1. Sumber Air :
[caption id="attachment_130353" align="aligncenter" width="448" caption="Sumber Air Bersih"][/caption] 2. Memikul Semen: [caption id="attachment_130355" align="aligncenter" width="448" caption="Semen seberat 50 kg dipanggul dengan keranjang khas Iban"][/caption] 4. Mengangkut Pasir:
[caption id="attachment_130356" align="aligncenter" width="448" caption="Pria Menyekop Pasir, Para Wanita Mengangkut dengan Ember Ke Lokasi Bendungan"][/caption] 4. Mencampur Pasir, semen dan air Menggunakan Teknik Sederhana di Lokasi Sulit (pengganti mesin molen): [caption id="attachment_130357" align="aligncenter" width="448" caption="Tiada Molen, Potongan Terpal pun Dijadikan Penggantinya"][/caption] 5. Memasak untuk Makan Bersama dengan Bahan Makanan yang Dikumpulkan Per Kepala Keluarga [caption id="attachment_130359" align="aligncenter" width="448" caption="Urusan Perut Tidak Kenal Gender: Lelaki pun Memasak"][/caption] 6. Wanita Ambil Peranan dalam Pembangunan [caption id="attachment_130360" align="aligncenter" width="448" caption="Wanita Pun Terlibat dengan Kemampuan Mereka"][/caption] 7. Semuanya dalam Semangat Gotong-Royong Penuh Rasa Kekeluargaan: [caption id="attachment_130361" align="aligncenter" width="448" caption="Pembangunan Fisik Hanyalah Media Pembinaan Semangat Pancasila"][/caption] 8. Istirahat Sejenak Menghilangkan Dahaga Meminum dari Sumber Air yang Jernih [caption id="attachment_130362" align="aligncenter" width="448" caption="Adegan ini Jangan Ditiru Jika Perut Belum Terbiasa"][/caption] 9. Kepala Suku sekaligus Kepala Dusun (Tuai Rumah) Memberikan Pengarahan di sela Waktu Istirahat: [caption id="attachment_130363" align="aligncenter" width="448" caption="Suara Kepala Suku (Kadus) Pasti Ditaati"][/caption] 10. Beristirahatlah Jika Lelah [caption id="attachment_130365" align="aligncenter" width="448" caption="Rehat Sejenak setelah Memikul Pasir dari Bukit ke Lembah"][/caption]
Potret di atas mau mengatakan: masyarakat sederhana jangan pernah dijadikan sebagai objek dalam pembangunan. Mereka harus dijadikan subjek pembangunan itu sendiri, sebab merekalah yang paling tahu apa yang paling mereka perlukan, bagaimana mewujudkannya sesuai dengan kapasitas dan sumber daya yang mereka miliki.
Hanya dengan cara ini, bangsa ini dididik untuk mandiri menentukan masa depannya sendiri tanpa intervensi dominan dari pihak mana pun, yang malah kemudian melumpuhkan kreativitas dan daya juang yang mereka miliki. Pembangunan fisik hanyalah alat untuk membangun jiwa, semangat, spirit. Makanya, jiwanyalah yang harus dibangun melalui pembangunan badan seperti salah satu frase lagu Indonesia Raya: "Bangunlah Jiwanya....Bangunlah badannya.."
Salam Membangun Diri Sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H