Dewa Ruci adalah Diri Sejati, Guru Sejati, Ingsun, Nur Muhammad, Hati Nurani, Roh Kudus, jiwa yang paling essensi/inti di dalam setiap diri manusia. Meskipun tidak disadari, Guru Sejati selalu menuntun manusia menuju kepada kesejatian, kebenaran, kebaikan, pencerahan, dan pertumbuhan jiwa, namun sering diabaikan dan ditentang oleh manusia.Â
Salah satu contoh nyata adalah kehadiran dan pertemuan semua peserta pada kegiatan workshop tersebut. Guru Sejatilah yang menuntun, menumbuhkan niat dan menggerakkan pikiran serta tubuh fisik peserta untuk menghadiri kegiatan workshop tersebut.
Kebahagiaan sejati berbeda dengan kebahagiaan yang tidak sejati. Kebahagiaan sejati terus memancar dari dalam diri, terlepas apapun kejadian yang sedang dialami, sedangkan kebahagiaan yang tidak sejati masih terpengaruh oleh kenyataan sedang dialami, kejadian-kejadian di luar diri manusia.
Pertanyaan menarik disampaikan oleh 2 peserta yang intinya adalah bagaimana membedakan tuntunan Guru Sejati dengan tuntunan entitas bawah atau pikiran, karena mereka sering merasa sudah mengikuti tuntunan Guru Sejati/Hati Nurani, namun hasilnya malah tidak baik.Â
SHD menjelaskan bahwa untuk menentukan suatu rasa teh yang ternikmat, perlu dilakukan latihan secara terus menerus untuk merasakan berbagai jenis rasa teh. Demikian juga dengan mengikuti tuntunan Guru Sejati, harus selalu melatih diri untuk mengikuti tuntunan dari hati yang paling dalam.Â
Dari pengalaman pribadi dan penjelasan yang pernah saya dapatkan, hal itu bisa juga dilakukan dengan meminta tolong orang yang lebih mampu untuk mengonfirmasinya.Â
Kejernihan tubuh emosi dapat dicapai dengan selalu menjaga hati agar bisa menerima, mensyukuri, memaafkan diri sendiri-siapapun, dan mengikhlaskan semua hal yang terjadi. Kejernihan tubuh pengetahuan dapat dicapai dengan menjaga pikiran dari ilusi. Cara menghindari ilusi adalah selalu bersikap netral terhadap semua pengetahuan atau pemahaman.Â
Tidak mudah percaya, dan tidak mudah menolak sebelum Guru Sejati mengonfirmasinya sebagai sebuah kebenaran agar pikiran tidak terlalu banyak ilusi. Ilusi adalah suatu hal yang diyakini, namun sebenarnya tidak sesuai realita.Â
Jika ke 4 lapisan tubuh terlanjur kotor, manusia dianugerahi kemampuan untuk mengurangi atau membersihkannya, yaitu dengan meditasi air suci, api suci, cahaya suci, dan mahadaya.