[caption id="attachment_181483" align="aligncenter" width="648" caption="Macro Files (Dok.Pribadi)"][/caption]
Sebulan ini aku bergabung sama Emak-emak narsis dan jejaka-jejaka cakep serta om-om tajir di Group Kampret Kompasiana. Saya tidak tahu sejarah cikal bakal munculnya group Kampret di media ini. Namun, setiap kali ada kesempatan berpapasan dengan salah satu emak ternarsis Kampret (itu loh yang pakai PP Dajjal di Kompasiana hahahaha) selalu saja saya dirayu,"Mas masuk kampret yuk!"
[caption id="attachment_181484" align="aligncenter" width="648" caption="Macro Files (dok.pribadi)"]
Lama kelamaan luluh juga hati ini mendengar rayuannya yang ibarat air yang terus menetesi cadas dan pada akhirnya bolong juga. Yah aku pun masuk group Kampret di Facebook. Ternyata groupnya ramai terus sampai subuh. Jangan ditanya kalau malam hari. Pasti seru di Group itu. Awalnya saya hanya menikmati aneka jenis foto di sana. Kemudian mulai masukan beberapa foto amatiran. Karena malu juga hanya menjadi penikmat jepretan teman-teman yang sangat artistik.
[caption id="attachment_181485" align="aligncenter" width="583" caption="Macro Filles (dok.pribadi)"]
13391262431205239689
[/caption]
Suka-duka menjadi warga Kampret
[caption id="attachment_181486" align="aligncenter" width="628" caption="Macro Filles (dok.pribadi)"]
Dukanya:
1. Sering disemprit Admin galak (lirik mba Dwi Purwanti dan Mak Inge Ngotjol) karena sering salah masuk kamar, alias suka bikin album sendiri.
2. Sering nelan ludah karena melihat jepretan teman-teman yang "nyeni" dan memenuhi semua aspek fotografi.
3. Sering di-bully sama teman-teman dan dijuluki Mr Jempol, lantaran suka obok-obok album lawas dan kelurkan semua foto-foto jadul.
4. Jarang nyetor tulisan apalagi temanya tentang makanan karena tidak pernah kelayapan makan di warung/restoran alias suka makan di rumah dengan menu seadanya hehehe. Kesempatan untuk hunting di luar rumah pun terbatas.
[caption id="attachment_181487" align="aligncenter" width="583" caption="Macro Filles (dok.pribadi)"]
Sukanya:
1. Bertambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang seni fotografi. Sebelum bergabung, saya memang penikmat foto dan sering njepret. Tetapi asal njepret. Saya lebih suka motret sebagai sebuah dokumentasi. Selain itu, saya selalu motret acara-acara yang bersifat seremonial saja untuk dilampirkan dalam tulisan reportase saya di Kompasiana. Setelah bergabung dengan rombongan Kampret, wawasan saya mulai berkembang. Ternyata untuk menjepret itu harus menguasai sungguh kameranya, teknik mengambilnya, settingan kameranya harus disesuaikan. Harus mengerti juga semua elemen dasar dan penting dalam fotografi misalnya: komposisi, bentuk, garis, dll. Di group inilah saya bisa belajar banyak hal.
2. Saya jadi lebih humoris. Karena bergaul dengan emak-emak yang suka menghumorkan segala hal, saya jadi berkembang menjadi pribadi yang lebih relaks dan luwes dalam menghadapi sesuatu. Biasanya komentar saya di tulisan sendiri atau tulisan teman-teman selalu serius. Sesudah bergabung di Kampret, semuanya berubah.
3. Di kampret saya belajar bagaimana menjadi pribadi yang terbuka dengan siapa pun tanpa dibatasi oleh sekat-sekat manusiawi entah agama, suka, ras, dan budaya. Dari berbagai latar belakang, kami berkumpul di sana. Berbagi pengetahuan bersama, bercengkrama bersama, dan sejenak melupakan persoalan-persoalan pokok di dunia nyata.
4. Karena itu, tidak Ngampret sehari aja, rasaya udah setahun. Ngampret selalu membuat "kangen."
[caption id="attachment_181491" align="aligncenter" width="583" caption="Macro Filles (dok.pribadi)"]
Akhir kata
Aku mencintaimu Kampret dan semua anggotanya. Saya ingin selalu belajar bersama kalian, bertumbuh bersama kalian dalam memadukan seni foto grafi dan jurnalisme warga. Saya ingin menikmati kecantikan alam ciptaan dan mengagumi Sang Fotografer Sejati bersama jepretan kalian. Saya ingin kita semua tetap solid, sehati-sejiwa, dan damai selalu.
[caption id="attachment_181496" align="aligncenter" width="525" caption="Macro Filles (dok.pribadi)"]
Majulah terus Kampretos! Bagilah kekayaan alam Indonesia  dan dunia ini melalui jepretan kita semua. Semoga melalui kegiatan kecil-kecilan yang kita lakukan bersama setiap hari dan setiap Minggu, banyak orang akan menemukan manfaatnya untuk kehidupan.
[caption id="attachment_181506" align="aligncenter" width="583" caption="Macro Filles (dok.pribadi)"]
Mari bergabung bersama kami, semua sahabat pencinta fotografi. Bersama kami, anda tidak perlu sungkan dan malu. Apa pun kamera anda, entah hanya berupa ponsel, kamera saku, maupun DSLR. Di Kampret, anda bisa belajar satu hal: kamera super canggih bukanlah jaminan anda bisa menghasilkan foto-foto terbaik! Sesederhana apapun kamera yang anda punya, bersama Kampret, anda akan mampu menghasilkan foto-foto yang tidak kalah dengan kamera canggih milik para fotografer ternama. Mari belajar bersama memadukan seni fotografi dan jurnalisme warga untuk meningkatkan kualitas diri anda dalam mengembangkan jurnalisme warga di Kompasiana tercinta ini.
Salam Jepret
[caption id="attachment_181564" align="aligncenter" width="399" caption="Tiada Rotan Akar pun Jadi: Lensa Makro Tambahan untuk Kamera Saku (dok.pribadi)"]
Catatan: Semua foto di atas diambil dengan Kamera Saku, Sony dan tambahan lensa dalam foto terakhir.
Mau Bergabung????
Silahkan Klik:Â Kampretos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H