[caption id="attachment_120032" align="aligncenter" width="460" caption="wongsoax.blogspot.com"][/caption]
Alow kak apa kabar? Pasti baik2 aja kan....
Kak maaf nich, jadi mo curhat, aku dah pusing, gak tau mo cerita ke siapa..
Ingat gak, ketika 3 bulan yang lalu, kakak mengucapkan selamat kepadaku melalui telpon, bahwa aku akhirnya menemukan kekasih.. Ah kakak pun senang mendengarnya, apalagi aku, karena untuk bisa berpacaran dengannya bukan awal yang mudah, ini berkat doa Novena.. Ingatkan, bahwa kakak selalu mengingatkan aku berdoa novena dan melibatkan Tuhan dalam menemukan jodoh?
Sebulan setelah jadian, aku merasakan bahagia yang mendalam, karena menemukannya sebagai pria yang baik. Dan aku merasa dia adalah pria jawaban atas doaku. Tetapi seiring berjalannya waktu, hubungan kami bukannya mengalami peningkatan, tetapi mengalami kemunduran. Maksudnya sebelum dia pacaran denganku, dia baru putus sekitar 6 bulan dari pacarnya, dan mereka pacaran sudah 6 tahun.
Aku mengerti sekali betapa hancurnya dia dan untuk bangkit memerlukan waktu dan itu tak mudah. Dia mencoba untuk memulai kembali suatu hubungan yg baru yaitu denganku.
Permasalahannya masa lalu dia, selalu menghantuinya di setiap kehidupannya sekarang dan itu sangat menganggu hubunganku dengannya, menjadi duri dalam daging hubungan kami.
Apalagi, pacaran mereka selama kurang lebih enam tahun, sudah mengarah kepada hubungan seksual (menurut pengakuannya siang tadi).Mungkin itu menjadi salah satu faktor dia sulit utk melupakannya, dan merasa bersalah dengan mantannya.
Tiga minggu yang lalu, kita pernah mempersalahkan mengenai status di FB dia yg intinya: dia merasakan 5 tahun telah menyia-nyiakan hidupnya dengan melakukan hal yang tidak berarti. Aku tersinggung. Sebab, di situ aku merasa tidak dihargai sebagai pacarnya dan aku merasa tersinggung, tapi aku bisas memaafkan dan gak ingat-ingat masalah ini lagi.
Dan akhirnya puncaknya tadi jam 11 siang, dia ngaku kalo dia sudah bukan perjaka lagi, dan dia masih dihantui masa lalunya. Suasana hatinya sedang galau.
Terus terang aku shock. Dia ingin menata hatinya, tapi dia tidak sampai hati untuk minta putus ama aku, sepertinya ingin aku yang bilang kata putus ke dia.
Kemudian jam 1 tadi, aku tanya ke dia: inginnya terus mengenang masa lalu atau menatap masa depan bersamaku? Dia hanya bilang : entahlah, aku sudah tidak punya tujuan. Oh my god, hancur hatiku, di satu sisi aku mulai sayang ama dia, tp di satu sisi aku juga gak mau sedih terus..
Bagaimana aku harus bersikap? Tetap menjalin hubungan dengannya atau lebih baik diakhiri sudah hubungan ini, toh aku tidak dianggapnya berarti sama sekali dibandingkan mantannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H