Mohon tunggu...
Fajar Ilhami
Fajar Ilhami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Arab Universitas Al-Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manuskrip Panja Tanderan, Kisah Menarik Dari Brahmana Untuk Anak-Anak Raja

3 Juli 2023   14:54 Diperbarui: 9 Juli 2023   13:34 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman kedua Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)

Apa yang kalian ketahui tentang manuskrip? Apakah sebuah tulisan kuno? Berkas peninggalan orang zaman dahulu? Atau sekedar surat-surat kuno yang terbengkalai?

Manuskrip adalah salinan tulisan atau naskah yang ditulis tangan atau dicetak secara manual sebelum adanya pencetakan modern. Istilah 'manuskrip' berasal dari bahasa Latin 'manuscriptum', yang secara harfiah berarti 'tulisan tangan'. Manuskrip dapat berupa teks dalam bentuk buku, surat, dokumen, atau lembaran-lembaran yang berisi teks, gambar, atau ilustrasi yang mencakup berbagai topik, seperti sastra, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, seni, dan lain sebagainya yang dalam tanda kutip berusia lebih dari 50 tahun.

Pernahkah terbayangkan dari mana asal usul cerita dongeng maupun legenda yang biasa diceritakan oleh kakek, nenek, atau orangtua kita? Kisah-kisah yang mereka ceritakan tentunya tidak serta merta ada begitu saja, melainkan ada banyak sumber cerita dan dongeng dari masa ke masa yang menyimpan kisah-kisah unik di masa lalu, salah satunya sumbernya adalah manuskrip kuno. Umumnya manuskrip menyimpan informasi mengenai ilmu pengetahuan, sejarah, karya sastra, agama, serta dongeng dan legenda di masa lampau. Berkat keberadaan manuskrip inilah menjadi terbukanya jalan wawasan budaya, sejarah dan keilmuwan serta nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.

Manuskrip berjudul 'Hikayat Panja Tanderan' adalah salah adalah salah satu dari sekian banyak manuskrip nusantara yang menceritakan kisah yang menarik di dalamnya. Manuskrip ini disalin oleh seorang sastrawan, dan cendekiawan Melayu yang terkenal di abad ke-19 bernama Abdullah bin Abdulqadir Munsyi pada tahun 1835 di Malaka, kebetulan dia adalah seorang Muslim yang juga keturunan Tamil dan masih fasih dalam berbahasa Tamil tersebut.

Pada Awalnya Hikayat Panja Tanderan ditulis dengan bahasa Tamil, kemudian diterjemahkan dan ditulis ke dalam bahasa Melayu oleh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Hikayat ini merupakan adaptasi dari Pancatantra (Pacatantra) dalam bahasa Melayu, yang dapat dilihat dari judulnya, Panja Tanderan. Isi cerita ini mirip dengan hikayat Kalila dan Damina atau lebih kita kenal dengan Kalila wa Dimnah yaitu cerita fabel dari india, tetapi hikayat ini lebih dekat dengan aslinya dalam bahasa Sanskerta karena merupakan terjemahan dari versi dalam bahasa Tamil, bukan bahasa Arab. Versi dalam bahasa Tamil ini memiliki hubungan yang erat dengan sumbernya karena berasal dari budaya Hindu yang sama dengan budaya yang menghasilkan Pacatantra.

Halaman Pertama Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)
Halaman Pertama Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)

Halaman kedua Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)
Halaman kedua Pembuka Manuskrip gambar. (Bibliothque nationale de France)

Transkripsi Teks

Bismillahirrahmanirrahim

Bahwa ini hikayat yang dinamai Panja Tandaran yang amat

indah-indah karangannya yang telah ... oleh segala pendeta separuh

mutiara yang telah terpilih oleh Jauhari adanya

Syahdan maka adalah hikayat ini amalnya

Daripada bahasa Hindu maka dipindahkan oleh fakir ila Allah

Ta'ala Abdullah bin Abdulqadir Munsyi kepada bahasa

Melayu dalam negeri Malaka yaitu dengan tolongan seorang

Sahabatku yang ... dalam bahasa itu yaitu

[Halaman kedua]

... .... berupa ... kepada tarikh 1241 sanah kepada

Dua puluh hari bulan Jumadil Akhir yaitu kepada tahun

Masehi 1835 sanah kepada dua belas hari bulan Oktober

Dan Hindu ... kepada delapan likur hari bulan

...

Bahwa sesungguhnya adalah dalam hikayat ini beberapa

qiyas dan ibarat yaitu akan menjadi haluan bagi

segala orang yang ... dan berakal maka adalah

diumpamakan fakir hikayat ini separuh suatu taman..

Analisis Singkat Teks

Secara keseluruhan manuskrip ini berisi 98 halaman, dengan 91 halaman sebagai isi dan 7 halaman kosong. Setiap halaman pada manuskrip ini berisi 9 baris pada Muqoddimah, 17 baris pada isi, 13 baris pada halaman terakhir (penutup) dengan penomoran yang diletakkan di sudut kiri atas setiap pada dua halaman. Ukuran kertas dalam manuskrip ini sebesar 190 x 285 cm dengan ketebalan yang tidak diketahui karena hanya melihat dari katalog media daring pada laman website Bibliothque nationale de France dengan kode naskah Malayo-polynsien 95.

Adapun kandungan isi yang tertulis di dalam manuskrip ini adalah sebuah teks prosa kuno yang menceritakan kisah-kisah pilihan yang diperuntukkan untuk anak-anak raja pada zaman itu. Dikisahkan di sebuah negeri bernama Padaliparum, hidup seorang raja bernama Sugadarma. Raja Sugadarma memiliki empat orang anak yang dungu dan bebal, mereka sulit untuk diatur. Perilaku empat anaknya membuat citra sang raja rusak di negeri dia berkuasa. Hingga akhirnya diutuslah seorang Brahmana yang bernama Suma Sanama yang akan mendidik anak-anak sang raja untuk menjadi lebih baik.

Suma Sanama menceritakan hikayat-hikayat penuh dengan pelajaran kepada anak didiknya (anak-anakk raja). Terdapat lima hikayat yang masing-masing memiliki cerita yang menarik dan pelajaran berharga di dalamnya. Berkat cerita-cerita penuh hikmah yang diceritakan oleh Suma Sanama kepada mereka (anak-anak raja), mereka menjadi lebih sadar akan kedudukan mereka sebagai anak penguasa. Hati mereka menjadi lembut, lebih bijaksana, menuruti segala nasihat, giat dalam beribadah. Raja pun senang dengan perubahan yang dialami oleh anak-anaknya. Berkat keberhasilannya, Suma Sanama mendapatkan imbalan yang besar karena telah menyelamatkan karakter anak-anak raja.

Kesimpulan

Pemaparan manuskrip di atas dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kita mengenai teks kuno. Dapat kita simpulkan bahwa teks kuno tidak hanya berisikan tentang perjanjian-perjanjian di masa lampau, ataupun doa'-doa' dan penggalan surat pada masa kerajaan, namun juga kisah-kisah menarik yang unik dan menarik untuk dibaca. Sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa untuk menjaga dan melestarikan kekayaan teks manuskrip bangsa kita, dengan demikian diharapkan peninggalan-peninggalan berharga tersebut dapat membawa manfaat dan menjadi objek pembelajaran di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun