Sangatlah tidak terasa bergesernya source of communications dari Media lama menuju media baru bergerak sangat massive. Hal ini dapat dilihat dari maraknya penggunaan smartphone atau telepon pintar yang saat ini hampir setiap orang memilikinya.
Saya sangat merasakan proses bergesernya media lama ke media baru apalagi pada saat itu saya berada di kampung saya, yaitu Kota Banjar Patroman. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa smartphone ini membanjiri hingga ke pedesaan,
Media lama dapat dikenali dengan masih digunakannya media cetak (koran, majalah, tabloid) dan media elektronik (radio dan televisi). Arus perkembangan teknologi yang media baru juga ditandai dengan media lama yang mengalami transformasi. Saat ini social media juga termasuk kategori media baru seperti facebook, instagram, tiktok, youtube dan lain lain. Dikatakan media baru karena informasi terdistribusikan melalui media sosial tersebut.
Media adalah alat saluran komunikasi, secara harfiah, media dapat diartikan sebagai perantara, yaitu Perantara antara sumber pesan dan penerima pesan.
Fenomena dari pergeseran komunikasi media lama ke media baru di Kota Banjar Patroman, Jawa Barat sangatlah berbeda dengan yang saya rasakan di Jakarta sebagai tempat saya mencari nafkah. Disini saya dapat merasakan perbedaan yang sangat signifikan dengan apa yang digunakan media komunikasinya dari dua kota tersebut.Â
Banjar Patroman, masih belum banyak terjamah dengan adanya internet, yang mana masyarakatnya masih cenderung mengkonsumsi media lama, yaitu seperti TV, Radio & koran. Sedangkan di Kota metropolitan, Jakarta penduduknya lebih cenderung menggunakan media baru dalam segala hal seperti social media Instagram, tiktok, linkedin, youtube, dll. Namun masih ada segelintir masyarakat Jakarta yang masih menggunakan media lama seperti koran, karena koran pada dasarnya lebih enak dibaca dan cukup sulit bergesernya membaca dari media lama ke media baru.
Saya sangat ingat sekali pada waktu itu saya masih SMP dan masih menggunakan media lama, saya memulai karier saya sebagai penyiar radio di salah satu stasiun radio (SBC Banjar FM) dan saya sangat mencintai pekerjaan ini, bagaimana kita men-deliver message dan informasi untuk para pendengar. Itu sangat luar biasa dan impactful.Â
Saya pun selaku penyiar radio mencari bahan informasi dan dig deeper apa yang ingin saya sampaikan melalui old media & new media. Old media saya membaca melalui koran dan majalah, sedangkan new media saya mencari informasi ke warnet (warung internet) pada saat itu. Maka dari itu proses penyebaran informasi melalui old media (Radio) ini sangatlah berpengaruh pada saat itu.
Namun seiring berjalannya waktu, masuklah social media yang sangat merajai di seluruh daerah, pada saat itu facebook sangatlah gencar sebagai salah satu new media. Hampir semua market berpindah ke facebook, mulai dari berkomunikasi, berita, kegiatan marketing, dll. Lalu ditambah maraknya Instagram, youtube, tiktok yang betul2 merajai dan menjadi pusat informasi dan sedikit demi sedikit masyarakatpun meninggalkan old media seperti TV, radio, koran.
Kemudian tibalah pandemi covid 19 pada saat itu yang kemudian berangsur mengikuti metode pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah. Pembelajaran jarak jauh bermedia harus diupayakan masyarakat yang masih memiliki anak yang sedang bersekolah atau berkuliah.Â
Hal ini sangatlah berdampak positif orangtua juga haruslah berperan aktif dalam utilize media baru. Orangtua atau warga Kota Banjar Patroman kian melek teknologi yang terdapat dimedia baru. Sehingga masyarakat mengikuti perkembangan kemajuan zaman atau disruption yang terjadi dan peralihan ke media baru.