Mohon tunggu...
Fajar Dame Harahap
Fajar Dame Harahap Mohon Tunggu... -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orkes Melayu Tak Pernah Layu

27 Februari 2017   06:15 Diperbarui: 27 Februari 2017   20:00 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gesekan dawai Biolanya, mengetarkan alunan nada sendu. Dipadu dengan petikan senar gambus dan akordion mengkolaborasikan irama indah. Seni musik melayu, tak pernah layu didengus nafasnya, meski diterpa zaman.

 

Seni musik orkes Melayu walau tak secadas musik-musik saat sekarang, tapi penikmatnya tetap awet. Dan bahkan, musisi pegiatnya selalu eksis di blantika entertaiment musik.

Di Kabupaten Labuhanbatu, eksistensi orkes Melayu silih berganti seiring musim dan zaman. Seorang musisinya yang akrab di kalangan warga Rantauprapat adalah Ali Muda Tanjung.

Pria berusia 73 tahun ini, memulai debut karirnya di musik Melayu tatkala di usia 20 an tahun, sudah bergabung dengan salahsatu grup orkes yang ada di Rantauprapat, ketika itu.

"Dahulu, 50 tahun silam, saya menjadi personil di Orkes Melayu Nairal Amal," ungkap Ali Muda Tanjung, Rabu (22/2) ketika di sambangi di kediamannya di kawasan Padang Pasir, Rantauprapat. Ketika itu, alat musik yang dikuasainya adalah Biola.

Tapi, berbilang waktu perubahan juga melanda dunia orkestra musik-musik Melayu. Ditimpali kian mendesaknya kebutuhan kehidupan, memaksa kelompok orkes itu bubar.

Dalam perkembangannya, Ali Muda cukup banyak berpindah tempat dan kelompok grup Orkes Melayu dalam menyalurkan hobinya di dunia musik. Dia juga pernah bergabung dengan Orkes Al Fajar dari Batubara, di era tahun 90an.

Selama tiga tahun dia mandah, pindah domisili dan makan gaji dengan kelompok itu. Ketika berpindah grup, dia harus berlatih dan menselaraskan kemampuannya dengan sesama personil yang menguasai alat musik lainnya.

Dalam orkes Melayu, selain biola, akordion, Gambus, Bass, berperan penting. Juga, seharusnya ada gendang, bambam dan beberapa alat musik lainnya.

Ali Muda, tercatat juga pernah bergabung dengan Orkes Mustika Irama dan Novi S di awal tahun 2000. Lelah berpindah grup, medio tahun 2015 lalu, dia akhirnya bertekad mendirikan Orkes Melayu sendiri. Dan, diberi nama El Adha Irama Qasidah Melayu.

Orkes Melayu El Adha, diperkuat sejumlah personil musisi lainnya. Yakni, Hasan Syahir, 65, yang apik mengalunkan irama dari Akordion. Selain itu, sosok Ahmad Daribi, 60 yang dipercaya jemarinya sangat piawai pemetik senar Gambus.

Dan, melengkapi kolaborasi nada-nada musik, Syakbani Putra, adalah paling pantas mengayuh tuts keyboard.

Kelompok mereka juga diperkuat para biduanita cantik. Sejumlah penyanyi bersuara emas dan bercengkok indah mendampingi mereka. Diantaranya, Mestika Hasibuan, Farida Ginting, serta Sa'udah.

Sejumlah lagu-lagu Melayu, baik hasil karya maestro terdahulu maupun musisi terkini, kerap dilantunkan manakala Orkes El Adha manggung. Seperti, lagu berjudul Sri Mersing, Sri Tamiang, Kuala Deli, Batu Belah dan Embun Maniti. "Semua lagu Melayu kita suguhkan dan sediakan. Bahkan, lagu-lagu permintaan para penikmat," katanya.

Mereka kerap manggung di momen-momen tertentu. Misalkan, resepsi pernikahan maupun sebagai penghibur di acara serepsi pemerintahan.

Jadwal grup mereka terkadang padat. Bahkan, pada bulan tertentu banyak permintaan kepada mereka. Ali Muda, yang juga pelatih Nasyid di Labuhanbatu ini menambahkan, pada bulan Haji biasanya masa-masa banyaknya resepsi pernikahan.

Untuk sekali manggung, mereka punya bandrol tersendiri. Di dalam kota Rantauprapat, Orkes El Adha dapat dibooking seharga Rp3 jutaan. "Sedangkan di luar kota, kita menaikkan harga. Sampai hanya Rp4,5 jt," tambah Ali Muda.

Berapa kali jadwal mereka manggung. Ali Muda mengaku dalam sebulan bukan tidak mungkin sampai minimal 5 kali. "Terkadang pada masa tertentu lebih sering dipanggil," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun