Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Pelukanmu Mengubah Duniaku

2 Juli 2012   17:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:20 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_186013" align="aligncenter" width="583" caption="Dalam Gendongan Tanganmu, Aku Berbagaia karena Bertumbuh dalam Kelimpahan Cinta (dokpri)"][/caption]

Kaum wanita sering berada di balik layar dalam sebuah lakon di pentas kehidupan. Meski di balik layar bukan berarti kehadiran mereka menjadi tidak berarti. Justru dalam diam, dari balik layar mereka memainkan peran sentral bagi kehidupan, menjadi ibu bagi segala yang hidup. Ada wanita ada denyut kehidupan.

[caption id="attachment_186014" align="aligncenter" width="583" caption="Dalam Pelukankmu Aku Merasa Aman"]

13412463021586390556
13412463021586390556
[/caption]

Aku selalu mengingat pesan ibu ketika aku mulai beranjak remaja: "Nak, jangan pernah mengasari apalagi mempermainkan wanita. Mengasari mereka berarti mengasari ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan menggendong, dan membesarkanmu dalam kelembutan."

[caption id="attachment_186016" align="aligncenter" width="583" caption="Dari Balik Ketiaku, Aku Mulai Berani Menatap Dunia di Sekitarku (dokpri)"]

1341246553630665712
1341246553630665712
[/caption]

Pesan sederhana ini terus membekas di sanubariku. Karena itu, aku selalu heran mengapa kaum wanita sering dijadikan "objek penderita" oleh sebagian kaum pria yang dilahirkan dan pernah digendong oleh  tangan-tangan lembut wanita? Mengapa masih ada pria yang mengasari pasangan wanitanya, rekan kerja wanitanya, atau teman wanitanya? Padahal mereka pernah merasakan kedamaian cinta dalam pelukan, rangkulan, dan gendongan tangan-tangan wanita nan lembut? Apakah tidak pernah tersisa sedikit pun di memori mereka kenangan akan dada yang telah memberikan rasa aman pada masa kanak-kanak mereka? Tangan penuh cinta yang melap air mata dari mata mereka atau yang memeras ingus yang keluar dari hidung mereka? Tangan yang telah menyuapi makan ke dalam mulutnya dengan penuh cinta? Tangan yang memeluk mereka dalam kepastian bahwa ada yang rela menukar nyawahnya demi cinta kepada mereka?

[caption id="attachment_186017" align="aligncenter" width="583" caption="Pelukanmu adalah Segalanya Bagiku"]

13412467691838125398
13412467691838125398
[/caption]

Pesan sederhana ibuku selalu menjadi refrein dalam hidupku untuk bagaimana bersikap yang tepat kepada kaum hawa, kaum yang selaludianggap lemah, rapuh, dan rawan diekspoloitasi oleh kultur yang mengagungkan kekuatan, kepriaan, dan keperkasaan.

Padahal jika mau jujur, kelembutan, kehalusan budi, dan cinta yang hanya memberi tanpa menuntut balas dari kaum ibu adalah tanda kekuatan dan kerperkasaan yang mengubah wajah dunia yang penuh dengan kekerasan, balas dendam, dan dominasi.

Tangan mereka diciptakan untuk menakhlukan kebencian dan balas dendam dengan kehalusan budi dan cinta yang memaafkan. Tangan mereka dijadikan untuk mengapus air mata nestapa dunia lantaran perang dan ketidakadilan oleh egoisme kultur yang mengedepankan "adu kekuatan."

[caption id="attachment_186019" align="aligncenter" width="583" caption="Aku Bangga Punya Tangan Mama Yang Menggendong & Menyuapiku Makan (dokpri)"]

1341247092260963236
1341247092260963236
[/caption]

Yah dalam gendongan tangan-tangan wanita, dunia boleh belajar bahwa bukan senjata yang membangun peradaban humanis, tetapi cinta yang sederhana tetapi menyentuh rongga-rongga jiwa terdalam dari setiap insan. Bukan kelimpahan materi dan alat permainan mutkhir yang menumbuhkan nilai-nilai kehidupan pada pada anak, tetapi satu pelukan dan gendongan sederhana seorang ibu.

Terima kasih untuk ibu yang telah membesarkanku dalam gendongan tangan-tangannya yang lembut. Terima kasih untuk semua ibu yang telah memberikan cintanya yang sederhana, murah meriah, namun nyata dan membekas untuk anak-anak mereka melalui kehangatan pelukan dan gendongan mereka.

[caption id="attachment_186020" align="aligncenter" width="583" caption="Duniaku Damai dalam Pelukan Sederhanamu (dokpri)"]

13412472722069453840
13412472722069453840
[/caption]

Wahai para ibu, banggalah menjadi Ibu Rumah Tangga, meski sering dianggap kurang prestisius dibandingkan profesi lainnya. Karena bagi anak-anakmu, pelukan dan gendongan penuh cinta jauh lebih berharga dari apa pun juga yang bisa dibeli dengan uangmu. Pastikan mereka mendapatkan kelimpahan sentuhan kasih sayang di usia mereka yang masih berupa kertas putih. Cinta yang terekam dari pelukan ibunya pada masa kanak-kanak akan tetap membekas dalam kalbu.

NIKMATI JUGA YANG LAINNYA DI WPC XI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun