Serabi ini sangat terkenal di daerah Labuhanbatu. Khususnya, di kawasan Negeri Lama, kecamatan Bilah Hilir, kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Sudah ada sejak tahun 1982. Atau, sekira 35 tahun silam.
Bagi pendatang, melintasi jalan Besar Negeri Lama serasa lebih nikmat manakala singgah sebentar di tempat penjualan Serabi Pak Raja ini.
[caption caption="Sejumlah warga selaku Konsumen penikmat Surabi pak Raja sedang menanti sajian tersebut. "][/caption]
Zaman ke zaman, para pemimpin daerah di sana cukup menyukai sajian serabi itu. Pulennya serabi makin nikmat terpadu dengan kuah yg kental dan manis rasanya. Serabi Raja, menjadi penanda anda pernah singgah ke daerah bekas kerajaan sultan Bilah.
"Semula yang membuka usaha ini ibu kami, Misfah. Tapi, karena usia emak sudah lanjut, yakni 72 tahun, sekarang sudah regenerasi," ungkap Rial, salahseorang anak penguasa Serabi tersebut, Minggu (2/4) kepada MedanBisnis.
Sekarang, katanya manajemen usaha itu dikelola kakaknya Zufah. "Ya, penerus usaha keluarga kami diserahkan ke kakak perempuan," tambahnya.
Di sana, aku Rial setiap hari diproduksi serabi sebanyak 100 loyang. Untuk menghasilkan sebanyak itu sedikitnya mereka membutuhkan 10-12 kg tepung terigu. Ditambah kebutuhan Kelapa dan sejumlah gula merah. "Serabi itu diadon dari beberapa komposisi campuran tepung dan lainnya," ulas dia.
Soal jumlah peminat Serabi itu, dia mengaku cukup tinggi. Namun, mereka juga mengaku acapkali kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
Terlebih lagi jika ada pesanan mendadak. Misalkan, di saat ada acara-acara Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu yang diselenggarakan di sekitar kawasan kecamatan Bilah Hilir, Panai Hulu, Panai Tengah dan Panai Hilir. Pesanan akan tinggi.
Pun juga manakala ada warga yang menyelenggarakan hajatan wirid.
"Pada masa tertentu, banyak konsumen kita yang memesan mendadak. Misalkan, pejabat yang melintas akan memesan serabi. Dan, diambil ketika akan pulang ke Rantauprapat," paparnya.
Jika sudah begini, maka stok dagangan untuk hari itu sudah habis. Meski kedai tersebut belum buka.
"Kalau pesanan konsumen banyak, alhasil kedai tak sempat dibuka tapi serabi sudah terjual," tambahnya.
Bahkan, pada bulan puasa Ramadhan mereka, kata Rial jumlah permintaan Serabi, melambung tinggi. Maka, usaha mereka harus memproduksi serabi lebih banyak lagi.
"Untuk berbuka puasa, di bulan Ramadhan permintaan serabi meningkat. Kami malah harus memasak serabi sampai 200 loyang," paparnya.
Kata Rial, usaha mereka juga kerap disinggahi para pejabat teras di kabupaten itu. Misalkan, ketika Bupati Labuhanbatu dijabat HT Milwan, kemudian ketika Bupati Tigor Panusunan Siregar. "Dan, serabi kita sering dipesan bapak-bapak itu," imbuhnya.
Mereka juga, tambah Rial berencana melakukan ekspansi usaha tersebut. Ancang-ancang, target buka lokasi usaha baru diincar titik strategis di kota Rantauprapat. "Ada kok, niat mengembangkan usaha. Ya, ke kota Rantauprapat," tandasnya.
Supardi Sitohang, Kepala Bagian Administrasi dan Keprotokoleran Setdakab Labuhanbatu mengaku pernah mencicipi serabi tersebut.
Menurut dia, citarasa serabi itu tak kalah bersaing dengan panganan sejenis. Bahkan, untuk surabi-surabi yang ada di luar Labuhanbatu. "Rasanya cukup nikmat. Sangat menarik," katanya.
Maka, tak heran ketika melintas di Negeri Lama, dia juga tak lupa membeli serabi itu untuk dibawa pulang ke Rantauprapat selaku oleh-oleh. "Sering juga warga membawa serabi itu sebagai oleh-oleh," ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H