Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta Sejati Laut pada Karang

26 Juni 2012   16:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_184823" align="aligncenter" width="560" caption="Cinta Laut pada Karang selalu Basah "][/caption]

Aku selalu menyukai laut dengan segala yang menyertainya. Deburan ombaknya yang menyentuh bibir pasir dan menghembas dinding-dinding karang.

Laut bagaikan seorang wanita cantik jelita, seksi, menawan. Dekat serentah jauh. Mudah disentuh, tetapi sulit dipahami. Indah mempesona sekaligus ganas menghempas, mampu meluluhlatahkan segalanya dalam sekejab. Dalam diamnya, ia menyimpan 1001 macam misteri. Yah, laut memperagakan yang Tremendum sekaligus fascinosum, dekat sekaligus jauh. Dialah personifikasi wanita. Tetapi dialah gambaran wanita agresif yang selalu menggoda dengan juluran lidahnya pada bibir pantai dan mulut karang. Ia bukan simbol wanita yang pasif, tetapi wanita yang selalu aktif menebarkan pesonanya ke berbagai sudut pantai.

[caption id="attachment_184824" align="aligncenter" width="360" caption="Laut-wanita Seksi yang selalu Menggoda Karang-Si pria Cool"]

1340725483106761963
1340725483106761963
[/caption]

Di sini lain, karang dalam kekohannya yang diam mempersonifikasikan pria. Yah, pria cool dan tegar yang senantiasa disapa dan digoda laut setiap saat. Karang mewakili pria pendiam, tegar dan kokoh.

[caption id="attachment_184826" align="aligncenter" width="583" caption="Karang dalam Diamnya yang Selalu Terkikis untuk Menyatu dengan Laut Sang Cinta Sejati"]

1340726107808932522
1340726107808932522
[/caption]

Keduanya menjadi sempurna dalam sebuah harmoni alam ketika saling melengkapi. Laut sebagaimana wanita yang aktif dan agresif selalu menggoda si pria karang yang kaku dan dingin. Namun melihat diamnya karang, tidak berarti cinta laut pada karang bertepuk sebelah tangan. Karang sesungguhnya selalu menanggapi godaan laut untuk sekedar bercengkrama, bertukar sapa, bahkan bersedia dilebur dalam laut. Karena dengan menyebut laut, orang akan tahu ada karang di sana. Cinta laut pada karang, karang pada laut, bukan cinta yang saling meniadakan atau cinta yang mendominasi, tetapi cinta yang saling memberi untuk menjadi lengkap karena ada laut pasti ada karang, ada karang pasti ada laut.

[caption id="attachment_184825" align="aligncenter" width="616" caption="Laut dan Karang Selalu Menyatu dalam Tautan Rasa "]

13407257911299695246
13407257911299695246
[/caption]

Aku suka memperhatikan polah cinta laut pada karang jika berkesempatan mengunjungi pantai. Ada bahasa kasih yang terungkap antara laut dan karang. Bahasa kasih yang indah sekaligus sublim namun terasa membekas di hati.

Untuk memahami laut dan karang, pahami bahasa kasih diantara keduanya, saling memberi dalam perbedaan. Melebur tetapi tidak saling meniadakan. Karang tetap karang dan laut tetap laut. Karang tetap mempunyai dunianya dan laut juga mempunyai dunianya. Keduanya tetap saling menghargai arti sebuah privasi meski dijadikan untuk menyatu dalam perkawinan semesta.

[caption id="attachment_184827" align="aligncenter" width="583" caption="Laut dan Karang Menyatu tetapi Tetap Berbeda "]

1340726490647354026
1340726490647354026
[/caption]

Hai wanita belajarlah pada laut yang mendapatkan cinta karang...hehehe

Yang Mau Share Pengalaman Jepret dan Fotonya, Silahkan Bergabung:

KAMPRET WPC X

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun