Mohon tunggu...
Fajar Prihattanto
Fajar Prihattanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis ide dan pengalaman

Guru seni rupa, pembuat karya seni (gambar, lukis, film, musik), youtuber, dan penyelam keheningan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kembalinya Kesablengan 212 di Era Millenial (Review Film Wiro Sableng)

22 September 2018   13:11 Diperbarui: 31 Oktober 2018   20:14 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua suasana yang terbangun sangat indah setiap detailnya. Keremangan hutan, kemegahan istana kerajaan, kesejukan alam, kengerian kampung yang kedatangan perampok, ataupun keceriaan suasana warung saling berkelindan memanjakan mata saya.

Ada beberapa tokoh yang mungkin disengaja misterius, selain terbatasnya durasi, mungkin untuk menyisakan tanda tanya penonton sehingga menemukan jawabannya pada sekuel berikutnya.  Sebut saja Bidadari Angin Timur yang kemunculannya sangat misterius.

Kekurangan film ini menurut saya hanya dua hal. Yang pertama menyangkut plot yang terlalu cepat dan menurut saya hanya ada sedikit ruang di mana penonton dapat bernafas menikmati suatu moment.

Yang kedua adalah special effect ketika menggambarkan istana bagian luar, tidak semaksimal ketika memvisualisasikan lokasi-lokasi hutan, tebing, dan lain-lain. Kedua kekurangan tersebut tentu saja dapat dengan mudah terabaikan mengingat kelebihan-kelebihan film ini jauh lebih banyak.

Cukup sulit untuk mengambil point of interest di antara sekian banyak unsur -- unsur film ini. Aksi laga yang tidak hanya mengandalkan keindahan gerak, namun juga tersalur energi dan emosi. Musik merupakan salah satu elemen yang tidak boleh didengar sebelah telinga (awalnya mau saya tulis tidak boleh dipandang sebelah mata).

Meskipun beraroma modern, namun masih nge-blend dengan nuansa masa lalu yang ingin dibangun. Grading, musik, dan special effect yang proporsional mampu mengemas semuanya dengan sangat rapi. Dan saya yakin, film ini mampu mewakili imajinasi para pembacanya, meskipun tidak sampai 100%.

Kesablengan Wiro ketika menghadapi musuh ataupun masalah yang serius seakan memberi alternatif sikap kita dalam menghadapi masalah. Di media sosial maupun dunia nyata semakin banyak orang yang terlalu serius. Lihat saja di beranda Facebook, Twitter, ataupun dunia nyata.

Saat ini seolah semakin membudaya saling menghujat, memfitnah, menyebarkan kebencian, berdebat membahas masalah agama, politik ataupun lainnya. Tidak ada salahnya kita menurunkan sedikit tensi keseriusan tersebut. Agar semakin banyak tercipta suasana yang lebih cair, santai, bersahabat, penuh canda, dan damai.

Film ini seakan mengajak penonton milleneal untuk menikmati film hero ala bule, terselip sedikit nuansa mandarin, namun semuanya tidak dapat lepas dari drama, laga, budaya, humor, pakaian, dan apapun yang bernuansa Nusantara. Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun