[caption id="attachment_202239" align="aligncenter" width="568" caption="sumber impawards.com"][/caption] Sebulan lebih tidak meng-update tulisan di Kompasiana sehingga saya harus mengubah judul tulisan ini dari A Week at the Movies... menjadi A Month at the Movies. Bulan puasa kadang selalu membuat saya malas ke bioskop dan lebih memilih untuk menonton film di DVD. Mudah-mudahan minggu depan sudah normal lagi akan ada satu tulisan rutin di setiap minggunya. Senang juga akhirnya di Kompasiana ada komunitas yang membahas tentang film yang bernama KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) yang diprakarsai oleh Mba Marintan. Mudah-mudahan KOMiK bisa eksis seperti komunitas lain yang ada di Kompasiana. Cukup banyak film yang saya tabung untuk tulis sekarang, ada sekitar tujuh film yang saya tonton di bioskop. Ketujuh film itu juga tidak akan saya ulas terlalu banyak, mungkin cuma satu paragraf. Malah mungkin juga foto ilustrasinya lebih besar ketimbang tulisannya sendiri he.. he.. he.. Saya juga ingin mengucapkan Selamat Lebaran untuk yang merayakannya, maaf lahir batin ya kalau-kalau ada tulisan saya yang tidak berkenan. Selebihnya, selamat berakhir pekan, selamat berutinitas kembali, dan selamat menonton! (FBS)
The Cabin in the Woods (2012) A-
[caption id="attachment_202232" align="aligncenter" width="640" caption="Still of Anna Hutchison, Fran Kranz, Chris Hemsworth, Kristen Connolly and Jesse Williams in The Cabin in the Woods (Photo by Diyah Pera - © 2011 - Lionsgate)"]
Starring: Kristen Connolly, Chris Hemsworth, Anna Hutchinson, Fran Kranz
Mungkin film ini adalah puncak orgasme bagi pecinta genre film horor. Dan mungkin satu-satunya cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan tidak membaca satu tulisan pun, mengecek trailer, dan segala hal yang berhubungan dengan The Cabin in the Woods. Lima orang remaja yang terdiri dari seorang atlet, seorang jenius, seorang bodoh, seorang wanita binal, dan seorang perawan berlibur ke sebuah kabin di tengah hutan. Tanpa mereka sadari, liburan yang diperkirakan akan menjadi hal yang menyenangkan malah berubah menjadi sebuah mimpi buruk. Premisnya seperti hororjagal (bahasa Indonesia dari slasher) yang mengingatkan kita akan film horor klasik Evil Dead, Evil Dead 2, atau Cabin Fever, tapi justru di situlah yang menjadi sajian utama film ini. Drew Goddard dan Joss Whedon, jenius dibalik film The Avengers, mengemas sebuah klise horor di The Cabin in the Woods menjadi sebuah permainan yang mampu memutarbalikan otak. Semakin sering Anda menonton film ini, justru semakin Anda menikmati ketidakwajaran yang ada. Semua monster/hantu/maniak/pembunuh berantai favorit Anda ada di sini. Ah, saya malah menjadi seorang spoiler! Beruntung Indonesia mendapat "jatah tayang" The Cabin in the Woods walau telat sekitar lima bulan. Tidak seperti Australia yang malah menikmati film ini sebagai straight-to-DVD. Walaupun sempat mendapat kendala karena tertahan sekitar dua atau tiga tahun sebelum dirilis di tahun 2012, ternyata The Cabin in the Woods malah menjadi salah satu film terbaik tahun ini. Jangan sampai kelewatan! (trailer di sini)
Total Recall (2012) C-
[caption id="attachment_202233" align="aligncenter" width="640" caption="Still of Colin Farrell in Total Recall (© 2012 - Sony Pictures)"]
Starring: Colin Farrell, Jessica Biel, Kate Backinsale, Bryan Cranston
Walaupun dikaitkan sebagai sebuah film remake dari Total Recall di tahun 1990, tapi para pemain serta krunya membantah dan lebih menganggap film ini lebih setia terhadap cerita pendeknya yang berjudul We Can Remember It for Your Wholesome karya Phillip K. Dick di tahun 1966. Sama-sama membahas tentang manipulasi otak dari sebuah mesin bernama Rekall, Douglas Quaid (Colin Farrell) harus mencari kebenaran tentang dirinya sendiri. Yang membedakan mungkin tidak adanya perjalanan ke Mars dan para mutan serta alien. Untungnya lagi pihak LSF tidak mensensor adegan dari film versi tahun 2012 ini pada saat kemunculan pelacur berpayudara tiga yang ikonik itu. Cerita Total Recall 2012 ngawur dan dibuat-buat. Setnya memang futuristik dan banyak adegan aksi yang justru malah membuat mata mengantuk. Banyak bolong juga di akting. Sehingga film ini bisa menjadi salah satu nominasi film terburuk di tahun 2012 dan malah membuat film versi tahun 1990 yang dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger menjadi sebuah masterpiece. Tapi yang saya suka adalah kemunculan sebuah artikel yang berjudul Why Remakes Are One of Our Greatest Achievments as a Civilization (baca di sini) yang menjelaskan bahwa tidak ada yang asli atau orisinal lagi di dunia ini. Hollywood memang butuh penyegaran karena dari ketujuh film yang dibahas pada tulisan ini, hanya satu atau dua film saja yang mempunyai tingkat orisinalitas yang tinggi. Sedangkan Total Recall tahun 2012? Anda sendiri yang menilai. (trailer di sini)
Seven Something (2012) B-
[caption id="attachment_202234" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber sevensomething.com"]
Starring: Nichkhun 2PM, Kao Jirayu, Cris Horwang, Punpun Suthatta, Sunny Suwanmethanont, Opal Panisara
Entah kenapa saya tidak suka atau tidak pernah menikmati film komedi romantis dari Thailand. Karena menurut saya ceritanya terlalu konyol dan tidak manis sama sekali. Saya jauh lebih menikmati film-film horor buatan negeri gajah putih ini. Sama halnya dengan Seven Something. Didaulat sebagai film omnibus yang terdiri dari tiga cerita terpisah dengan satu benang merah, yaitu cinta. Ada cinta dari masing-masing generasi yang berbeda. Tapi justru durasinya yang terlampau lama, yaitu 153 menit, malah membuat masing-masing film pendek di dalamnya bisa berdiri sendiri, tidak menjadi satu dalam sebuah omnibus. Walaupun kalau harus memilih, cerita favorit saya adalah cerita kedua yang berjudul 28. Meskipun saya anggap sebagai sebuah feel-good movie, tapi justru tidak berkahir baik sama sekali di hati saya. (trailer di sini)
The Expendables 2 (2012) B-
[caption id="attachment_202235" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Sylvester Stallone, Jet Li, Jason Statham, Terry Crews and Randy Couture in The Expendables 2 (© 2012 - Lionsgate)"]
Starring: Sylvester Stallone, Jason Statham, Jet Li, Bruce Willis, JCVD, Arnold Schwazenegger, Chuck Norris, steroids
Film ini adalah proyek ambisius dari seorang Sylvester Stallone. Mungkin sehabis franchise Rocky maupun Rambo, The Expendables bisa menjadi film dengan puluhan sequel yang mempertunjukan otot-otot dari para lelaki yang sudah lanjut usia ini. Film pertamanya saja sudah gila dan di film kedua ini tidak tanggung-tanggung, lebih besar, lebih keras tapi sayangnya tidak terlalu lebih baik. Karena tipe-tipe film semacam The Expendables lebih memusatkan pada gambaran aksi ketimbang alur cerita. Jangan heran kalau Anda sudah bisa menebak akhir cerita seperti apa karena memang Anda membeli tiket ini untuk melihat aksi jagoan atau sekedar bernostalgia dengan bintang favorit Anda di era 80-an. Tapi satu hal yang saya suka adalah para aktor gaek ini bisa membuat lelucon tentang mereka sendiri. Salah satu yang paling diingat ketika Arnold berkata yippekayay dan Bruce Willis berulang-ulang berbicara I'll be back. Atau juaranya saat Chuck Norris muncul dan berbicara tentang The Chuck Norris Fact (baca di sini) yang sudah viral di internet itu. Kabarnya seri ketiga sedang dalam proses dan saya berharap akan ada sesuatu yang lebih untuk diceritakan. (trailer di sini)
Carnage (2011) B
[caption id="attachment_202236" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Jodie Foster, John C. Reilly, Kate Winslet and Christoph Waltz in Carnage (© 2011 - Sony Pictures Classics)"]
Starring: Jodie Foster, Kate Winslet, Christoph Waltz, John C. Reilly
Saya sudah menonton film ini sejak September 2011 tapi entah kenapa baru tayang di bioskop Indonesia sekitar bulan Juli 2012. Diangkat dari drama teater karya Yasmin Reza yang berjudul God of Carnage menceritakan tentang dua orang tua yang berselisih paham akibat "perbincangan sederhana" perihal kelakuan anak mereka di sekolah. Pemainnya memang jempolan. Dan sutradaranya pun Roman Polanski. Saya sempat berpikir ketika John Cameron Mitchel mampu mengadaptasi Rabbit Hole dengan brilian, mungkin Polanski bisa membuat yang jauh lebih baik di Carnage. Tapi hasilnya agak nanggung dan sedikit monoton. Yang paling menonjol hanya Christoph Waltz dengan kegilaannya yang khas. Mungkin ekspektasi saya saja yang berlebihan. (trailer di sini)
The Three Stooges (2012) B-
[caption id="attachment_202237" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Sean Hayes, Chris Diamantopoulos and Will Sasso in The Three Stooges (© 2012 Twentieth Century Fox Film Corporation. All rights reserved.)"]
Starring: Chris Diamantopoulos, Sean Hayes, Will Sasso
Karakter Moe, Larry, dan Curly adalah tiga karakter ikonik dari komedi slapstik yang pernah ada sepanjang masa. Tapi film adaptasinya justru kebalikan dari itu. Tidak lucu sama sekali dan slapstiknya terlampau konyol. Padahal The Farrelly Brothers adalah masternya komedi tapi tidak jadi lucu di film ini. Sepertinya cari film lain saja jika Anda ingin tertawa lepas. (trailer di sini)
The Bourne Legacy (2012) B
[caption id="attachment_202238" align="aligncenter" width="638" caption="Still of Rachel Weisz and Jeremy Renner in The Bourne Legacy (© 2012 - Universal Pictures)"]
Starring Jeremy Renner, Rachel Weisz, Edward Norton, Joan Allen
I have no idea what's going on in this movie. Bagi saya trilogi Jason Bourne sudah pas, salah satu trilogi terbaik yang pernah saya tonton, tidak perlu ada tambahan lagi, dan The Bourne Ultimatum menutupnya dengan cerdas. Namun muncul ide untuk melanjutkan kisah dari tokoh karangan Robert Ludlum ini. Matt Damon tidak mau lagi menjadi Jason Bourne kalau tidak dikepalai oleh sutradara Paul Greengrass. But the show must go on sehingga Tony Gilroy, yang menulis naskah tiga film Jason Bourne sebelumnya, menjadi sutradara dan memilih Jeremy Renner sebagai tokoh baru yang justru bukan bernama Bourne, melainkan Aaron Cross. Nama Bourne di judul film hanya sebagai tanda kalau film ini ada hubungannya dengan Jason Bourne. Kalau dilihat dari timeline cerita, pada Legacy mungkin mengambil waktu yang sama pada kejadian di Supremacy dan Ultimatum. Tapi sekali lagi, I really have no idea what's going on! Mungkin Legacy menjelaskan kalau ada banyak "Jason Bourne" lain di dunia ini. Ya, setidaknya Tony Gilroy menampilkan adegan aksi yang cukup menegangkan, terutama adegan klimaks di Manila. Jeremy Renner yang tengah naik daun juga menampilkan karakter "Jason Bourne" yang lain dengan baik. Selebihnya, ya seperti yang saya bilang, Hollywood really needs some refreshments. (trailer di sini)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H