Komunikasi dalam organisasi menjadi unsur penting karena membutuhkan sosialisasi dan interaksi antara pemimpin dengan bawahan yang ada di organisasi tersebut. Setiap pemimpin maupun bawahan yang ada di dalam organisasi memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga komunikasi menjadi kebutuhan yang penting dalam kinerja suatu organisasi. Selain komunikasi secara verbal, sebuah perusahaan juga membutuhkan komunikasi dalam bentuk non verbal. Tujuan utama dari komunikasi non verbal dalam organisasi adalah untuk dapat meyakinkan seseorang karena komunikasi non verbal terjadi secara spontan, tidak berstruktur, atau tidak direncanakan.
Menurut Daft (2015) Nonverbal communication merupakan pesan yang dikirimkan melalui tindakan dan perilaku. Sebagai seorang pemimpin dapat menyimbolkan pesan-pesan penting melalui penampilan, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan tindakan sehari-hari. Komunikasi nonverbal memainkan peran utama dalam perkembangan suatu hubungan. Karena komunikasi non verbal juga merupakan saluran utama yang biasa digunakan untuk mengkombinasikan perasaan dan sikap. Tetapi kebanyakan komunikasi non verbal adalah tingkah laku yang tidak disadari, karena mempunyai keterbatasan dalam memahaminya. komunikasi non verbal sering dilakukan secara reflek atau tanpa disadari ketika seseorang berbicara. Seperti ketika pimpinan  memerahi salah satu karyawan , maka wajah pimpinan akan memerah, tatapan matanya terlihat tajam, tangannya bergetar, suaranya meninggi, dan sebagainya. Kemarahannya tidak hanya tercermin dalam kata-katanya tetapi juga tercermin dalam segenap bahasa tubuhnya itu semakin memastikan seberapa besarnya tingkat kemarahannya.
Beberapa bentuk komunikasi non verbal yang dilakukan oleh pemimpin maupun bawahan dalam organisasi :
Mengetuk pintu
Salah satu bentuk komunikasi non verbal yang biasa dilakukan dalam organisasi. Mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan atasan maupun seseorang yang memiliki jabatan tertinggi berarti menunjukkan kesopanan dan menghormati orang tersebut.
Berjabat tangan
Komunikasi non verbal seperti berjabat tangan ini biasanya dilakukan seseorang saat pertama kali bertemu. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut menghargai dan menerima hubungan baik. Selain itu, berjabat tangan juga dapat dikatakan sebagai kesepakatan saat melakukan perjanjian atau kerja sama secara deal antar organisasi.
Mengerutkan dahi
Ketika seorang atasan diam dan mengerutkan dahi berarti ada perbuatan atau ucapan yang tidak dimengerti bahkan ada kesalahan yang tidak disadari oleh bawahannya. Komunikasi non verbal ini lebih mudah dimengerti karena terjadi secara spontan ketika ada ucapan atau perbuatan yang tidak dimengerti atau tidak sesuai. Komunikasi non verbal ini juga menunjukkan kepekaan seseorang terhadap suatu yang tidak pasti.
Menggelengkan kepala
Ketika seseorang sedang melakukan diskusi biasanya ada pembahasan atau materi yang disetujui dan tidak disetujui. Seseorang biasanya lebih memilih untuk menunjukkan komunikasi melalui komunikasi non verbal seperti menggelengkan kepala saat tidak menyetujui tanggapan seseorang terhadap materi yang sedang dibahas. Menggelengkan kepala juga bermakna keheranan atau tidak percaya.
Menganggukkan kepala
Seorang yang setuju akan suatu hal akan berbicara dengan verbal atau non verbal melalui anggukan kepala. Menganggukkan kepala berarti seseorang tersebut setuju terhadap suatu keputusan. Selain itu, menganggukkan kepala juga dapat diartikan sebagai rasa menghormati.
Mengangkat satu tangan
Seorang yang akan memberikan tanggapan pada saat berdiskusi dalam suatu organisasi maka ia akan mengangkat satu tangannya sebagai tanda kesopanan untuk masuk dalam pembicaraan tersebut. Mengangkat satu tangan juga dapat diartikan sebagai suatu sapaan dalam menghormati sesama teman.
Tersenyum
Tersenyum dalam komunikasi non verbal dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki sikap ramah, menghormati, dan sopan terhadap orang lain. Tersenyum dalam kegiatan di organisasi mampu memberikan dampak positif dalam hubungan komunikasi, sehingga dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.
Komunikais non verbal menempati bagian yang penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan organisasi, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi pemimpin maupun bawahan saat menerima pesan dari orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H