[caption id="attachment_187419" align="aligncenter" width="560" caption="Sampan Hias Berisi Rombongan Merapat dan Langsung Disiram Air dalam Suasana Ceria (Dok.Pribadi)"][/caption]
Kalau di zaman modern, untuk menyambut tamu kehormatan biasanya dengan mobil khusus supermewah. Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru bagi masyarakat adat Dayak Tamambaloh. Leluhur mereka telah menemukan cara terbaik bagaimana membuat tamu kehormatan merasa kerasan, nyaman, dan merasa diterima dengan serangkaian acara protokoler yang tidak kalah menarik dan sebenarnya mempunyai warna dasar yang sama dengan protokoler penyambutan tamu kehormatan di era modern.
[caption id="attachment_176387" align="aligncenter" width="583" caption="Tahap Akhir Pengecekan Sampan Hias sebelum Ditumpangi Tamu Kehormatan (Dok.Pribadi)"]
Karena pada zaman dahulu satu-satunya jalur transportasi adalah Sungai, maka masyarakat Dayak Tamambaloh menggunakan beberapa sampan yang digandeng dan dihiasi secara khusus dengan janur kuning dan bendera-bendera adat sebagai kendaraan VVIP untuk menyambut tamu kehormatan. Sampan ini biasanya didandani secara bersama-sama sehari sebelum hari penyambutan tamu.
[caption id="attachment_176391" align="aligncenter" width="583" caption="Tamu Kehormatan Didampingi Sepasang Penari dan Kru Musik di Buritan Siap Meluncur (Dok.Pribadi)"]
Sampan hias ini hanya boleh ditumpangi oleh tamu dan rombongan yang didampingi oleh sepasang penari dan para penabuh alat musik. Sepanjang perjalanan menyusuri Sungai Embaloh menuju kampung yang dituju, para tamu kehormatan akan disuguhi dengan tarian Mandaria khas Tamambaloh. Para penabuh alat musik dan penari akan terus menabuh dan menari sejak keberangkatan sampai tempat tujuan.
[caption id="attachment_176400" align="aligncenter" width="583" caption="Sampan Hias Mendekat ke Lokasi Pendaratan (Dok.Pribadi)"]
Biasanya, di tepi pantai sungai di kampung yang dituju sudah banyak orang kampung yang menanti untuk menyambut sampan hias yang berisikan para tamu kehormatan. Uniknya, hampir semua yang menunggu memegang ember, piring, atau apa pun juga yang bisa digunakan menggayung air sungai. Sebab sampan, bendera adat, dan semua tamu akan diguyur dengan air sampai basah. Di sini, suasana kehangatan, keakraban dan kedekatan sebagai sebuah kelurga langsung terasa di hati para tamu kehormatan. Dengan membiarkan diri dibasahi berarti mereka diterima sebagai keluarga besar masyarakat adat Dayak Tamambaloh.
Setelah itu, seluruh rombongan tamu akan dijemput dengan penerimaan tahap  kedua. Di sana, telah berbaris rombongan penari yang akan mengantar tamu ke tempat penginapan atau tempat yang dituju.  Tetapi sebelumnya para tamu diberi kesempatan berganti pakaian terlebih dahulu (mengenakan pakaian adat Dayak Tamambaloh). Acara tahap kedua ini disebut menyialo. Artinya, para tamu disambut dan diterima secara resmi sebagai orang Tamambaloh. Para tamu akan disuguhi aneka penganan tradisional khas Tamambaloh dan Minuman Khas Tamambaloh (Saguer-air sadapan pokok enau) yang disimpan dalam tanduk kerbau atau sapi dan harus dihabiskan. Baru setelah itu, akan diantar menuju tempat dilangsungkannya acara yang menjadi intensi kedatangan tamu kehormatan tersebut.
[caption id="attachment_176406" align="aligncenter" width="583" caption="Sunguhan Penerimaan Telah Menanti Bagi Tamu Undangan (Dok Pribadi)"]
Semoga budaya ini tetap diteruskan oleh generasi muda karena makna di baliknya luar biasa!
Weekly Photo Challenge: Garis
[caption id="attachment_187418" align="aligncenter" width="560" caption="Sungai Embaloh di Pagi Hari Menjelang Penyambutan Tamu (Dok.Pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H