Ketua DPR RI Puan Maharani mengimbau semua pihak untuk bersiap mengantisipasi potensi banjir, terutama di wilayah yang sering mengalami banjir saat musim penghujan. Pasalnya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan pada Desember sampai Februari 2022, Indonesia berisiko menghadapi bencana banjir, banjir bandang, hingga longsor.
"Saya harap pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pihak terkait, kita semua, termasuk masyarakat untuk bersiap-siap menghadapi potensi banjir. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah pelik ini sendiri-sendiri, semua harus bekerja sama agar bisa meminimalisir potensi," kata Puan dalam keterangan resminya pada Minggu (28/11/2021).
Sebelumnya, Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab melaporkan, berdasarkan pantauan BMKG, hampir seluruh wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan.Â
Selain itu, sebanyak 98% potensi bencana alam diprediksi akan terjadi sepanjang tahun 2022. Fachri juga menyebut, Â BMKG memperkirakan sejumlah wilayah di Sumatera, Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi akan mengalami peningkatan curah hujan dari 20% hingga 70% akibat fenomena La Nina.
"Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan berbagai upaya pencegahan agar kalau bisa tidak terjadi lagi banjir di musim penghujan ini," kata Puan.
Dia menekankan bahwa permasalahan banjir masih terus membayangi rakyat dari tahun ke tahun. Bahkan Puan melihat, banjir tak berkurang, bahkan semakin meluas ke berbagai wilayah. Menurutnya, perlu ada strategi yang lebih terstruktur yang melibatkan semua pihak.
Strategi jangka pendek
Menurut eks Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK), perencanaan penanggulangan banjir harus menjadi prioritas jangka pendek.
"Misalnya dengan melakukan pembersihan sungai dan selokan-selokan. Bisa dilakukan juga bergotong royong dengan masyarakat. Karena memang permasalahan utama kita ini sistem saluran pembuangan air seringkali tidak berfungsi sehingga terjadi genangan yang terus meluap setiap hujan," kata Puan.
Selain itu, alumni FISIP Universitas Indonesia itu juga menekankan perlunya persiapan jika benar-benar terjadi banjir, dari persiapan logistik, selter, hingga kebutuhan transportasi untuk melakukan evakuasi.