Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tanggapan Atas Tulisan Mas Iskandar Zukarnaen: Mengapa Tulisan Seand Munir Lebih Diminati daripada Tulisan Wartawan Detik.Com?

24 Mei 2012   17:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:51 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya salut dengan Mas Isjet yang telah mengulas tulisan terpopuler yang pernah diraih salah seorang saudara kita di media tercinta ini. Catatan dan tanggapan beliau atas komentar sahabat kompasioner sejauh pengamatan saya sangat positif, tidak defensif dan tetap dalam koridor rasional dalam arti terukur secara nalar sehat. Ini merupakan dinamika yang positif antara pengelolah dan pengguna media ini. Meskipun tulisan beliau bukan secara resmi mewakili Admin  Kompasiana, tetapi lebih merupakan catatan pribadi atas fenomena yang terjadi di media ini sampai saat ini yakni: meledaknya jumlah klik terbanyak sejauh ini pada tulisan saudara Seand Munir sejak Kompasiana diluncurkan. Bahkan dikatakan telah mengalahkan jumlah klik yang diperoleh media-media lain termasuk media-media Mainstream.

Saya, salah satu orang yang mengikuti sejak awal gonjang-ganjing yang ditimbulkan oleh karena tulisan saudara Seand Munir yang memang muncul pada konteks yang tepat. Konteks di mana saya sendiri pun secara pribadi bertanya-tanya: "mengapa pesawat Suhkhoi yang super canggih tersebut bisa jatuh?" "Apa penyebabnya?" Pertanyaan ini wajar karena sebagai animal rasionale, setiap orang dianugerahi rasa ingin tahu (kuriositas). Dan yang namanya "rasa ingin tahu ini" bukan milik kanak-kanak saja yang selalu tidak puas oleh jawaban atas pertanyaan yang diajukan mereka kepada orang tua atau orang-orang dewasa di sekitar mereka. Rasa ingin tahu inilah yang menandakan bahwa saya tidak hidup pada taraf vegetatif atau instingtif, tetapi hidup pada taraf binatang yang mempunyai rasionalitas. Otomatis pertanyaan yang terdorong rasa ingin tahu yang mendalam ini menginginkan segera jawaban yang tuntas dan memuaskan.

Jawabannya mulai dari reka-rekaan atau fantasi saya sendiri yang juga muncul pada saat itu misalnya: mungkin pesawat ini dibajak dan ditabrakan ke Gunung Salak. Tetapi, oleh siapa dan apa motifnya juga masih tidak bisa dijawab. Kemudian saya menemukan juga tulisan-tulisan di Kompasiana yang mengedepankan "kemungkinan-kemungkinan dari perspektif teori konspirasi." Tetapi sebuah rasa ingin tahu tidak akan mudah terpuaskan ketika masih menemukan kata "mungkin" dalam semua teori konspirasi. Karena masih terbuka kemungkinan-kemungkinan yang lain. Ruang rasa ingin tahu ini masih terbuka untuk pencarian lebih lanjut.

Karena saya selalu mengikuti berita apa pun melalui Kompas.Com, maka saya selalu update info terkini dari Kompas.Com tentang apa sebenarnya penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Namun belum ada jawaban yang memuaskan yang terbaca di sana. Sebab proses evakuasi masih terus berlanjut.

Rasa ingin tahu ini kemudian sedikit mendapatkan secercah jawaban ketika menemukan artikel saudara Seand Munir yang sepertinya "tidak lagi menggunakan kata mungkin" alias praduga tak bersalah terhadap penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi. Pesan yang saya tangkap setelah membaca tulisan saudara Seand Munir pada saat itu (sebelum ditambahkan oleh Admin bahwa sumber berita utamanya dari Detik.Com) adalah "sebuah kepastian" bahwa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi adalah aktifnya HP para penumpang yang telah menjadi korban. Saya yakin, pembaca yang tidak kritis pasti akan langsung menyebarkan berita tersebut ke mana-mana karena "rasa ingin tahu" mereka sebagai animal rasionale terpuaskan oleh pesan tersirat yang penuh dengan nada kepastian bahwa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi adalah aktifnya HP para  korban kecelakaan itu sendiri.

Hal ini tentu manusiawi sekali karena merupakan sebuah berita gembira bagi yang dikuasai perasaan ingin tahu yang mendalam bahwa "penyebabnya telah diketemukan." Namun, secercah jawaban yang saya temukan dari artikel tersebut kemudian menciut ketika muncul pertanyaan selanjutnya dalam benak saya: "darimana saudara Seand Munir tahu dan yakin (yang juga terbaca dari tanggapannya atas komentar-komentar awal yang masuk di bawahnya) bahwa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi adalah signal  dari HP yang masih aktif dari para penumpangnya yang pada saat itu telah menjadi korban?"

Atas dasar kesangsian ini kemudian saya menggunakan fasilitas laporkan kepada Admin dengan inti pesan permintaan agar artikel saudara Seand Munir di-banned, karena apa yang disampaikannya tidak ada sumber yang jelas dan mengindikasikan hoaks. Rupanya setelah Admin berkomunikasi dengan saudara Seand Munir tentang kebenaran berita tersebut bersumber dari mana, Admin pun mencantumkan sumber beritanya di tulisan tersebut, meskipun pada saat itu sudah ada klarifikasi dari pihak Angkasa yang membantah berita tersebut yang juga diberikan linknya oleh Admin pada kolom komentar.

Di sini menjadi sedikit jelas bagi saya bahwa saudara Seand Munir, sama seperti yang menyebarkan tulisannya ke mana-mana via BBM, Facebook, dan Twitter hanyalah orang yang menyebarkan berita dari sumber pertama Detic.Com. Akan tetapi, berita yang disampaikan oleh Detik.Com hanyalah berisikan aktifnya HP dari kedua wartawan angkasa. Pihak Detik.Com tidak secara tersurat maupun tersirat di dalam tulisannya membentuk sebuah opini publik dan menggiring pembaca untuk meyakini bahwa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi adalah aktifnya hp para penumpangnya.

Hal ini berbeda sekali ketika kita membaca tulisan asli Saudara Seand Munir (sebelum diedit Admin) yang cenderung secara gamblang menyatakan dengan pasti bahwa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi adalah aktifnya HP dari para penumpangnya. Karena nadanya yang pasti inilah maka pantas jika banyak yang lebih tertarik dengan tulisan saudara Sead Munir daripada sumber berita utamanya yakni Detik.Com.

Oleh karena itu, pantaslah jika artikel saudara kompasioner Seand Munir lebih diminati daripada Detik.Com yang menjadi sumber utamanya karena bangunan argumen yang disusun saudara Seand Munir dalam artikelnya menggiring opini publik untuk meyakini bahwa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi adalah aktifnya HP dari para penumpangnya.

Faktanya? Kita semua belum tahu apa penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi yang sesungguhnya. Namun publik sudah digiring oleh tulisan saudara Seand Munir untuk meyakini bahwa penyebabnya adalah aktifnya HP para penumpangnya.

Investigasi tentu masih berjalan dan pembuktiannya akan terjadi di kemudian hari. Dan jawaban apakah yang sesungguhnya akan diperoleh publik di kemudian hari? Semuanya masih penuh tanda tanya. Yang tersisa sekarang adalah bahwa publik sudah mulai yakin bahwa apa yang ditulis saudara Seand Munir ternyata tidak benar karena sudah ada klarifikasi dan bantahan. Sementara itu, jawaban pasti atas rasa ingin tahu publik terhadap penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi masih belum ada.

Karena itu, dengan membiarkan artikel saudara Seand Munir tetap terbaca, maka sepertinya masih memberi peluang MASIH TERBUKANYA KEMUNGKINAN bahwa kecelakaan pesawat disebabkan oleh gangguan dari signal hp yang masih aktif dari para penumpangnya (sebagai sebuah postulat). Apakah penyelidikan lebih lanjut yang sedang dilakukan para ahli sampai pada kesimpulan yang menguatkan postulat ini ataukah tidak? Tunggu saja jawabannya di kemudian hari.

Dan sikap Admin terhadap tulisan tersebut mulai perlahan-lahan saya pahami melalui catatan yang dibut oleh Mas Isjet.

Salam Kompasiana



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun