3. Penggunaan dengan Kombinasi Huruf dan Angka
- Habis = h4b15
- Sibuk = 51buk
- Emang = 3m4ng
- Tempat=T4
Akan Bermuara ke Mana?
Dari contoh-contoh di atas menjadi jelas bahwa ragam bahasa tidak baku ini sudah mulai digemari oleh anak muda khususnya seusia SD, SLTP, SMU, bahkan yang sudah mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Mereka merasa lebih gaul diterima oleh rekan sebanyanya jika menggunakan ragam bahasa jenis ini.
Apakah ada dampaknya bagi Bahasa Indonesia? Tentu. Bahasa Indonesia yang baik, baku, dan benar difermak sedemikian rupa oleh generasi gaul ini sebagai alat komunikasi di antara mereka satu sama lain. Sangat boleh jadi secara tidak sadar, ragam bahasa jenis ini akan muncul dalam percakapan formal mereka ketika berada di dalam kelas atau ruang kuliah. Bisa terjadi ragam bahasa ini akan muncul juga di dalam bahasa tulisan mereka baik di kertas ujian maupun di dalam tugas-tugas kuliah. Di sini perlu ketegasan guru dan dosen untuk serius mengoreksi bahasa yang digunakan murid dan mahasiswanya agar mereka bisa menempatkan diri dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang resmi dan baku.
Apakah hal ini hanya merupakan fenomena sesaat saja yang kemudian akan hilang perlahan-lahan dengan berlalalunya waktu dangan munculnya gaya bahasa yang baru? Sepertinya tidak. Ragam ini masih akan bertahan lama karena masih ada layanan SMS dan fasilitas chatting yang tersedia di berbagai media sosial. SMS dan chatting memang menjadi salah satu pemicu "kreatifitas" perusakkan Bahasa Indonesia baku dan resmi.