Akhir-akhir ini Indonesia sedang menghadapi fenomena disrupsi. Era disrupsi ini merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya. Fenomena ini berkembang pada perubahan pola dunia bisnis. Dimana para pemimpin memiliki tujuan untuk mengembangkan bisnisnya dengan beberapa pesaing lainnya.Â
Hal ini membuat pemimpin harus bisa menghadapi beberapa saingan yang hebat serta berkompetisi untuk bisa menang. Pemimpin harus bisa segera beradaptasi, dan mengenali bagaimana keadaan sekarang yang penuh dengan perubahan. Tidak lagi sekedar berubah, melainkan langsung bergeser atau menggantikan yang sudah berdiri sebelumnya dalam waktu yang cepat.Â
Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat tersebut memang mengejutkan beragam pihak, ada yang senang dan ada yang merasa terancam.
Perusahaan dari beberapa jenis bisnis atau usaha perlu menerapkan teknologi baru untuk menciptakan model-model bisnis canggih yang mampu menghadirkan nilai yang lebih besar bagi para pelanggan mereka karena ada beberapa pesaing yang tidak kelihatan yang berusaha untuk menggeser kedudukan mereka. Dimana para pesaing tersebut  tidak memiliki bentuk fisik yang sama dengan perusahaan yang besar, tetapi bisa menyaingi mereka.Â
Dengan meluasnya gaya hidup digital, para konsumen kini dimanjakan dengan beragai pilihan dan memiliki ekspektasi yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Sehingga para pemimpin di era disrupsi harus mempunyai pilihan, membentuk ulang  atau menciptakan yang baru. Sehingga pemimpin harus bisa melakukan inovasi dari produk atau layanan yang sudah dimiliki atau  membuat yang baru, sehingga harus berani memiliki inovasi yang sesuai dengan kebiasaan konsumen.
Era disrupsi yang tengah di alami ini, tidak bisa dihindari dan tidak bisa lagi hanya menyalahkan keadaan tanpa menyusun strategi untuk dapat bertahan, sehingga tetap menjadi sebagai pemenang. Pemimpin harus siap menghadapi era disrupsi dengan memiliki etos kerja, sikap terbuka, serta mampu menjadi problema solving untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat karena pemimpin yang berani keluar dari zona nyaman adalah kunci keberhasilan Indonesia.Â
Para pemimpin agar tidak terperangkap dengan kesuksesan masa lalu. Jangan sampai perusahaan atau organisasi menjadi Lazy Company  karena tidak tanggap dengan perubahannya yang sangat cepat. Disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif kreatif.
Jadi, di era ini akan menuntut para pemimpin untuk berubah atau punah dan berinovasi atau tertinggal. Pemimpin tidak dapat menolak karena akan ditinggalkan, sudah bukan waktunya pemimpin berfikir konvensional karena di zaman modern ini perubahan bahkan sudah tidak linear lagi ditambah perubahan permintaan sudah bukan kebutuhan tapi keinginan. Selain itu pemimpin juga perlu melakukan kolaborasi, karena tanpa adanya kolaborasi pasti akan kalah dalam persaingan di dunia bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H