Mohon tunggu...
Fajar Billy Sandi
Fajar Billy Sandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a hidden king of rock and roll

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

#10 A Week at the Movies: "Young Adult," "Hugo," "Somewhere," "Tomboy," & "John Carter"

11 Maret 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:14 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

John Carter (2012) B

[caption id="attachment_167761" align="aligncenter" width="511" caption="Still of Taylor Kitsch in John Carter (© 2011 Disney. JOHN CARTER ERB, Inc.)"]

13314410212021065159
13314410212021065159
[/caption]

Directed by Andrew Stanton

Starring: Taylor Kitsch, Lynn Collins, Mark Strong

Andrew Stanton, yang lebih dikenal sebagai sutradara film animasi seperti Finding Nemo dan Wall-E, juga mencoba peruntungannya menjadi sutradara film live-action lewat John Carter. Sebelumnya, teman Stanton, Brad Bird, telah sukses berpindah jalur dari animasi (The Incredibles, Ratatouille) ke live-action (Mission: Impossible-Ghost Protocol). Kali ini Stanton mengadaptasi kisah seri A Princess of Mars yang berfokus pada karakter utama pria John Carter karya Edgar Rice Burroughs (yang juga menciptakan karakter Tarzan) yang pertama kali diterbitkan sekitar 100 tahun lalu, yaitu 1912. Menggabungkan tema mitos, sihir, dan fiksi ilmiah, John Carter bercerita tentang petualangan Kapten John Carter (Kitsch), seorang mantan panglima perang dari Virginia, yang secara misterius terbawa ke planet Barsoom (sebutan planet Mars). Di planet tersebut, ia terjebak perang yang tengah berlangsung antara klan Helium, Zodanga, serta alien Tharks. Sebagai satu-satunya manusia di planet tersebut, John Carter menunjukkan banyak kehebatan dan mungkin bisa menjadi penyelamat. It's like a maroon version of Avatar from Disney.

Walaupun adaptasi, bisa dibilang John Carter adalah salah satu dari sedikit film di Hollywood yang mengambil tema dan desain asli. Nama besar Disney sebenarnya sudah menjadi jaminan. Terbukti dari tampilan visual John Carter yang memang diisi oleh grafis halus dan penuh imajinatif (favorit saya anjing alien bernama Woola). Tapi sayang, beberapa ide asli itu terkadang susah untuk tidak dibandingkan dengan film sejenis seperti Star Wars maupun Avatar karena bisa dilihat beberapa hal yang serupa bila tidak dibilang mirip 100%. Mungkin John Carter banyak mendapat pengaruh dari film-film sejenis. Budget yang dikeluarkanpun sangat besar, sekitar 250 juta dollar, yang sebenarnya adalah perjudian besar. Ini bukan sequel atau diambil dari seri yang popular. Bahkan bagi saya sendiri, judul John Carter agak kurang menjual dan kurang berbau fiksi ilmiah bagi yang tidak tahu seri ceritanya (awalnya akan diberi judul John Carter of Mars, namun dibatalkan oleh Stanton sendiri). Sayang, tampilan sempurna John Carter tidak mampu menutup stuktur naratif cerita yang kosong. Karakter John Carter kurang kuat begitupun para karakter bawahan dan alur cerita yang dibangun. Penonton bisa dengan mudah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya alias predictable. Beberapa adegan perang tidak terlalu memorable dan saya kira tadinya Michael Giaccino mampu menyuguhkan musik latar yang mengagumkan, ternyata hasilnya biasa saja. Tapi tetap John Carter bukan film yang jelek, namun reputasi seorang Andrew Stanton yang mahir dibidang animasi harusnya bisa membuat John Carter jauh lebih bagus. Honestly, I expect more from him. Tidak perlu membuang uang untuk menonton versi 3D-nya karena ini adalah film yang dikonvert menjadi 3D. Bahkan sang sutradara juga menyarankan untuk menontonnya dalam tampilan 2D-nya lebih baik. Karya perdana Stanton di dunia live-action sepertinya kurang memuaskan. But still, John Carter is a good popcorn movie, a fun-ride-extravagant to Mars. Jangan beranjak dulu setelah film usai karena akan ada sedikit persembahan untuk Steve Jobs, orang yang berjasa besar bagi Pixar dan Disney. (trailer di sini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun