Mohon tunggu...
Fajar Dwi Cahyo
Fajar Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Penulis - "Hamba Amatir"

Saya ucapkan terimakasih karna telah mampir di channel ini, jangan lupa like dan follow akun saya ya.. Biar saya terus semangat dalam menulis.. :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan di Tepi Rindu

9 April 2020   23:18 Diperbarui: 9 April 2020   23:26 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan terus mengalir sementara rindu tak dapat di bendung

Awan tak lagi sanggup menahan air hujan..

Seketika rintik turun, menghanyutkan tangis di pipi hingga tiba membasahi hati..

Kenapa selalu menjadi bagian paling di tangis ?

Bahkan sampai matahari terbenampun, rinduku tak lagi kau kenang..

Melalui aliran hujan hanya sedikit ingin kusampaikan kepada tangis yang datang..

Pertemuan yang tak kunjung di satukan, penantian begitu panjang, hingga sampai malam yang membingungkan..

Karena pada dasarnya, kau tak peduli secercah rindu yang enggan kau ucapkan..

Mulut serta jarimu kaku hanya mata yang mampu menjawab keraguan..

Aku sadar..

Tubuhku terlalu berat mengemban rindu sendirian yang terus kau tusuk dari belakang..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun