Mohon tunggu...
Fajar YunanFanani
Fajar YunanFanani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hobi jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah dan Pengaruh Dynamic Neuromuscular Stabilization terhadap Keseimbangan dan Endurance

23 November 2024   22:26 Diperbarui: 23 November 2024   22:45 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

DNS (Dynamic Neuromuscular Stabilization) adalah pendekatan fisioterapi yang berkembang pada awal tahun 2000-an. Pendekatan ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Pavel Kolar, seorang fisioterapis dan ilmuwan asal Republik Ceko. 

Dr. Kolar menciptakan DNS berdasarkan penelitiannya tentang fungsi dan stabilitas tubuh manusia, serta interaksi antara sistem otot dan tulang dalam menjaga postur yang optimal. Ia berfokus pada bagaimana tubuh manusia dapat kembali ke pola gerakan alami dan efisien melalui latihan yang berfokus pada stabilitas dan kontrol neuromuskuler.

Pada dasarnya, DNS adalah sebuah pendekatan yang mendasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan motorik anak. Dr. Kolar menyarankan bahwa banyak masalah muskuloskeletal pada orang dewasa dapat disebabkan oleh gangguan dalam pola gerakan yang telah terprogram dalam tubuh selama masa bayi dan anak-anak. 

Dalam hal ini, tubuh kita belajar untuk bergerak dengan cara tertentu sejak awal kehidupan, tetapi gangguan atau perubahan yang terjadi selama pertumbuhan dapat menyebabkan pola gerakan yang salah dan berujung pada rasa sakit atau cedera.

DNS menekankan pentingnya otot-otot stabilizer, atau otot yang berfungsi untuk menjaga posisi tubuh yang benar selama gerakan dinamis. Dengan menggunakan pendekatan ini, fisioterapis dapat membantu pasien mengembalikan pola gerakan yang efisien dan mengurangi ketegangan atau cedera pada sistem muskuloskeletal.

Latihan DNS mengacu pada kemampuan untuk melibatkan pola gerak yang ideal atau mendekati ideal dari nervous system yang berdasarkan pada kode genetik.

Tujuan untuk mencapai koordinasi otot yang optimal dengan menempatkan anak pada beberapa posisi perkembangan dengan menyediakan dukungan pada sendi dan segmen dalam posisi terpusat. Dengan demikian dapat meningkatkan fungsi stabilitas dan respirasi dengan mengajarkan bagaimana cara mengintegrasikan pola pernapasan dan stabilitas yang optimal dalam meningkatkan keseimbangan pada aktivitas sehari-hari.

Efek latihan DNS untuk mengaktifkan Integrated Spinal Stabilizing System (ISSS) dan mengembalikan regulasi Intra Abdominal Pressure (IAP) yang ideal untuk mengoptimalkan efisiensi gerakan dan untuk mencegah overloading sendi. Selain itu teraktivasinya otot core yang berfungsi sebagai otot stabilisator akan membuat global muscle menjadi rileks, dengan demikian didapatkan pula stabilitas dan posisi yang baik dalam keadaan netral). 

Target utama dari metode DNS ini adalah otak yang mana harus diberikan stimulasi yang tepat dan dikondisikan agar dapat secara otomatis mengaktifkan pola gerak optimal yang dibutuhkan untuk koaktivasi stabilisator

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh slauterbeck dkk (2019) dengan judul "Implementation of the FIFA 11 + Injury Prevention Program by High School Athletic Teams Did Not Reduce Lower Extremity Injuries A Cluster Randomized Controlled Trial" didapatkan kesimpulan bahwa tidak terjadi penurunan angka cedera ekstremitas bawah yang signifikan jika dibandingkan dengan pemain yang melakukan program latihan pemanasan biasa (Slauterbeck et al., 2019). 

Sedangkan laporan penelitian dari Abdallah dkk (2019) dengan Judul "A Comparative Study Of Core Musculature Endurance And Strength Between Soccer Players With And Without Lower Extremity Sprain And Strain Injury" didapatkan kesimpulan rendahnya daya tahan otot core meningkatkan resiko terjadinya cedera, dimana pada pemain sepak bola yang mengalami cedera ektremitas bawah didapatkan nilai daya tahan otot core lebih rendah dibandingkan dengan pemain yang tidak cedera (Abdallah et al., 2019).

Pada Penelitian lain yang dilakukan oleh cengizhan dkk (2019) dengan judul "The relationship between postural stability , core muscle endurance and agility in professional basketball players" didapatkan kesimpulan Atlet dengan stabilitas postur tubuh yang baik memiliki ketahanan dan kelincahan otot core yang lebih baik.

 Sehingga penerapan program latihan yang meningkatkan stabilitas postur tubuh dan meningkatkan ketahanan otot core akan membantu meningkatkan prestasi dan kemampuan olahraga (Cengizhan et al., 2019)

Pemberian latihan yang dilakukan secara continuous yang ditujukan pada peningkatan stabilitas dapat memaksimalkan fungsi otot stabilitator pada tubuh yang memungkinkan seseorang dapat terhindar dari penggunaan satu otot secara berlebihan dan juga dapat memperbaiki keterbatasan gerak fungsional dan mengurangi beban yang diterima sendi pada saat melakukan aktivitas (Syafrianto et al., 2021),(Blaiser et al., 2021).

Referensi:

Masgutova, S., Sadowska, L., Kowalewska, J., Masgutov, D., Akhmatova, N., Filipowski, H. 2015. Use of a Neurosensorimotor Reflex Integration Program to Improve Reflex Patterns of Children with Down Syndrome. Journal of Neurology and Neuroscience. 6 (4) : 59

Christianthi, P.R.M. 2017. Latihan Berjalan Di Atas Papan Titian Meningkatkan Keseimbangan Berdiri Pada Anak Down Syndrome Di Yayasan Mentari Fajar Jimbaran Badung. Universitas Dhyana Pura

Abdallah, A. A., Mohamed, N. A., & Hegazy, M. A. (2019). a Comparative Study of Core Musculature Endurance and Strength Between Soccer Players With and Without Lower Extremity Sprain and Strain Injury. International Journal of Sports Physical Therapy, 14(4), 525--536. https://doi.org/10.26603/ijspt20190525

Blaiser, C. De, Roosen, P., Willems, T., Bleecker, C. De, Vermeulen, S., Danneels, L., & Ridder, R. De. (2021). Physical Therapy in Sport The role of core stability in the development of non-contact acute lower extremity injuries in an athletic population : A prospective study. Physical Therapy in Sport, 47, 165--172. https://doi.org/10.1016/j.ptsp.2020.11.035

Cengizhan, P. A., Cobanoglu, G., Gokdogan, C. M., Zorlular, A., & Akaras, E. (2019). The relationship between postural stability , core muscle endurance and agility in professional basketball players. October. https://doi.org/10.5455/annalsmedres.2019.07.436

Slauterbeck, J. R., Choquette, R., Tourville, T. W., Krug, M., Mandelbaum, B. R., Vacek, P., & Beynnon, B. D. (2019). Implementation of the FIFA 11 + Injury Prevention Program by High School Athletic Teams Did Not Reduce Lower Extremity Injuries A Cluster Randomized Controlled Trial. 1--9. https://doi.org/10.1177/0363546519873270

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun