Mohon tunggu...
Fajar Billy Sandi
Fajar Billy Sandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a hidden king of rock and roll

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sihir Romantisme Manis dalam "Midnight in Paris"

21 Januari 2012   16:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:36 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_157643" align="aligncenter" width="535" caption="Poster Film 'Midnight in Paris" (Sumber: filmofilia.com)"][/caption] Midnight in Paris (2011) ★★★★ Directed by: Woody Allen Starring: Owen Wilson, Rachel McAdams, Marion Cotillard, Kathy Bates, Corey Stoll, Carla Bruni, Michael Sheen Ah, lagi-lagi Woody Allen menghasilkan suatu mahakarya di umur yang sudah tidak muda lagi. Mungkin dia bisa disebut tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Orang mengatakan bahwa pikiran laki-laki jauh lebih liar dibandingkan perempuan. Dan itu terbukti di umur yang ke-76 tahun, Woody Allen masih bisa mengeksplorasi imajinasi liarnya tentang sebuah romantisme, komitmen, dan Paris, salah satu kota teromantis di dunia. Kalau tidak salah, Woody Allen sangat suka bertualang tentang sisi lain sebuah kota untuk dijadikan tema ataupun sekedar setting tempat filmya. Seperti halnya kota New York, yang sepertinya sudah habis "ditelanjangi" olehnya. Kali ini Mr. Woodman bermain-main dengan Paris, kota yang sebelumnya sudah dia pakai dua kali yaitu untuk Love and Death (1975) dan Everyone Says I Love You (1996). Tapi menurut saya, semuanya lebih menarik dan eksotik ketika dia berbicara Paris dalam Midnight in Paris ini. Lalu, apa sebenarnya Midnight in Paris ini? This is the hardest part, to write full review of 'Midnight in Paris' because i don't want to spoil anyone about the plot. Berfokus pada Gil (the super hilarious, funny, and charming Owen Wilson), yang merupakan seorang penulis skenario Hollywood dan sedang berusaha menulis novel pertamanya, pergi ke Paris bersama tunangannya, Inez (the ultimate bitch Rachel McAdams) dalam rangka menemani orang tua Inez berbisnis. Bahwa Gil mengatakan Paris adalah "kotanya" sebagai penyumbang imajinasi bagi novel yang akan ia tulis. Gil sangat menyukai romantisme masa lalu, terutama Paris era 20-an dan berjalan kaki ketika hujan turun. Sedangkan Inez adalah tipe wanita kosmopolitan. Datanglah orang-orang penganggu, Paul (Sheen, McAdams' actual BF), yang mengkritik tentang sisi kreatif Gil dan merasa paling pintar tentang seni. Sampai akhirnya Gil mencoba sedikit berpaling dari kehidupan yang artifisal dan berjalan-jalan tengah malam di Paris, sampai tanpa sengaja Gil bertemu dengan para jenius-jenius seni macam Ernest Hemingway (MVP Corey Stoll, my crush in 'Midnight in Paris'), F. Scott (Tom Hiddleson) dan Zelda Fitzgerald (Alison Pill), Gertrude Stein (Kathy Bates), Salvador Dali (the comic actor Adrien Brody, you'll laugh to death while hear him spell his name "DALI!"), dan wanita misterius Adriana (the gorgeous and always charming Marion Cotillard). Ok, I stop it there. There's no chance for me to spoil you all. Kenapa saya berkata begitu? Karena peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat tengah malam di Paris inilah yang menjadi sensasi tersendiri. Banyak kritik sosial tentang pola pikir manusia, romantisme suatu kejayaan masa lalu, dan fantasi liar seorang penulis. Mr. Allen menampilkannya dengan dialog-dialog ringan dan renyah dan penuh tawa. Yes, he's very good at comedy. Ditambah penggunaan kamera yang halus dan romantis, dengan cahaya-cahaya redup menjadikan Midnight in Paris semakin cantik. Dari detik pertama film ini mulai pun, landscape kota Paris, beserta tempat-tempat ikoniknya dimunculkan, membuat orang-orang yang belum pernah menyambangi negara Napoleon ini ikut merasakan sisi romantis Paris. Bagi saya, menonton film ini seperti melihat sejarah yang difiksikan. Penonton akan banyak belajar dan mengenal tokoh-tokoh hebat dibidang seni, berikut dengan gosip-gosip hangat yang terjadi pada masa itu. Pilihan para aktor dan aktrisnya sangat pas, tapi ada 3 pemenangnya. Pertama adalah Owen Wilson sendiri yang bermain lepas sebagai Gil, penulis yang terjebak dengan orang-orang sok tahu dan berusaha membangkitkan gairahnya kembali tentang dunia yang ia cintai, yaitu seni. Kedua adalah Marion Cotillard, sebagai Adriana, wanita misterius yang menjalin hubungan dengan Gil. Dan ketiga adalah Corey Stoll, si pemberani Ernest Hemingway. It's a crime that no one will notice him and give him the award or even nomintion from this bold nuance performance. Jangan lupa penampilan singkat Ibu Negara Perancis, Carla Bruni, yang sepertinya hanya sebagai pemanis. Kredit terbesar tentu saja diberikan kepada Woody Allen yang telah menulis dan menyutradarai film ini. Saya adalah fans berat Woody Allen dan merasa puas dengan film ini. Kecintaannya akan seni dan wanita tampil jujur tanpa adanya cacat sedikitpun. Hal itupun terlihat dari desain poster film yang terinspirasi dari lukisan Vicent van Gogh yang berjudul The Starry Night.

[caption id="attachment_157648" align="aligncenter" width="454" caption=""The Starry Night" (Sumber Google Art)"]

13271638501856414298
13271638501856414298
[/caption]

Setelah memenangkan Golden Globes (liputan saya tentang Golden Globes baca di sini) untuk Best Screenplay, sepertinya Midnight in Paris sendiri akan banyak berbicara di Oscar, yang nominasinya akan diumumkan tanggal 24 Januari 2012 mendatang. Sebab, film ini sendiri sudah masuk nominasi di Screen Actors Guild, Directors Guild, Producers Guild, dan Writers Guil Awards, pantulan para calon nominator Oscar. Dan sangat lah layak, bahwa film yang saya nobatkan sebagai film terbaik #5 di tahun 2011 lalu (baca selengkapnya tentang 11 film terbaik 2011 versi saya di sini), bisa menyabet Oscar, minimal untuk Best Original Screenplay,yang sudah Allen menangkan 2 kali (satu untuk Annie Hall dan satu untuk Hannah and Her Sisters). Film yang pertama kali saya tonton sekitar Agustus 2011, akhirnya rilis juga di Indonesia pada Januari 2012. Cukup lama memang untuk menunggu sekitar 8 bulan setelah rilis pertama kali saat menjadi film pembuka Festival Film Cannes 2011 bulan Mei lalu. Dan tahun ini pun, Woody Allen akan merilis film barunya dengan judul Nero Fiddled, berlokasi di Italia dan terdiri dari 4 cerita pendek. Menarik, bukan? Sepertinya saya sudah cukup untuk berbicara tentang Midnight in Paris. Seperti kata-kata yang saya copy dari Tumblr saya (baca di sini) berikut ini. Just feel the experience, you will be pleased by the 1 hour and 34 minutes adventurous-wild-ride from Woody Allen’s sexy mind. 'Midnight in Paris' is magically gorgeous, tremendously funny, surrealistic good, and beyond romantic. It just as simple as magical while you find your true love, your true passion until you find the right one to share with. I’m falling in love again with The Woodman. Sangat sangat sangat sangat saya rekomendasikan. (FBS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun