Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Komnas Ham Versus Elit Penguasa: Bawa Saja ke Mahkamah Internasional

13 April 2013   11:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:16 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengamati peta perpolitikkan pasca tragedi Hukum dan HAM di Lapas Cebongan akhir-akhir ini,  ada kesan kuat proteksi dari elit penguasa terhadap para pelaku yang menurut investigasi KOMNAS HAM terkait pelanggaran HAM.

Indikasi proteksi ini tampak dari sejak kasus ini dilokalisir sedemikian rupa melalui team investigasi internal TNI yang lebih cepat mengungkap tersangka pelaku dibandingkan pihak kepolisian. Sehingga resmilah kesebelasan pelaku ditangani pengadilan militer saja karena undang-undang mengatakan demikian.

Indikasi kedua tampak juga dalam penekanan spontanitas tindakan tersangka untuk menghindari delik keterencanaan menurut garis komando yang jelas dalam aksi yang bisa saja dijadikan sebagai indikator pelanggaran HAM berat.

Indikasi ketiga tampak dalam sebutan ksatria bagi kesebelasan tersangka oleh Presiden SBY dan kemudian serentak membuahkan dukungan serupa dari sebagian masyarakat Indonesia. Isu penyerangan Lapas dibelokkan sedemikian rupa ke isu pemberantasan premanisme. Hanya Tuhan yang tahu siapa yang menunggangi siapa dalam hal ini.

Indikasi keempat, tiada hujan-tiada angin, Menhan tiba-tiba menyimpulkan secara sepihak bahwa tidak ada indikasi pelanggaran HAM dalam kasus ini sehingga tidak perlu dibawa ke pengadilan HAM. Sama seperti pernyataan Presiden SBY, pernyataan Menhan juga menuai kritik dari berbagai pihak.

Indikasi kelima, mantan Pangdam yang dicopot karena kasus ini juga mengeluarkan pernyataan yang mengecilkan kinerja KOMNAS HAM dengan mengatakan agar omongan KOMNAS HAM tidak usah didengarkan.

Semua indikator ini mau menunjukkan bahwa sebenarnya elit penguasa agak setengah hati untuk menuntaskan substansi kasus ini. Sikap ptotektif dan defensif peninggalan ORBA masih kental di sini. Hal ini tentu menjadi tantangan terberat bagi KOMNAS HAM untuk bisa membuktikan bahwa terjadi pelangaran HAM berat dalam kasus ini oleh oknum dan instutusi.

Karena itu, jika langkahmu sepertinya menabrak tembok di negeri ini, tidak usah repot-repot, bawa saja kasus ini ke Mahkamah Internasional. Biarkan dunia yang mengadili kasus ini.

Terkait:

Komnas Ham Dihujat, Gejala Apa ini?

Waspadai Juga Preman Plat Merah!

Tumbal Cebongan Momentum bagi Yang Berkepentingan Waspadai Pengalihan Isu Tragedi Hukum Cebongan! Lawan Preman dengan Gaya Melampaui Preman? Saya Cinta Koppasus Antiklimaks Drama Berdarah Lapas Cebongan Menanti Antiklimaks tragedi lapas cebongan, mengapa polri lamban? Petrus Zaman Orba Vs Petrus Zaman Reformasi Tragedi Lapas Sleman Hanya Sebuah Gunung Es Tragedi Lapas Sleman Masalah Nasional? Bantahan Pangdam Versus Opini Publik Terkait Tragedi Lapas Sleman Pesan Tragedi Lapas Sleman Bagi Para Pendukung Hukum Rimba Tragedi Hukum Paling Memalukan Tragedi lapas Sleman dan Rasisme yang Berkembang

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun