Pena mungil sudah kugenggam, perlahan kugoreskan kedalam selembaran kertas yang pasrah itu..
Aku bukan penulis, aku juga bukan pemahat kata yang bisa melebur kemana-mana..
Aku juga tidak tahu apa yang akan kutulis..
Aku hanya penjelajah malam yang kadang pulang tanpa membawa apa-apa..
Ingatan mengantarkanku pada jembatan waktu..
Yang ku tahu, tempat terbaik adalah selembaran kertas yang tak bertuan, begitu liarnya pemikiran ketika berjalan berlandaskan perasaan..
Goresan pena itu menghanyutkan malam, dengan tidak sopan nya pena dan selembaran itu memaksaku untuk begadang..
Tidurlah.. (kata batin)
Namun pena itu mengelak, membiarkan tuan-nya menghanyutkan malam dan terlelap..
Pena dan selembar kertas yang pasrah..
Pena dan selembar kertas yang bebas..
Pena dan selembar kertas yang ikhlas dijajah tuan yang tidak mengetahui isi lautan pemikiran..
Peperangan sudah dimulai, izinkan tuanmu memenangkan peperangan itu..
Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H