SHD juga menyarankan bahwa peserta tersebut tidak mudah memberikan pemberkatan, sebaiknya sebelum melakukan pemberkatan (bantuan untuk menaikkan dimensi) kepada jiwa-jiwa tertentu harus ditanyakan pada Guru Sejati terlebih dahulu, karena jika power tidak kuat akan berdampak kurang baik.
Jangan pernah mimpi merasakan kebahagiaan sejati, jangan pernah berkhayal mendapatkan surga yang nyata, kalau Anda tidak menyiapkan sebabnya.
Kalau Anda mau meraih surga yang nyata, meraih kebahagiaan dan kedamaian, faktor utamanya yaitu jiwa Anda sendiri yang dimurnikan.
Belajar spiritual itu bukan belajar menjadi orang yang percaya, tetapi belajar menjadi orang yang "nyekseni", orang yang menyaksikan.
Yang membuat kita berbeda itu bukan agama dalam artian essesial, tapi pikiran-pikiran orang yang menganggap bahwa agama itu sebagai sebuah kotak. Anda mau sebut itu Atman, Nur Muhammad, Â Roh Kudus, Diri Sejati, bedanya apa? Sehingga tidak ada peperangan atas nama agama. Kita bisa guyub rukun.
Agama di KTPnya beda-beda, tetapi ketika kita hening bersama, rasanya sama apa ndak? Sama. Surganya nyata. Tuhan itu tidak diskriminatif.
Yang membuat Tuhan diskriminatif itu pikiran manusia sendiri.
Namun sejauh yang bisa saya dapatkan jawaban dari mereka, para peserta mengaku puas karena mendapatkan pengalaman dan pemahaman baru, juga perasaan "plong", damai, lega dan bahagia. Hal itu sangatlah wajar, sesuai kalibarsi yang kami lakukan, LOC pra workshop semua peserta adalah 200 (terendah)-975 (tertinggi), setelah workshop meningkat menjadi 700-1000.
Berikut adalah video dokumentasi Workshop Mahadaya Suwung Wonogiri :