Disiplin siswa merupakan salah satu aspek penting dalam proses pendidikan di sekolah, tidak hanya mempengaruhi prestasi akademik tetapi juga mempengaruhi pembentukan kepribadian dan perilaku siswa. Disiplin sekolah mencakup kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang  ditetapkan, seperti ketepatan waktu, kepatuhan terhadap aturan berpakaian, dan partisipasi aktif dalam kegiatan akademik. Dengan  kedisiplinan yang baik diharapkan siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih baik, efektif, dan efisien.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa seringkali masih jauh dari harapan, banyak siswa yang mempunyai perilaku  tidak disiplin seperti terlambat  ke sekolah, membolos, bahkan melakukan perilaku negatif yang melanggar hukum seperti berkelahi, berkelahi. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan menghadapi tantangan serius  dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan pada siswa.
Faktor yang mempengaruhi subjek ini sangat beragam, mulai dari pengaruh teman sebaya, lingkungan keluarga, hingga lingkungan dan kondisi sosial masyarakat. Pentingnya disiplin siswa tidak bisa dianggap remeh. Disiplin memberikan landasan bagi kesuksesan  masa depan siswa. Siswa yang disiplin cenderung mengatur waktunya dengan lebih baik dan fokus pada setiap tujuan akademiknya. Selain itu, departemen juga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dimana mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik dan saling mendukung. Lingkungan belajar yang teratur akan mendorong  pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta mencapai hasil belajar yang optimal.
Metode yang saya terapkan adalah metode kualitatif deskriptif untuk memahami peran guru BKdalam konteks kedisiplinan siswa. Data dikumpulkan melalui observasi dan pencarian via jurnal dan artikel serupa.
Dukungan individu diberikan oleh guru BK apabila batas peringatan  kesalahan  siswa telah melampaui batas maksimal yaitu 3  peringatan. Apabila setelah 3 teguran siswa masih melanggar, maka guru BK akan mengatur konseling personal yaitu konseling langsung dengan siswa di ruang bimbingan dan konseling. Konseling pribadi dilakukan melalui diskusi antara konselor dan klien mengenai situasi yang  dihadapi. Konseling  kelompok dilakukan untuk mengatasi permasalahan serupa, dukungan ini memang diperlukan agar siswa tidak mengulangi lagi kesalahan dan perbuatan yang dilakukan.
Konseling dilakukan dengan kelompok yang dipimpin oleh guru Bimbingan dan Konseling, biasanya beranggotakan 3 sampai 7 orang. Selama konseling, nasihat diberikan  tentang kesalahan siswa. Dan konsekuensi yang harus dia hadapi. Konseling kelompok adalah dukungan bagi individu dalam situasi kelompok yang bersifat preventif dan terapeutik yang dimaksudkan untuk memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan mereka. Dalam masa pemantauan ini, guru bimbingan dan konseling sering melakukan kunjungan rumah kepada siswa yang mengalami kesulitan apabila orang tua tetap mangkir pada saat pemanggilan wali siswa.
Dalam hal ini orang tua membimbing, belajar, memahami dan bersama-sama mencari solusi yang  sesuai sesuai kesepakatan, kemudian memberikan sanksi kepada siswa, seperti nilai, agar belajar efektif mencegah perilaku tersebut. Sementara itu, siswa mengatakan bahwa instruktur dan konsultan hanya memantau dan mengawasi ketika ada waktu luang di kelas dan biasanya dilakukan setiap 3 hari sekali untuk memantau kelas.
Guru BK mempunyai peran yang sangat vital dalam meningkatkan sikap disiplin siswa di sekolah. Melalui berbagai metode konseling yang diterapkan, instruktur dan konselor berusaha mengatasi perilaku buruk siswa dan memberikan mereka bimbingan yang diperlukan agar mereka dapat memperbaiki perilakunya. Salah satu metode utama yang digunakan adalah konseling individu.
Pemantauan ini dilakukan ketika seorang siswa mendapat tiga kali teguran atas pelanggaran yang sama. Apabila setelah tiga kali teguran siswa tetap melakukan pelanggaran, maka guru bimbingan atau konselor akan mengadakan sesi konseling tatap muka atau tatap muka langsung  di ruang bimbingan atau konseling.
Pada pembelajaran kali ini, guru BK akan melakukan wawancara kepada setiap siswa untuk mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan yang mereka hadapi. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memahami penyebab  perilaku negatif siswa dan membantu mereka menemukan solusi yang tepat. Konseling individual memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara secara terbuka mengenai permasalahan yang dihadapinya tanpa merasa tertekan.
Dengan pendekatan personal ini, konselor berusaha menjalin hubungan  baik dengan siswa agar mereka merasa nyaman  berbagi pengalaman dan kesulitan yang mungkin tidak ingin mereka ungkapkan di depan teman-temannya. Selain konseling individu, instruktur dan konselor juga memberikan konseling kelompok sebagai metode tambahan untuk menyelesaikan masalah  serupa di antara banyak siswa. Konseling kelompok biasanya melibatkan 3 sampai 7  siswa dengan masalah yang sama. Pada sesi ini, siswa menerima nasihat tentang kesalahan yang  mereka lakukan dan akibat dari tindakan tersebut. Hal ini memiliki tujuan agar siswa sadar akan dampak dari perilakunya dan belajar melalui pengalaman masing-masing. Salah satu manfaat  konseling kelompok adalah memberikan dukungan sosial kepada siswa.