Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kompasiana, 11 Tahun Umurmu, 9 Tahun Bersamamu

17 Oktober 2019   02:49 Diperbarui: 17 Oktober 2019   03:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang ultah ke-11 Kompasiana membawa saya pada awal mula Kompasiana dibindani oleh Kang Pepih Nugraha dan para admin senior lainnya. 

Selama dua tahun sejak Kompasiana diluncurkan, saya menjadi salah satu silent reader-nya. Baru pada akhir 2010 saya memutuskan mendaftarkan diri dan membuka akun di Kompasiana. Awalnya, karena sekedar ingin ikut berkomentar pada tulisan menarik yang disajikan kompasianer. Kemudian tertarik menulis juga di kompasiana, meski tidak selalu konsisten menyumbangkan tulisan. 

KOMPASIANA ZAMAN OLD

Sebagai salah satu produk inovasi baru untuk menampung jurnalisme warga, Kompasiana menjadi wadah blog keroyokan yang melampaui media lain terdahulu semacam Multiply.com dan Wordpress serta blog-blog sejenis lainnya, karena bernaung di bawah Kompas.com dan bisa disebut cucunya Kompas yang telah memiliki nama besar.

Kelebihan Kompasiana karena ada wasit/admin yang memoderasi tulisan dan menertibkan tulisan yang melanggar TaTib Kompasiana.

Tampilan Kompasiana awal memang lebih menitikberatkan prinsip "sharing and conecting" sehingga ruang interaksi antar penghuni terasa riuh, ramai, brisik, akrab namun terkadang penuh intrik juga. Kompasianer memiliki banyak komunitas yang berbasiskan minat yang sama sebut saja yang masih saya ingat: Desa Rangkat, Fiksiana, Kampret, dll. 

Komunitas-komunitas ini selalu ada kegiatan bersama yang menghasilkan tulisan dan foto yang diposting di Kompasiana. Terkadang ada perlombaan yang diselanggarakan bagi para anggota komunitas yang memotivasi anggota menghasilkan karya yang dilombakan komunitas untuk dipublikasikan di Kompasiana. Diskusi dan aktivitas para anggota komunitas, selain berlangsung di Kompasiana juga dipindahkan ke grup Facebook. 

Sampai saat ini, para Kompasianer jadul (senior) masih berteman dan berinteraksi secara akrab di Facebook meskipun sudah 'kurang aktif' atau 'belum aktif' menulis lagi di Kompasiana.

Tampilan dan kanal/rubrik pun berbeda dengan yang sekarang (sulit dideskripsikan dalam tulisan). Sempat ada Kanal/ Rubrik Agama, namun karena sering terjadi 'kerusuhan' di komentar, kanal agama pun dihapus.  

Seperti biasa kanal politik dan olahraga (bola) pada masa itu menjadi kanal favorit yang menghasilkan banyak tulisan dan komentar warga.

Interaksi warga Kompasiana jadul pada kolom komentar tulisan lebih ramai bahkan jumlah komentar bisa mengalahkan jumlah paragraf tulisan saking akrabnya relasi antarkompasianer.

Karena perpindahan ke tempat tugas yang baru di mana tidak ada jaringan internet, selama 2 tahun saya tidak pernah mengikuti perkembangan Kompasiana. 

KOMPASIANA ZAMAN NOW

Betapa terkejutnya saya ketika melihat tampilan baru Kompasiana pada saat mulai mengaktifkan kembali akun yang agak lama ditinggalkan. Sempat bingung juga untuk mulai menulis lagi di Kompasiana. 

Sejujurnya ada sedikit perasaan terasing dengan rumah sendiri setelah sekian tahun ditinggalkan karena banyak perubahan tampilan, rubrik, dll, pada Kompasiana. Saya ibarat penghuni baru yang mulai belajar lagi menulis dan membangun interaksi di rumah kita bersama ini.

Saya melihat bahwa tampilan Kompasiana yang baru lebih ringkas, banyak kanal atau rubrik yang sudah dihilangkan atau digabungkan. Wajah-wajah Kompasianer lama sudah jarang tampil menulis kecuali masih ada beberapa orang yang masih aktif dan konsisten menulis setiap hari dan masih berinteraksi secara akrab dan luwes seperti zaman old.

Akan tetapi, secara keseluruhan tampilan Kompasiana yang baru memang terasa lebih memberikan penekanan pada aspek sharing tulisan dan secara sistem meminimalisir aspek conecting antarkompasianer. 

Zaman dulu, Kompasina belum banyak iklan. Sekarang Kompasiana sudah dipenuhi dengan iklan pada hampir semua tulisan. Sehingga pantas jika saat ini pihak pengelolah atau pemilik kontrakan ini juga memberikan banyak reward kepada para kompasianer yang paling aktif menulis dengan konten yang baik. Bisa jadi saat ini, Kompasiana mulai menghasilkan keuntungan dari iklan, sehingga sudah mampu 'menggaji' para penulisnya berupa K-reward yang bisa juga memotivasi semangat menulis para Kompasianer.

Semakin banyaknya iklan yang disematkan di Kompasiana, bisa menjadi salah satu indikator bahwa sebagai media jurnalisme warga, Kompasiana makin hari makin diperhitungkan sebagai penyeimbang media arus utama dalam menyajikan informasi, berita, dan opini terkait isu-isu terkini yang luput dari pengamatan para kuli tinta media arus utama.

Secara keseluruhan, tampilan kompasiana yang baru dan lebih ringkas ini menurut saya semakin ringan, efektif dan efisien sebagai blog keroyokan masa kini yang menjawab kerinduan warga negara menyampaikan aspirasi, inspirasi, rasa, dan karsa kepada publik.

Saya yakin banyak kompasianer yang  juga telah menghasilkan buku karena belajar menulis di Kompasiana.

Akhir kata, selamat mengulang tahun yang kesebelas bagi Kompasiana. Semoga tetap kreatif dan inovatif. Terima kasih telah menjadi rumah bagi saya untuk mampir membaca, sesekali menulis, dan selalu belajar di rumah ini. Rumah ini selalu membuat kangen. Buktinya, selalu pulang kembali ketika lama ditinggal karena kesibukan dan tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun