Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Foto Jepretan Pertama Seperti Tulisan Anak TKK

23 Juni 2012   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:37 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_184104" align="aligncenter" width="583" caption="Tanduk Rusa Dengan Ukiran Dayak (Hasilnya Blur Karena Tangan Goyang)"][/caption]

Dalam memotret, semua orang pasti ingin mendapatkan foto-foto dengan kualitas yang bagus, minimal bentuk objeknya jelas terindentifikasi sebagai objek A, B, C, atau D. Karena itu, berbekalkan kamera di tangan kita pun memburu objek tertentu dengan harapan dapat membidik sasaran dengan tepat dengan hasil memuaskan.

Namun seringkali berbuah kekecewaan setelah kita melihat hasilnya di layar LCD kamera digital kita. Banyak orang lantas memutuskan segera menekan tombol delet agar kartunya tidak penuh dan mencoba untuk membidik lagi.

Ada banyak faktor yang membuat foto-foto yang kita jepret hasilnya tidak memuaskan misalnya: tangan yang tidak bisa diam, nafas yang susah dikendalikan, angin yang tiba-tiba mengacaukan ketenangan objek yang sedang kita bidik, atau cahaya lain yang tidak diharapkan menelusup ke dalam objek. Semuanya ini membuat foto yang kita hasilkan pun jauh dari harapan.

[caption id="attachment_184106" align="aligncenter" width="583" caption="Bunga Sebuah Pohon (asal jepret)"]

1340439938650027546
1340439938650027546
[/caption]

Jangan kecewa dan terburu-buru untuk menghapus foto-foto tersebut dari kartu memori kamera kita. Cobalah untuk transfer ke Laptop dan perhatikan baik-baik foto-foto "gagal" tersebut. Jika kita cukup jeli, kita akan menemukan hal-hal indah dan takterduga di dalamnya, entah komposisi warnanya, entah bentuknya yang blur, entah garis-garis abstarak yang terbentuk. Semuanya tetap mengandung nilai artistik tersendiri jika dicerap dengan baik.

Berikut ini, foto-foto yang kuanggap "gagal" pada saat pertama kali belajar membidik pakai kamera DSLR. Hasilnya kabur/blur semunya karena belum pandai mengatur titik fokus, tangan yang goyang, angin yang tiba-tiba berhembus, cahaya matahari yang terlalu kuat. Saya tidak menghapusnya dan membiarkannya di file sebagai kenang-kenangan bak anak TK yang menyimpan tulisan cakar ayam yang baru dipelajari.

[caption id="attachment_184097" align="aligncenter" width="583" caption="Bunga Di Kaki Tangga (Dok,Pribadi)"]

13404364261398412476
13404364261398412476
[/caption]

***

[caption id="attachment_184099" align="aligncenter" width="576" caption="Sejenis Tawon di Daun Sejenis Lidah Mertua (Maksudnya foto makro, tapi tidak setting makro)"]

13404370151082133428
13404370151082133428
[/caption]

***

[caption id="attachment_184101" align="aligncenter" width="583" caption="Embun Bergelantung Di Bawah Kembang (Hasilnya Jauh dari Harapan)"]

1340437631356487697
1340437631356487697
[/caption]

***

[caption id="attachment_184102" align="aligncenter" width="583" caption="Bunga dalam Pot "]

1340437978869572271
1340437978869572271
[/caption]

Yang Mau Share Pengalaman Jepret dan Fotonya, Silahkan Bergabung:

KAMPRET WPC X

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun