Api: Panas-Membara (Dok.Pribadi)
Api menjadi salah satu unsur penting alam, sehingga ia selalu dirindukan dan dicari karena menjadi sumber panas. Namun, api dirindukan sekaligus Dibenci. Ketika dingin, api dirindukan dan dicari untuk menghangatkan tubuh. Ketika ingin memasak, manusia perlu api (bagi yang pakai listrik-gak perlu kali ya). Karena itu, manusia-manusia purba yang mulai hidup menetap berusaha menemukan api entah dengan cara mencoba-coba menggosokan dua kayu kering, dua batu, atau secara kebetulan menemukan api di hutan karena gesekan dua kayu  kering.
[caption id="attachment_176695" align="aligncenter" width="648" caption="Api Unggun Yang Menghangatkan: Bersukari Menikmati Api Baru Pengharapan (Dok.Pribadi)"]
Namun sesungguhnya api tidak perlu ditakuti. Api harus ditakhlukan, karena sebagai unsur alam dan juga unsur diri. Api yang panas, bisa ditakhlukan bagi jiwa yang tenang, teguh, dan yakin. Api yang bersifat panas dan hangat menyimbolkan sifat panas dalam diri setiap makhluk hidup. Coba saja kalian atau saudara pernah memegang atau menyentuh orang yang hidup dan orang yang sudah meninggal. Orang hidup yang kalian sentuh ini pasti akan terasa hangat , sedangkan orang yang sudah meninggal akan dingin. Api itu hangat, itu menandakan dimana ada suatu kehidupan akan menghangatkan suasana. Api lambang kehidupan yang mesti terus berlanjut.
[caption id="attachment_176718" align="aligncenter" width="518" caption="Berjalan di Atas Api: Menakhlukan Ketakutan Bawah Sadar (Dok.Pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H