Mohon tunggu...
Fajar Billy Sandi
Fajar Billy Sandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a hidden king of rock and roll

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lucky Number 13: Tiga Belas Film Terbaik Sepanjang Tahun 2013

25 Desember 2013   18:27 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Before Midnight hampir rilis di Indonesia, namun tidak lulus sensor karena satu adegan pamugkas yang melibatkan Celine dan Jesse yang tengah berselisih. Celine (Julie Delpy) topless sepanjang perselisihan tadi. Ini kelemahan sistem sensor di Indonesia, bagian tubuh masih dilihat sebagai sesuatu yang porno, sedangkan kekerasan dan penggunaan obat terlarang bisa dengan mudah bebas guntingan sensor. Terlepas dari itu, Before Midnight merupakan film paling realitas tentang hubungan laki-laki dan perempuan. Dua film sebelumnya, Before Sunrise dan Before Sunset, masih dalam tahap fairytale. Sedangkan Before Midnight, yang terjadi 9 tahun kemudian setelah Sunset, memperlihatka dimensi ketika tokoh-tokoh fairytale ini masuk ke dunia yang sebenarnya. Subjeknya mungkin tabu bagi masyarakat Indonesia, namun bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bagaimana laki-laki dan perempuan bisa bertahan lewat yang namanya cinta. Apakah happily ever after benar-benar bisa terjadi di kehidupan nyata? Atau harus letting it go jika kompromi tidak bisa berjalan dengan baik? Before Midnight menandakan kolaborasi yang spiritual antara trio paling unik di Hollywood, yaitu Richard Linklater, Julie Delpy, dan Ethan Hawke. Wejangan di meja makan begitu mengena Celine dan Jesse tentang definisi hubungan manusia yang sebenarnya. To passing through! *cheers*

1387970690993635651
1387970690993635651
Foto: Les film du losange

Kebalikan dari Before Midnight, Stranger by the Lake harus tayang sembunyi-sembunyi ketika bermain untuk Q Film Festival. Film ini begitu explicit ketika membicarakan hubungan sesama jenis. Meski ada banyak genital yang muncul di tiap scene, tapi malah membuat film ini begitu tertutup. Karena begitu banyak misteri yang menyelimuti danau tempat para lelaki ini untuk memenuhi nafsu birahinya. Sutradara sekaligus penulis Alain Guiraudie dengan teliti hanya memfokuskan setting di daerah sekitar danau dan memperlihatkan 3 tokoh utamanya saling berinteraksi meski ada banyak "pilihan" lain yang datang bergantian. Ada pembunuhan kejam yang terjadi tapi tidak membuat 3 orang ini takut, terutama Franck (Pierre Deladonchamps). Ini adalah contoh berbahaya dari love at first sight, yang mana dua film terbaik tahun 2013 menurut saya mencoba mendefinisikan ungkapan tadi lewat cara yang berbeda. Before Midnight memberikan peluang pada love at first sight tadi dalam jangka waktu hampir 20 tahun, sedangkan Stranger by the Lake membuat love at first sight menjadi hal yang misterius dan berbahaya. (FBS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun