Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warga Dayak Melakukan Sumpah Adat Bersama Menolak Ekspansi Sawit

11 Maret 2012   16:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:12 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang hari ini, Minggu (11/03/2012), Masyarakat Adat Dayak Tamambaloh dan Iban yang menghuni wilayah perbatasan Embaloh Hulu-Malaysia merasa dibohongi oleh pihak investor perkebunan kelapa sawit. Menurut surat yang dikirimkan kepada Camat Embaloh Hulu, pihak PT Rimba Utara dan PT Kencana Alam Permai berencana akan mengadakan sosialisasi izin perkebunan kelapa sawit di wilayah masyarakat adat Tamambaloh dan Iban.

Berdasarkan surat pemberitahuan ini, sekitar 200 orang tokoh masyarakat adat Dayak Tamambaloh dan Iban, baik yang berdiam di kecamatan Embaloh Hulu, di Putussibau, maupun di Pontianak berkumpul di GSG Paroki Santo Martinus menanti kedatangan pihak perusahaan.

Sambil menunggu kedatangan pihak perusahaan kelapa sawit, di bawah pimpinan Temenggung Tamambaloh, Pius Onyang, diadakanlah upacara pengambilan sumpah adat bagi seluruh masyarakat adat Tamambaloh dan Iban. Adapan yang menjadi tujuan dari sumpah adat ini guna mengikat seluruh hati warga masyarakat adat kedua sub-suku Dayak ini untuk sungguh-sungguh bertanggung jawab atas keputusan mereka hari ini agar tetap konsisten menolak kehadiran perkebunan kelapa sawit di wilayah masyarakat adat Dayak Tamambaloh dan Iban. Barangsiapa melanggar sumpah adat ini akan merasakan tulah di kemudian hari karena mengkhianati pesan leluhur untuk menjaga tanah agar tetap subur, air tetap jernih, udara tetap bersih, dan hutan yang tetap lestari bagi kelangsungan hidup anak-cucu di kemudian hari.

Setelah upacara adat dilangsungkan, semua masyarakat adat memasuki aula dan menanti kedatangan pihak investor. Namun ternyata pihak perusahaan yang pada malam sebelumnya sudah hadir di salah satu rumah warga Tamambaloh ternyata menyampaikan pesan singkat kepada camat Embaloh Hulu yang isinya membatalkan sosialisasi pada hari ini dan menunda ke bulan April atau Juni.

Menanggapi pembatalan ini, diputuskan bersama bahwa apa pun yang terjadi seluruh masyarakat adat baik Tamambaloh maupun Iban akan tetap mempertahankan hak ulayatnya dan menolak kehadiran perkebunan kelapa sawit di wilayah mereka. Karena itu, tidak ada kesempatan kedua bagi pihak investor untuk mengadakan sosialisasi pekebunan kelapa sawit di wilayah mereka. Masyarakat adat akan tetap konsisten dengan pilihan mereka untuk menolak baik perkebunan skala besar maupun pertambangan yang merusak lingkungan di wilayah adat mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun