Mohon tunggu...
Fajar Patmawan
Fajar Patmawan Mohon Tunggu... Musisi - Minimalism

soundcloud: sranganfajar IG: fajar_patmawan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Akhir Lov / Februari

28 Februari 2018   23:39 Diperbarui: 1 Maret 2018   00:10 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Nama: Fajar Patmawan 

NIM:14112109 

Tugas Mata Kuliah Tekhnologi Audio Visual 

Prodi Etnomusikologi ISI Surakarta 

Judul : Journey (Perjalanan)

malam adalah sebuah waktu yang cukup bersahabat bagiku

berteman dengan hening malam mengantarkan pada bening jiwa dan ragaku

adalah candu bagiku, selain sendu dan binar matamu serta lengkung senyummu

perpustakaan adalah sebuah tempat yang akan selalu ku rindukan, dan ingin selalu ku temukan

bersahabat dengan suasana tenang mengantarkan pada terangnya pikiran dan perasaan

adalah damai bagiku, melihatmu membaca khusyuk. itu lebih sejuk dari pelukan dan kecupan

masjid ada di sekitar kita. dan dekat dengan kehidupan kita

namun seringkali ia terlampau jauh  untuk kita kunjungi

bukan karena jaraknya yang jauh, namun hati kita yang sering jauh 

dan membuatnya terasa begitu jauh, apakah kita tidak merindukan teduh

sungguh terlalu indah ketika kita mendekat dengan yang maha dekat

sebaliknya, terlalu rendah ketika kita menjauh dengan yang maha jauh

akhirnya semua hanyalah tentang perjalanan 

mulai dari jalan yang lurus, berkelok, bergelombang, dan bercabang

semoga kita akan sampai pada sebuah tujuan, dimana kebenaran menjadi kebaikan

dimana kebaikan menjadi keindahan, dan dimana keindahan menjadi kebenaran

ia ada di mana-mana, maka kita tak perlu mencari kemana-mana

ia ada, dan bukan mengada-ada, karenanya kita harus ada untuknya

ia akan mengasihimu dan menyayangimu tanpa karena, sebab dan akibat

maka dari itu tidak seharusnya kita terjerat oleh segala hal yang fana dan mengikat

maka dari itu seharusnya kita membebaskan diri kita dan menyadari kenyataan hakikat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun