Apa yang terlintas dibenak kalian jika mendengar kata veteran? apakah seorang mantan anggota tentara? atau seorang pahlawan entah apapun itu ? Jika itu seorang pahlawan, apakah harus terjun berjuang di medan perang.
Kemaren saya mendapatkan tugas kuliah mencari foto HI (Human Interest) di mata kuliah Teknik Fotografi. Walaupun hanya 2 sks tetapi matkul ini banyak hunting keluar untuk mencari foto. Nah, kebetulan minggu kemaren dapat tema foto HI. Foto tentang manusia yang bisa menarik simpati orang lain, bisa karena iba, kasihan, dll.
Saya mendapatkan obyek yang menurut saya tepat untuk di foto. Bisa dibilang seorang Supeltas yang sudah tua. Beliau bernama Prapto Zainuri berumur 77 tahun. Beliau mempunyai 7 anak dari 2 orang istri. Tahun 1993 beliau diangkat oleh Pemkab menjadi Supeltas hingga sekarang. Selama 4-5 tahun masih mendapatkan gaji tetapi setelah itu hingga sekarang gaji/uang hanya didapatkan ketika ada orang yang secara sukarela memberikan uang setelah disebrangkan dan terkadang ada orang yang dengan sengaja memberikan uang beserta makanan.
Kulitnya yang berkerut menandakan seharusnya beliau sudah memasuki masa istirahat dari kesibukan mencari uang. Tetapi beliau masih tetap bersemangat menjalani pekerjaan berpanas-panasan di tengah jalan. Tanpa ada jaminan akan gaji ataupun pengharapan, hanya sekedar belas kasihan yang mengantar pada keberuntungan. Seperti para pahlawan yang berjuang tanpa pamrih untuk mencapai sebuah kemenangan.
Seperti guru yang mengajar tanpa pamrih untuk membuat murid menjadi tahu. Tampaknya pahlawan tanpa tanda jasa bisa kita berikan kepada sosok Supeltas seperti Bapak Prapto Zainuri. Perjuangannya mengatur lalu lintas di tengah terik panas matahari demi keselamatan anak-anak sekolah, pengemudi motor, truk dan kelancaran lalu lintas patut di acungi jempol.
Beliau sesekali beristirahat dibawah pohon rindang dengan membeli minuman di warung angkringan sebelah. Tetapi istirahatnya tidak berlangsung lama karena harus turun kembali ke jalan. Begitulah aktivitas yang beliau jalani sebagai Supeltas. Berangkat dari rumah naik sepeda jengki zaman dahulu sambil membawa mantol yang dilipat di tempat boncengan. Bekerja dari jam 08.00 sampai jam 14.00.
Akhirnya saya tidak jadi memfoto beliau dikarenakan muncul rasa iba di hati saya dan kebetulan waktu itu saya hanya membawa kamera HP untuk memfoto. Hampir selama 1 jam saya mengamati beliau bertugas dari pinggir jalan sampai akhirnya saya mendapat kesempatan untuk berbicara dengan beliau. Banyak petuah dan cerita yang beliau tuturkan dan akhirnya bisa saya tulis seperti ini.
Saya menyebut beliau di tulisan ini sebagai "Veteran Lalu Lintas" haha. Kenapa saya sebut begitu, ya karena beliau memang seperti pejuang yang tetap bekerja walaupun tidak ada jaminan gaji untuk keselamatan semua orang. Usia nya yang sudah tidak muda lagi menggambarkan seorang pahlawan/tentara yang sudah tua yang biasanya disebut "Veteran" masih tetap mau berjuang.
Tapi medan yang dijalani beliau bukan medan perang yang menggunakan tembak untuk berjuang lho. Melainkan beliau berjuang dijalan dengan senjata peluit dan bendera untuk mengatur lalu lintas. Makanya saya sebut dengan "Veteran Lalu Lintas".
Banyak ilmu yang didapatkan dari kisah perjalanan dan kepribadian beliau. Khususnya bagi para generasi muda zaman sekarang yang hanya serba enak dan cepat. Kalau dilihat dari usia beliau mengajarkan jangan sampai anak muda menggunakan masa muda nya untuk bermalas-malasan.
Dengan kesehatan jasmani dan energi yang masih segar seharusnya anak muda mampu bekerja lebih keras dan tidak hanya bermalas-malasan. Jika kamu seorang pelajar, giat-giat lah belajar. Jika kamu seorang mahasiswa, rajin-rajin lah kamu membaca buku agar mendapat wawasan yang luas dan referensi yang banyak. Jika kamu seorang pekerja pabrik, jalanilah pekerjaan mu dengan benar.
Berbagai kejadian dan kegiatan yang kamu alami di masa muda akan sangat bermanfaat untuk menjadi bekal di masa tua mu nanti. Tentunya dengan tidak bermalas-malasan lho ya. Akan ada kisah yang diceritakan bagi generasi mu selanjutnya mengenai pentingnya bekerja keras dan jangan bermalas-malasan. Karena bermalas-malasan di masa muda akan membawa kehancuran di masa tua.
Selain pentingnya jangan bermalas-malasan untuk para generasi muda. Beliau juga mengajarkan kerja apapun tidak masalah asalkan halal dan jujur. Beliau bekerja sebagai Supeltas, gajinya hanya ala kadarnya jika ada orang yang memberi. Tetapi beliau tetap senang dan enjoy karena asalkan halal dan jujur itu saja.Â
Pekerjaan yang tidak halal malah akan membawa pergi keberkahan dan sesuatu yang tidak dilakukan dengan bohong maka akan membawa kesengsaraan pula. Entah kesengsaraan itu diterima di dunia atau kelak di akhirat.
Bagi anak muda zaman sekarang jangan pilih-pilih pekerjaan. Kerja apapun tidak masalah asalkan itu halal. Setiap hidup ada proses yang harus dijalani dan seorang bayi yang baru lahir tidak serta merta bisa langsung berjalan tetapi harus melalui beberapa proses terlebih dahulu dari tengkurap, merangkak, dll.
Sama halnya dengan suatu pekerjaan, tidak serta merta kamu akan jadi bos tanpa melakukan pembelajaran sesuatu terlebih dahulu. Mulailah dari tingkatan yang paling bawa dahulu tidak masalah seperti pegawai. Tingkatkan kinerjamu dan jujurlah dalam bekerja, siapa tau kamu akan naik pangkat menjadi bos. Jika kamu seorang pelayan toko itu tidak masalah. Tingkatkan terus kinerjamu dan bekerjalah dengan jujur, siapa tau kamu nanti memiliki toko sendiri.
Itu semua adalah bagian dari proses untuk mencapai sebuah pencapaian yang lebih tinggi. Bisa jadi proses yang kamu jalani dengan ulet dan jujur menjadi batu loncatan untuk kamu menciptakan ekspresi yang lebih. Sekali lagi tentunya itu semua dicapai dengan tidak bermalas-malasan. Sebenarnya masih banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari pehlawan yang satu ini, yaitu Bapak Prapto Zainuri seorang Veteran Lalu Lintas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H