Mohon tunggu...
Fajar WahyuDewanto
Fajar WahyuDewanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Seneng Nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Harimau Endemik Indonesia, Yang Hanya Satu Spesies Saja

6 Maret 2024   20:52 Diperbarui: 6 Maret 2024   20:55 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seperti yang kita ketahui Negara kita adalah Negara yang memiliki keberagaman flora dan fauna yang menyebar dari sabang sampai merauke, Indonesia terdiri dari atas 17.000 pulau yang menjadi tempat tinggal flora dan fauna yang terdiri dari 8.000 Spesies tumbuhan, 2.215 spesies hewan yang dirincikan sebanyak 515 mamalia, 60 reptil,1.519 burung dan 121 kupu-kupu.

Nah, keragaman ini haruslah kita jaga agar keadaan flora dan fauna tetap ada dan tidak punah seperti salah satu hewan endemik yang ada di Indonesia yaitu Harimau, di Indonesia ada 3 spesies harimau endemik taitu Harimau Jawa, Harimau Bali dan Harimau Sumatra dari ketiga harimau tersebut hanya tersisa harimau Sumatra yang masih hidup sedangkan keduanya dinyatakan sudah punah.

Salah satu harimau yang ada di pulau jawa yaitu Harimau Jawa yang sudah dinyatakan punah sejak tahun 1980. Harimau Jawa dengan nama latin Panthera tigris sondaicaini terlihat terakhir pada tahun 1972 sampai tahun 1979, harimau jawa memiliki karakteristik panjang 2,5 meter dan berat badanya mulai dari 100 sampai 140 kg dan memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan ketiga spesies harimau endemic yang ada di Indonesia yaitu harimau Sumatra dan harimau Bali.

Harimau Jawa merupakan satwa endemik Pulau Jawa yang dulunya menjadi pemangsa dominan di hamparan hutan Jawa. Berbeda dari harimau Sumatera atau harimau lainnya, harimau Jawa memiliki ukuran tubuh lebih kecil dan corak belang yang lebih rapat.

Meski tergolong harimau dengan ukuran tubuh terkecil, bukan berarti harimau Jawa kalah buas dan kejamnya. Dengan tubuh ramping dan lincah, harimau Jawa mampu berburu berbagai satwa mulai dari kijang, babi hutan, hingga sapi dan kuda.

Jejak harimau Jawa dapat dilacak sejak zaman prasejarah puluhan ribu tahun lalu. Relief di Candi Sukuh misalnya, menggambarkan sosok harimau Jawa. Ini membuktikan keberadaan harimau Jawa di pulau Jawa sejak nenek moyang kita masih berburu.

Jika ditilik ratusan tahun lalu, hampir dipastikan harimau Jawa merajai alam liar Pulau Jawa. Hutan jati Jawa yang rimbun menjadi habitat sempurna bagi harimau untuk berkembang biak. Namun, perburuan liar oleh manusia dan kerusakan hutan akibat eksploitasi alam secara besar-besaran, membuat populasi harimau Jawa menyusut drastis dalam kurun waktu 100 tahun terakhir.

Selanjutnya yaitu Harimau_bali yang merupakan hewan endemik dari pulau bali Harimau Bali, atau dengan nama ilmiah Panthera tigris balica, merupakan subspesies harimau yang sebelumnya menjadi pemangsa dominan di Pulau Bali. Harimau ini memiliki ciri khas belang hitam lebih tebal di tubuhnya dibanding subspesies harimau lainnya.

Konon, ribuan tahun silam harimau Bali menjadi penghuni hutan lebat dan pemangsa puncak di habitat aslinya. Namun, akibat kerusakan hutan serta perburuan liar yang marak, harimau Bali kini dinyatakan punah di alam liar.

Jejak keberadaan harimau Bali terlacak jauh sebelum masa kolonial Belanda memasuki Nusantara. Relief pada beberapa pura di Bali menampilkan sosok harimau. 

Salah satunya Pura Kebo Edan yang terletak di Pejeng, Gianyar.Selain itu, cerita rakyat Jawa dan Bali kuno juga kerap menampilkan harimau sebagai tokoh jahat yang ditakuti. Ini menunjukkan keberadaan harimau di Pulau Dewata sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha berjaya di Nusantara.

Masuknya pengaruh budaya barat yang memuja hasil buruan, makin mendorong perburuan harimau Bali pada abad ke-19 hingga awal abad 20. Saat itu harimau Bali hampir tumpah-ruah diburu untuk mengambil kulit dan tulangnya.

 Selain perburuan besar-besaran, maraknya alih fungsi hutan menjadi area perkebunan dan pemukiman di Bali turut berperan mengusir harimau.Hutan tropis yang lebat seluas 3000 mil persegi pada awal 1800-an, menciut menjadi tinggal 800 mil persegi pada 1970-an. Akibatnya, habitat dan mangsa harimau Bali semakin menipis. Hancurnya habitat alami inilah yang akhirnya memusnahkan harimau Bali.

Harimau Bali Punah Total di Alam Liar pada 1940-1950an Berdasarkan laporan para ilmuwan, kemungkinan besar harimau Bali punah dari habitat aslinya pada dekade 1940-1950an. 

Situs Badung Tiger mencatat penampakan terakhir harimau Bali di alam liar oleh seorang petani pada tahun 1952 di Desa Puhu, Kabupaten Badung. Sejak saat itu, tidak ada lagi laporan meyakinkan soal eksistensi harimau liar di Bali. Walaupun berita kepunahan ini baru dikonfirmasi lebih dari 2 dekade berselang pada 1970-an, namun dipastikan sejak 1950-an harimau Bali telah punah dari alam liar. Yang tersisa kini hanyalah beberapa puluh ekor keturunan harimau Bali murni di penangkaran.

Dan selanjutnya yaitu Harimau_sumatra yang merupakan spesies yang masih hidup dari ketiga spesies Harimau endemik yang ada di Indonesia Harimau Sumatra atau nama latin Panthera tigris sumatrae adalah satu-satunya subspesies harimau yang masih bertahan di pulau Sumatra. Berbeda dari harimau lainnya, harimau Sumatra memiliki garis-garis hitam tebal yang kontras dengan warna oranye kekuningan pada bulunya.

Harimau Sumatra juga dikenal sebagai harimau terbesar kedua setelah harimau Siberia. Berat tubuh jantan dewasa bisa mencapai 270 kg dengan panjang tubuh mencapai 2,4 meter. Betina dewasa berkisar antara 130 hingga 160 kg. Habitat asli harimau Sumatra adalah hutan hujan tropis. Harimau Sumatra menyukai hutan lebat yang memberikan banyak tempat bersembunyi saat berburu mangsanya seperti rusa, babi hutan, atau primata.

Sayangnya, hutan tropis Sumatra kini tinggal sekitar 20% dari luasan aslinya. Deforestasi dan perburuan liar menjadi ancaman utama keberlangsungan hidup harimau Sumatra. 

Akibat ancaman tersebut, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mencatat harimau Sumatra sebagai spesies critically endangered atau sangat terancam punah. Diperkirakan hanya tersisa sekitar 400-800 individu harimau Sumatra di alam liar. Jumlah yang sangat memprihatinkan dan patut mendapat perhatian conservasi serius agar tak sampai terancam punah.

Berbagai upaya konservasi dilakukan untuk melindungi harimau Sumatra seperti penetapan cagar alam dan suaka margasatwa sebagai habitatnya. Salah satu harapan terbesar kini ada pada proyek penghijauan dan rehabilitasi kawasan ekosistem Leuser di Aceh. Dengan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, semoga harimau Sumatra yang merupakan ikon satwa endemik Sumatra ini tidak sampai punah dan tetap lestari untuk generasi mendatang.

Berbagai hal yang telah dilakukan pemerintah agar melakukan upaya konservasi seperti penetapan kawasan Taman Nasional dan Suaka Margasatwa sebagai habitat harimau. Namun konservasi ini tentu tak cukup. Dibutuhkan kesadaran seluruh masyarakat untuk menyelamatkan satu-satunya harimau endemik Indonesia yang masih hidup yaitu Harimau Sumatra, agar ikon satwa endemik yang hampir punah dari bumi nusantara ini bukan hanya cerita melainkan dapat dilihat langsung oleh generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun