Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita Perbatasan: Apa Jadinya Ketika Masyarakat Desa Tidak Dijadikan Objek Pembangunan

16 September 2011   04:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:55 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Sumber Air :

[caption id="attachment_130353" align="aligncenter" width="448" caption="Sumber Air Bersih"][/caption] 2. Memikul Semen: [caption id="attachment_130355" align="aligncenter" width="448" caption="Semen seberat 50 kg dipanggul dengan keranjang khas Iban"][/caption] 4. Mengangkut Pasir:

[caption id="attachment_130356" align="aligncenter" width="448" caption="Pria Menyekop Pasir, Para Wanita Mengangkut dengan Ember Ke Lokasi Bendungan"][/caption] 4. Mencampur Pasir, semen dan air Menggunakan Teknik Sederhana di Lokasi Sulit (pengganti mesin molen): [caption id="attachment_130357" align="aligncenter" width="448" caption="Tiada Molen, Potongan Terpal pun Dijadikan Penggantinya"][/caption] 5. Memasak untuk Makan Bersama dengan Bahan Makanan yang Dikumpulkan Per Kepala Keluarga [caption id="attachment_130359" align="aligncenter" width="448" caption="Urusan Perut Tidak Kenal Gender: Lelaki pun Memasak"][/caption] 6. Wanita Ambil Peranan dalam Pembangunan [caption id="attachment_130360" align="aligncenter" width="448" caption="Wanita Pun Terlibat dengan Kemampuan Mereka"][/caption] 7. Semuanya dalam Semangat Gotong-Royong Penuh Rasa Kekeluargaan: [caption id="attachment_130361" align="aligncenter" width="448" caption="Pembangunan Fisik Hanyalah Media Pembinaan Semangat Pancasila"][/caption] 8. Istirahat Sejenak Menghilangkan Dahaga Meminum dari Sumber Air yang Jernih [caption id="attachment_130362" align="aligncenter" width="448" caption="Adegan ini Jangan Ditiru Jika Perut Belum Terbiasa"][/caption] 9. Kepala Suku sekaligus Kepala Dusun (Tuai Rumah) Memberikan Pengarahan di sela Waktu Istirahat: [caption id="attachment_130363" align="aligncenter" width="448" caption="Suara Kepala Suku (Kadus) Pasti Ditaati"][/caption] 10. Beristirahatlah Jika Lelah [caption id="attachment_130365" align="aligncenter" width="448" caption="Rehat Sejenak setelah Memikul Pasir dari Bukit ke Lembah"][/caption]

Potret di atas mau mengatakan: masyarakat sederhana jangan pernah dijadikan sebagai objek dalam pembangunan. Mereka harus dijadikan subjek pembangunan itu sendiri, sebab merekalah yang paling tahu apa yang paling mereka perlukan, bagaimana mewujudkannya sesuai dengan kapasitas dan sumber daya yang mereka miliki.

Hanya dengan cara ini, bangsa ini dididik untuk mandiri menentukan masa depannya sendiri tanpa intervensi dominan dari pihak mana pun, yang malah kemudian melumpuhkan kreativitas dan daya juang yang mereka miliki. Pembangunan fisik hanyalah alat untuk membangun jiwa, semangat, spirit. Makanya, jiwanyalah yang harus dibangun melalui pembangunan badan seperti salah satu frase lagu Indonesia Raya: "Bangunlah Jiwanya....Bangunlah badannya.."

Salam Membangun Diri Sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun