Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Video Viral: Pancasila Nggak Jelas dan Belum Final?

10 Agustus 2019   01:01 Diperbarui: 10 Agustus 2019   01:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah video viral di twitter yang memperlihatkan seorang pria melalui vlog pribadinya mengatakan bahwa Pacasila tidak jelas.

Amin Siregar melalui akunnya mempersoalkan video tersebut dan meminta pemerintah untuk melakukan tindakan tegas.

Lalu apa saja yang menjadi poin-poin keberatan dari para pengguna twitter terhadap pesan-pesan dalam vlog tersebut?

Pertama, pembuat konten video mempersoalkan Pancasila sebagai konsep yang sudah final dan harga mati. Baginya, Pancasila belumlah final dan masih bisa diperdebatkan. Dengan kata lain, sebagai sebuah ideologi masih bisa diutak-atik. Apa dasarnya menurut beliau?

Kedua, menurutnya Pancasila tidak jelas karena senantiasa digunakan setiap rezim untuk membungkam islam. Untuk mendukung tesisnya itu, ia memaparkan bahwa pada masa orde lama, Pancasila dekat dengan ideologi komunis.

Pada masa orde baru, pancasila dekat dengan neoliberal. Pada masa reformasi atau saat ini, Pancasila digunakan untuk menekan gerakan Kilafah dan HTI.

Oleh karena itu, beliau menganjurkan agar Pancasila didiskusikan lagi: apakah sudah layak memayungi aneka suku, agama, dan budaya di Indonesia.

Video ini memang menuai polemik di kalangan netizen: ada yang mendukung, namun lebih banyak yang mempersoalkan dalil-dalil yang dikemukakan dalam video itu.

Karena tidak sedikit yang menayangkan ulang video tersebut, maka perlu dibuatkan catatan kritis sebagai tanggapan atas dalil-dalilnya.

Pertama, Pancasila adalah IDEOLOGI bersama yang telah final karena kelima silanya merupakan kristalisasi nilai-nilai yang dianut semua agama dan kebudayaan di Indonesia. 

Kedua, Pancasila dalam sejarahnya justru menjadi kekuatan pemersatu bangsa untuk melawan kelompok-kelompok yang ingin menggantinya dengan ideologi yang lain.

Hari kesaktian Pancasila menjadi momen anamnesis bagi setiap anak bangsa bahwa ideologi komunis tidak bisa mengganti Pancasila. JUSTRU komunismelah yang dilawan dengan Pancasila karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Ketiga, ketika masa orde baru Pancasila tetap menjadi ideologi pemersatu bangsa. Melalui aneka indroktinasi, Pancasila ditanamlan kepada semua anak Indonesia sebagai ideologi bangsa yang tidak bisa diganti. Penataran P4 yang saya alami ketika masih di sekolah dasar menjadi bukti bahwa Pancasila adalah payung kemajemukan indonesia.

Keempat, tuduhan bahwa Pancasila memberangus gerakan Islam di masa kini tentu tidak benar sebab gerakan Islam yang dimaksudkan oleh pembuat video adalah kelompok HTI yang tidak mengakui Pancasila sebagai Ideologi bangsa.

Yang terjadi justru pemerintah ingin memastikan bahwa jangan sampai Ideologi Pancasila diganti dengan ideologi lain yang malah tidak mengakomodir kemajemukan/kebhinekaan yang membentuk keindonesiaan kita.

Kelima, yang harus dikeritik bukanlah Ideologi Pancasila, tetapi rezim yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila dalam kebijakkan politik, sosial, ekonomi, dll.

Itulah yang terjadi dalam setiap rezim mulai dari Bung Karno, Soeharto, sampai pada Jokowi. Yang dikoreksi adalah kinerja pemerintahnya: sejauh mana nilai-nilai Pancasila tampak dalam kepemimpinan mereka. 

Bagi saya, sebagai sebuah ideologi, Pancasila sudah final dan tidak bisa diutak-atik lagi. Mengutak-atik ideologi Pancasila, apalagi hendak menggantinya dengan ideologi yang lain berarti memberontak terhadap NKRI.

Jika demikian, pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh diam: tangkap dan binalah orang-orang tersebut agar kembali mencintai Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun