Mohon tunggu...
Fajar Husen
Fajar Husen Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa akhir di Universitas Indraprasta PGRI jurusan Pendidikan Sejarah Saya mempunyai hobi membaca dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Portugis di Ternate

1 Juni 2022   09:10 Diperbarui: 1 Juni 2022   09:14 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Hasil dari persatuan asyarakat Islam di Ternate membuktikan bahwa hubungan antara Ternate dengan dunia Islam tidak pernah putus. Umat Islam melakukan gerakan tandingan dalam perdagangan yang berpusat di Hitu agar tidak pernah kekurangan akan rempah-rempah. Sultan Ternate memberikan kebijakan kepada Masyarakat Maluku untuk membuka kebun-kebun baru di pulau-pulau lainnya. Dampak dari kebijakan ini adalah Monopoli Portugis tetap selalu disaingi oleh para niaga Islam dari Hitu (Ali, 1963).

            Pada masa Sultan Baabullah, Ternate merangkul berbagai kekuatan dari seluruh Kepulauan Maluku, Makassar, Jawa, bahkan Melayu (Sumatera), yang membuat Portugis kewalahan. Pertempuran besar pun berlangsung. Dengan taktiknya, yakni mengepung dan menutup seluruh akses benteng milik Portugis, Sultan Baabullah akhirnya meraih kemenangan gemilang pada 1575. Pasukan Portugis lalu tercerai-berai. Kebanyakan melarikan diri ke negeri-negeri lain di Kepulauan Maluku, tapi tetap saja diusir, dan akhirnya sebagian kabur ke Pulau Timor. Ambisi Portugis yang sejak lama ingin menguasai perdagangan dan wilayah Maluku pun kandas.

DAFTAR PUSTAKA

  • Ali, R.M. (1963). Peranan Bangsa Indonesia Dalam Sedjarah Asia Tenggara. Djakarta: Bhratara.
  • Hamka, B. (2016). Sejarah Umat Islam: Pra-kenabian Hingga Islam di Nusantara. Jakarta: Gema Insani Press.
  • Handoko, W. (2017). Ekspansi Kekuasaan Islam Kesultanan Ternate Di Pesisir Timur Halmahera Utara. Maluku: Balai Arkeologi.
  • Rusdiyanto. (2018). Kesultanan Ternate dan Tidore. Manado: Institut Agama Islam Negeri.
  • Suryanegara, A. M. (2016). Api Sejarah I. Bandung: Suryadinasti.
    Dokpri
    Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun