Mohon tunggu...
Fajar Wicaksono
Fajar Wicaksono Mohon Tunggu... -

Penggemar Bus. K-Popers, Khususnya Inspirit. Fotografer Freelance.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Apa Kabar, City Tour Jakarta?

20 April 2016   18:15 Diperbarui: 20 April 2016   18:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sebagai transportasi cuma-cuma di Ibukota dan alternatif bagi pengendara motor. Atas Perkenan : Akun Instagram fajarpbb"][/caption]

Salam kenal, saya Fajar Wicaksono. Penggemar Bus dan Dunia K-Pop berprofesi sebagai fotografer.

Ini merupakan postingan pertama saya di Kompasiana, beberapa postingan sudah dimuat di wordpress pribadi, fajarbuslovers. Ini salah satunya.

Beberapa hari yang lalu, banyak teman-teman saya dari Penggemar Bus yg memotret bus di IIBT, Kemayoran dan menandainya ke saya via Instagram saya, fajarpbb. Salah satu yang menjadi perhatian mereka adalah bus Double Decker yg menampung hingga 80 penumpang dalam satu bus.

Banyak sekali donatur yang menyumbang kemajuan Transportasi kota Jakarta melalui City Tour, lalu dikelola oleh Transjakarta.

Agung Sedayu Group, Tower Bersama Group, Alfamart dan Alfamidi (PT. Sumber Alfa Trijaya), Cocacola Indonesia adalah beberapa donatur yang membantu terwujudnya City Tour Jakarta.

City Tour sendiri sudah diimplementasikan sejak medio 2013 lalu sebagai sarana transportasi penunjang para pengendara motor yang gak boleh lewatin Bundaran HI s/d Medan Merdeka Barat (akan diperpanjang hingga Ratu Plaza).

Entah alasan apa mengapa motor tidak diperbolehkan melintasi jalur ini, walau saya pribadi masih menduga peraturan ini diterapkan menjelang Asian Games 2018 yang dituntut menciptakan citra Jakarta yang bersih dan tertib.

Saya juga salah satu yang pernah menggunakan jasa City Tour ini.

Cuman, Dari beberapa kondisi yang ada, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh City Tour Jakarta.

1. Okupansi Headway masih “Kelebaran”

Salah satu kendala teknis yang mudah sekali ditemui City Tour Jakarta adalah headway yang terlalu lebar dan tidak sesuai dengan kebutuhan jumlah pengendara sepeda motor dibandingkan dengan Bus TransJakarta Busway.

Kebijakan hadirnya City Tour Jakarta dengan pembatasan sepeda motor melintas di jalur di atas menjadi tidak seimbang. Terlebih dengan tarif parkir progresif Rp. 2k/jam yang diterapkan di beberapa spot sepeda motor di ruas MH. Thamrin - Medan Merdeka Barat, sangat menyiksa para pengendara motor. Tidak ada pilihan lain, kecuali naik TransJakarta atau naik bus umum dengan okupansi headway yang lebih besar, walau armadanya tak sebagus City Tour.

Kendala teknis ini lainnya adalah armada yang sering trouble atau storing. Pasti akan menganggu jadwal bagi para pengendara sepeda motor yang bekerja di Jakarta.

Bagi komunitas Bismania dan sopir bus, storing adalah istilah ketika obyek atau kendaraan tertentu mengalami sebuah masalah. Umumnya terjadi di bus, namun tidak menduga storing ini menyebar ke ranah dunia bola. jadi oot ntar, hehehe.

2. Kurangnya Inisiatif Pemprov DKI

Salah satu kelemahan dasar dan pengaruhnya okupansi Headway City Tour adalah kurangnya inisiatif dari Pemprov DKI melalui Dishubtrans. Padahal, City Tour ini bisa menjadi pilihan favorit pengendara motor dengan fasilitas kelas bus Patas, banget.

Salah satu inisiatif singkat yang saya usul adalah memberi insentif pengendara motor dengan fixed parking tariff sebesar Rp. 4.000 – 5.000/sekali masuk di ruas Sudirman – Thamrin – Medan Merdeka Barat dan memberikan kesempatan investor sebuka-bukanya untuk donasi bareng untuk proyek City Tour.

Para investor di Jakarta gak sedikit, ribuan coyyy dan ini bisa menjadi inisiatif pemprov DKI untuk menggaet investor donasi bareng.

Soal fixed parking tariff buat motor, ini akan membantu banget dalam solusi jangka pendek. At least, beban pengendara motor bisa ditekan dengan tarif sekali masuk. Tapi ini perlu juga ada sosialisasi dari pengelola parkir sekitar ruas itu dan memberikan space yang luas buat para pengendara motor, terlebih parkir motor selama ini kayak anak tiri gitu.

Menurutku, parkir motor Wisma Nusantara menjadi tempat parkir yang comfortable buat motor di ruas Thamrin - Medan merdeka Barat. Berbeda dengan lokasi parkir lainnya yang kondisinya, ala kadarnya. Banyak yang saya jumpai di ruas Istana Negara hingga Sudirman.

Gak harus melulu pakai perda No. 3/2012 kan?

Ide yang Sedikit ekstrim, mungkin kalau para investor gak bisa donasi City Tour Bus di Jakarta, jangan berharap untuk dapetin akses perizinan di Jakarta yang lebih mudah.

Pastinya, ini perlu ada perda dan klasifikasi tertentu siapa saja investor yg dapat dijaring melalui perda tersebut. Asal jangan UKM dan investor yang "problem risk"nya rentan.

Cuman butuh waktu. Maklum, Politik Jakarta lagi panas. Nanti aku akan bahas.

----

Dengan segala keribetan dan keruwetan City Tour Jakarta, kita harus akui bahwa bus ini bisa menjadi solusi utama buat para pengendara motor. Sebelum Pak Ahok bersaing kembali di Pilgub DKI Jakarta tahun depan, sarana transportasi publik harus segera diintensifkan sedemikian rupa, sehingga kinerja Ahok bisa dipercaya oleh publik pada kesempatan politik di DKI-1 tahun depan, di tengah panasnya perhelatan politik di kota tetangga, Jakarta. Maklum, Anak Bekasi.

Diharapkan dengan APBD DKI 2016 yang akan dipakai, bisa memberikan optimalisasi angkutan umum dan menghilangkan segala egoisme yg terjadi untuk membenahi ibukota tercinta.

Gak mudah ternyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun