Mohon tunggu...
Fajar TriHaryadi
Fajar TriHaryadi Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier at Accor Hotels group - Pullman Jakarta Central Park & passionate on long-life learning

Love to read books and dig deeper on things that can create an awesome impact to all the people around me. wanna change the world from the very small things.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika New Media (Instagram, Tiktok, Youtube) Merajalela di Masyarakat dan Perlahan Meninggalkan Old Media Seperti TV & Radio

2 Mei 2024   17:05 Diperbarui: 2 Mei 2024   17:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangatlah tidak terasa bergesernya source of communications dari Media lama menuju media baru bergerak sangat massive. Hal ini dapat dilihat dari maraknya penggunaan smartphone atau telepon pintar yang saat ini hampir setiap orang memilikinya.

Saya sangat merasakan proses bergesernya media lama ke media baru apalagi pada saat itu saya berada di kampung saya, yaitu Kota Banjar Patroman. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa smartphone ini membanjiri hingga ke pedesaan,

Media lama dapat dikenali dengan masih digunakannya media cetak (koran, majalah, tabloid) dan media elektronik (radio dan televisi). Arus perkembangan teknologi yang media baru juga ditandai dengan media lama yang mengalami transformasi. Saat ini social media juga termasuk kategori media baru seperti facebook, instagram, tiktok, youtube dan lain lain. Dikatakan media baru karena informasi terdistribusikan melalui media sosial tersebut.

Media adalah alat saluran komunikasi, secara harfiah, media dapat diartikan sebagai perantara, yaitu Perantara antara sumber pesan dan penerima pesan.

Fenomena dari pergeseran komunikasi media lama ke media baru di Kota Banjar Patroman, Jawa Barat sangatlah berbeda dengan yang saya rasakan di Jakarta sebagai tempat saya mencari nafkah. Disini saya dapat merasakan perbedaan yang sangat signifikan dengan apa yang digunakan media komunikasinya dari dua kota tersebut. 

Banjar Patroman, masih belum banyak terjamah dengan adanya internet, yang mana masyarakatnya masih cenderung mengkonsumsi media lama, yaitu seperti TV, Radio & koran. Sedangkan di Kota metropolitan, Jakarta penduduknya lebih cenderung menggunakan media baru dalam segala hal seperti social media Instagram, tiktok, linkedin, youtube, dll. Namun masih ada segelintir masyarakat Jakarta yang masih menggunakan media lama seperti koran, karena koran pada dasarnya lebih enak dibaca dan cukup sulit bergesernya membaca dari media lama ke media baru.

Saya sangat ingat sekali pada waktu itu saya masih SMP dan masih menggunakan media lama, saya memulai karier saya sebagai penyiar radio di salah satu stasiun radio (SBC Banjar FM) dan saya sangat mencintai pekerjaan ini, bagaimana kita men-deliver message dan informasi untuk para pendengar. Itu sangat luar biasa dan impactful. 

Saya pun selaku penyiar radio mencari bahan informasi dan dig deeper apa yang ingin saya sampaikan melalui old media & new media. Old media saya membaca melalui koran dan majalah, sedangkan new media saya mencari informasi ke warnet (warung internet) pada saat itu. Maka dari itu proses penyebaran informasi melalui old media (Radio) ini sangatlah berpengaruh pada saat itu.

Namun seiring berjalannya waktu, masuklah social media yang sangat merajai di seluruh daerah, pada saat itu facebook sangatlah gencar sebagai salah satu new media. Hampir semua market berpindah ke facebook, mulai dari berkomunikasi, berita, kegiatan marketing, dll. Lalu ditambah maraknya Instagram, youtube, tiktok yang betul2 merajai dan menjadi pusat informasi dan sedikit demi sedikit masyarakatpun meninggalkan old media seperti TV, radio, koran.

Kemudian tibalah pandemi covid 19 pada saat itu yang kemudian berangsur mengikuti metode pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah. Pembelajaran jarak jauh bermedia harus diupayakan masyarakat yang masih memiliki anak yang sedang bersekolah atau berkuliah. 

Hal ini sangatlah berdampak positif orangtua juga haruslah berperan aktif dalam utilize media baru. Orangtua atau warga Kota Banjar Patroman kian melek teknologi yang terdapat dimedia baru. Sehingga masyarakat mengikuti perkembangan kemajuan zaman atau disruption yang terjadi dan peralihan ke media baru.

Manfaat dari terjadinya pergeseran old media menuju media baru adalah;

1.  Memperluas kemampuan masyarakat Kota Banjar Patroman dalam berkomunikasi dengan penggunaan alat teknologi.

2. Masyarakat Kota Banjar Patroman sebagian besar telah menggunakan media baru berupa media sosial (whatsApp).

3.Pergeseran komunikasi old media ke new media dirasakan banyak bermanfaat untuk menambah pengetahuan yang tanpa batas ruang dan waktu.

Masyarakat Kota Banjar Patroman sebagian besar menggunakan new media berupa social media. Pengunaan media baru yang digunakan saat ini adalah sosial media. WhatsApp mulai diminati selain social media. Hal ini karena desakan penggunaan platform tersebut untuk media pembelajaran di sekolah dan kampus. 

Sedangkan old media yang masih digunakan adalah komunikasi langsung tatap muka by words of mouth atau dari mulut kemulut. Pada awalnya komunikasi langsung digunakan dan dilanjutkan dengan komunikasi bermedia. Pergeseran komunikasi old media menuju new media  dirasakan banyak bermanfaat untuk menambah pengetahuan informasi, ide, dan opini. Komunikasi terjadi menjadi personal dan mungkin berlangsung tanpa perantara.

Jadi kesimpulannya, Warga masyarakat Kota Banjar Patroman menggunakan media baru berupa media sosial dan impact positif dari pergeseran komunikasi media lama ke media baru untuk menambah pengetahuan yang LIMITLESS atau tanpa batas ruang dan waktu.

Menyediakan peluang untuk warga masyarakat Kota Banjar Patroman berkomunikasi lebih sering dan dapat memberi literasi media. Warga dapat menangkap impact yang negatif new media. Karena literasi media dapat membuat khalayak mengevaluasi dan berpikir kritis terhadap pesan media.

Maka dari itu, sekarang new media sudah tersebar luar dimana-mana termasuk di masyarakat Kota Banjar Patroman dan hampir ke pelosok-pelosok lainnya. Media baru tersebut digunakan sangatlah luar biasa oleh seluruh warga dunia dan menjadi suatu hal yang sangat tidak bisa dilewatkan.

Namun pesan yang menurut saya sangatlah harus diikuti, yaitu kita wajib pandai dalam hal "filterisasi" dalam memilih-milih apa yang ingin kita baca dan menentukan level of urgency nya. Cek apakah itu bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari atau hanya buang-buang waktu. Karena sejatinya otak kita itu dapat overload kapan saja. Sehingga apabila terlalu banyak yang difikirkan akan ada tendency kita susah me-recall apa yang sudah kita rekam di otak kita. Jadi, bijaklah dalam memilih berita dan informasi yang akan kita konsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun