yang dibagikan oleh teman yang dimana hanya membagi kegiatan dan pencapaian-pencapaian mereka.Â
Dalam hal ini Filsafat Timur hadir sebagai obat penawar rasa Insecure atau rasa tidak aman ini sebagaimana prinsip dasarnya yaitu, hidup secara alamiah. Sehingga kita sendiri tidak mencampuri urusan orang lain, melainkan menyelesaikan pencapaian-pencapaian kita yang tertunda.
Penyelesaian tersebut terealisasi ketika kita mematikan rasa Insecure tersebut, tetapi tidak benar-benar mematikannya, melainkan memanfaatkannya sebagai batu loncatan atau motivasi untuk menggantikan rasa Insecure menjadi bersyukur.
Pengendalian diri yang baik akan membawa kita pada suatu keteraturan. Pengendalian terhadap pertimbangan dan presepsi, tujuan, keinginan, dan semuanya yang berkaitan dengan perilaku kita sendiri.
Filsafat Timur meyakini bahwa keinginan adalah hal yang semu dan harus ditinggalkan, tetapi tidak semuanya ditinggalkan melainkan diberdayakan agar menjadi berkat.