Adakah ziarah ini hanya mengejar lambang?
Sebelum kembali kepada senyap
Ke rubrik mana engkau menambatkan bahtera kembaramu
Purnama mendapatiku terkulai
Dengan cangkang babak belur oleh hitam
Ke sudut bumi mana engkau berpulang ketika senja turun?
Kubangun satu rumah di dadaku
Tempat mampirmu jika lewat
Tapi engkau selalu melesat seperti kereta kuda
Terlalu laju untuk jiwa yang ringkih
Kubungkam amarahku selalu dalam paham:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!