Mohon tunggu...
Fajar Bagus Permana
Fajar Bagus Permana Mohon Tunggu... Freelance, Blogger, Youtuber, Translator Indonesia English -

Salah satu benda bernyawa di kolong langit yang sedang mencoba kembali berdiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fisika Hari Kiamat

21 November 2018   17:07 Diperbarui: 21 November 2018   17:16 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/

Keyakinan bahwa umat manusia akan bangkit dari kubur, yang merupakan bagian integral dari tiga keyakinan beragama yang berasal dari Ibrahim, Islam, Kristen, dan Yahudi, bukan hanya sekedar mitos atau pemikiran kosong belaka tetapi itu didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang nyata.

Bangkit dari kubur dan kembali hidup hanya bisa terjadi dengan pembalikan waktu.

"Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?" (Surah Al-Waqi'ah, 47)

"Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?" (Surah Al-Qiyamah, 3)

"Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna." (Surah Al-Qiyamah, 4)

Dengan kemajuan dalam bidang sains dan teknologi, kita cenderung melihat dunia hanya dari sisi sains belaka.

Kita melihat orang-orang yang mengalami sakaratul maut dan akhirnya mati tetapi tidak ada yang kembali dari kematian untuk memberitahu kita tentang bagaimana sebenarnya kehidupan setelah mati.

Apakah mungkin bagi kita bisa benar-benar mengetahui dengan nyata bahwa ada kehidupan setelah kematian selain hanya sekedar bagian dari kepercayaan beragama?

Ada jawaban mengejutkan yang bisa kita dapatkan dimana ilmu pengetahuan telah sampai ke titik bahwa sangat mungkin bagi kita untuk melihat dasar kenyataan seperti yang kita sudah ketahui, yaitu struktur ruang dan waktu.

Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak kita.

Apa yang terjadi pada kita saat kita mati?

Apakah jiwa itu?

Apakah ia harus meninggalkan tubuh untuk memasuki dunia spiritual, yang berada di luar persepsi manusia yang berada di dimensi lain?

Apakah jiwa-jiwa yang bereinkarnasi itu memasuki tubuh lain untuk bisa hidup kembali seperti dalam kepercayaan beberapa agama belahan dunia timur?

Apakah jiwa kita ditahan dan dijaga di suatu tempat sampai Hari Penghakiman (Hari Kiamat) untuk dipersatukan kembali dengan tubuhnya yang bangkit dari kubur?

Bagaimana bisa tubuh yang telah membusuk dan menghilang menjadi debu mendapatkan rupa dan bentuk aslinya lagi?

Kita boleh percaya apa pun yang kita mau; Namun dunia modern sekarang ini didasarkan pada penjelasan logika sains yang jelas.

Kebenaran tidak bisa ditentukan berdasarkan sekedar pemikiran semu atau suara mayoritas; jika itu terjadi maka Columbus pasti akan jatuh dari permukaan bumi pada tahun 1492 (dikarenakan anggapan kalau bumi itu datar pada masa itu).

Kita sekarang hidup di dunia yang menuntut bukti nyata dan tidak bisa puas dengan hanya keyakinan belaka.

Keyakinan atau bahkan buktinya pun hanya bisa berlaku untuk orang yang percaya saja, karena kepercayaan atau keyakinan itu berasal dari dalam hati kita.

Bukti sebesar apapun tidak akan bisa memuaskan bagi orang yang tidak percaya, sementara bukti sekecil apa pun bisa menjadi sumber ketenangan jiwa bagi orang yang percaya.

Dalam konteks ini mari kita lihat kisah Nabi Ibrahim (AS) yang diceritakan dalam Al-Quran. (Al-Quran 2: 260.)

Diceritakan kalau Nabi Ibrahim ingin tahu bagaimana Allah memberikan nyawa kepada semua yang mati.

Dia memiliki iman yang kuat kepada Allah hingga bersedia mengorbankan putranya sendiri demi Tuhannya, namun dia ingin kepastian; yang kemudian diberikan kepadanya dalam bentuk sebuah mukjizat.

Orang biasa seperti kita juga membutuhkan kepastian di dunia di mana sains dan teknologi telah dianggap lebih penting daripada agama.

Hanya ada satu versi dari Quran.

Ini adalah satu-satunya buku religius yang bahkan para kritikus Islam akui tidak pernah berubah sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad (SAW) kurang lebih seribu empat ratus tahun yang lalu.

Kemajuan ilmu pengetahuan telah memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap banyak ayat-ayat Al-Quran yang telah dianggap kurang jelas di masa lalu.

Al-Qur'an secara akurat menggambarkan berbagai fakta ilmiah yang ditemukan dalam seratus tahun terakhir.

Bagi umat Islam ini adalah salah satu dari banyak alasan bahwa Quran benar-benar adalah buku yang diwahyukan dari sang Pencipta.

Banyak ayat dalam Al Quran yang menggambarkan masa depan alam semesta dan Hari Penghakiman (Hari Kiamat).

Peristiwa yang digambarkannya bukanlah seperti peristiwa lokal atau duniawi yang disebabkan oleh perang nuklir atau bencana alam.

Ayat-ayat itu muncul untuk menggambarkan beberapa bencana besar terakhir yang akan mempengaruhi seluruh alam semesta.

Ada disebutkan gempa bumi terakhir, matinya bintang-bintang dan matahari, pembukaan gerbang di langit dan "saat" di mana umat manusia akan melihat apa yang telah mereka lakukan semasa hidupnya sehingga mereka akan menjadi saksi terhadap diri mereka sendiri.

Quran juga menggambarkan tentang pembalikan waktu dan gravitasi.

"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah"." (Surah An-Naba', 40)

"dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur." (Surah Al-Haqqah, 14)

Kontraksi alam semesta dengan pembalikan waktu dan gravitasi akan memulai awal dari sebuah akhir dari alam semesta yang dapat berlangsung selama ribuan dan mungkin jutaan tahun lamanya.

Kita akan tidak diikutsertakan dari efek kemunduran dari waktu yang terbalik ketika kita kembali hidup pada titik saat dimana kita telah mati sebelumnya.

Sebuah mekanisme alam yang indah yang mirip dengan lubang hitam akan menciptakan celah atau gerbang di langit dan kita akan dibawa melintasi banyak dimensi ke luar dari alam semesta ini oleh para malaikat dalam peristiwa yang disebut "Grand decent" (Turunnya para malaikat dari langit untuk melakukan tugasnya yang diperintahkan Allah).

Semua orang akan dibawa dan tidak ada yang akan tertinggal.

"Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang." (Surah Al-Furqan, 25)

"Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka." (Surah Al-Kahfi, 47)

APAKAH KEBANGKITAN ITU PROSES FISIKA?

"Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu." (Surah Fatir, 9)

Dari ayat diatas kebangkitan orang mati dipersamakan dengan proses fisika yang didasarkan pada hukum alam seperti pertumbuhan tanaman setelah hujan; ini menunjukkan bahwa kebangkitan setelah kematian juga didasarkan pada beberapa hukum fisika.

Kita tahu bahwa energi dari matahari memanaskan lautan dan uap air naik sehingga menghasilkan awan.

Perbedaan suhu menyebabkan angin bertiup melintasi daratan membawa awan ke tempat yang jauh sekalipun.

Bibit yang awalnya diam (mati) pun mulai berkecambah menjadi tanaman baru berkat air hujan turun yang memberi kehidupan bahkan di tempat yang paling kering sekalipun.

Beberapa waktu berikutnya di masa depan seiring berkembangnya pengetahuan kita tentang alam semesta, meningkatkan kenyataan bahwa "Hari Kiamat" dapat diterima secara luas sebagai suatu kebenaran yang hakiki.

Ayat-ayat dalam Al Qur'an menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Hari Kiamat berada di dalam pemahaman manusia dan manusia akan menjadi sadar akan pengetahuan ini.

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (Surah Fushshilat, 53)

ALAM SEMESTA YANG SANGAT DAHSYAT

"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Surah Al-Mu'min, 57)

Luas dan kebesaran alam semesta benar-benar sangat luar biasa dan memberi kita pandangan sekilas tentang kuasa Allah (SWT) yang luar biasa.

Lingkar planet bumi kita adalah sekitar empat puluh ribu kilometer, yang merupakan jarak dimana cahaya, bisa melakukan perjalanan sebanyak tujuh kali bolak-balik dalam satu detik.

Karena jaraknya menjadi lebih besar, angka-angkanya menjadi akan semakin membingungkan pikiran.

Alam semesta itu begitu luasya sehingga jarak antara bintang dan galaksi harus diukur dalam satuan "tahun cahaya," yang merupakan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam setahun dengan kecepatan tiga ratus ribu kilometer per detik.

Planet di sekeliling sebuah bintang seperti matahari kita. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
Planet di sekeliling sebuah bintang seperti matahari kita. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
200 milyar bintang dalam sebuah galaxy. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
200 milyar bintang dalam sebuah galaxy. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
Lebih dari 500 milyar galaxy di seluruh alam semesta. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
Lebih dari 500 milyar galaxy di seluruh alam semesta. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
Tata surya kita terdiri dari bumi dan delapan planet lain yang mengorbit di sekitar bintang yang kita sebut matahari.

Jarak antara bumi dan matahari adalah delapan menit dengan kecepatan cahaya.

Jarak ke planet terjauh Pluto adalah lima jam dua puluh delapan menit dengan kecepatan cahaya, dibandingkan dengan ini, bintang terdekat dari bumi selain matahari kita, berjarak empat tahun cahaya.

Galaksi Bima Sakti kita meliputi matahari dan planet-planet yang mengorbitinya bersama dengan dua ratus miliar bintang lainnya.

Di pinggir galaksi Bima Sakti matahari kita hanyalah sebentuk titik kecil di antara miliaran bintang lainnya.

Bima Sakti, seperti kebanyakan galaksi lain, begitu besar sehingga apabila kita melaju dengan kecepatan cahaya; akan dibutuhkan seratus lima puluh ribu tahun untuk berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya.

Galaksi rata-rata berjarak antara satu sama lainnya sekitar sepuluh juta tahun cahaya.

Ada lebih dari 500 milyar galaksi di alam semesta yang benar-benar besar ini.

Apakah kita satu-satunya bentuk kehidupan cerdas di alam semesta yang luas ini?

Astronom percaya bahwa ada banyak planet layak huni seperti bumi di alam semesta ini.

Al-Quran mengatakan kepada kita bahwa ada banyak bumi lain di mana perintah-perintah Allah turun secara perlahan-lahan (atau satu demi satu) yang diharapkan bumi-bumi ini menjadi matang pada waktu yang berbeda.

Dalam ayat-ayat selanjutnya dari Quran, langit dan bumi lainnya disebutkan.

Kata tujuh digunakan untuk menunjukkan angka yang sangat besar lebih seperti tak terbatas.

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." (Surah At-Talaq, 12)

AWAL DARI ALAM SEMESTA: BIG BANG

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Al-Anbiya, 30)

Alam semesta muncul miliaran tahun yang lalu.

Peristiwa ini disebut "Big Bang (Ledakan besar)".

Hal ini secara jelas disebutkan dalam Al-Qur'an yang sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu bahwa penemuan teori "Big Bang " dan bahwa teori "The aquatic origin of life" akan dibuat oleh orang-orang non-Muslim, ("mereka yang tidak percaya").

Pada awalnya semua materi dan ruang angkasa (langit) berada pada satu titik (satu bagian yang padu).

Kemudian semuanya dipisahkan dalam apa yang digambarkan oleh fisikawan sebagai "Big Bang".

Bukti bahwa alam semesta dimulai sebuah "Ledakan besar" begitu luar biasa sehingga sekarang dianggap sebagai fakta yang nyata dan bukan hanya sebuah teori.

GALAXY YANG TERBENTUK: PERLUASAN ALAM SEMESTA

Galaksi selain "Bima Sakti" kita bergerak menjauh dari kita dengan kecepatan luar biasa.

Ini dipastikan dengan menganalisis cahaya yang dilepaskan oleh galaksi dengan instrumen yang disebut spektroskop.

Semakin jauh galaksi maka semakin besar pula kecepatan resesinya.

Gerak galaksi ini disebabkan karena perluasan alam semesta.

Alam semesta dimulai sekitar lima belas hingga dua puluh miliar tahun yang lalu dengan sebuah ledakan luar biasa yang disebut "Big Bang" dan terus meluas sejak saat itu.

Alam semesta bukanlah hanya lingkup galaksi yang terombang-ambing dari satu sama lainnya di dalam sebuah ruang kosong yang tak berujung.

Hal ini bisa kita umpamakan dengan sebuah balon karet dengan gambar titik-titik di permukaannya, masing-masing mewakili sebuah galaksi.

Namun, permukaan balon ini, yang merupakan dua dimensi, mewakili tiga dimensinya ruang kita, dan apabila ditiup ia akan terus membesar ke wujud dimensi yang lebih besar lagi, sama seperti perluasan alam semesta yang luasnya berada di luar imajinasi kita.

Ekspansi alam semesta jelas disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an berikut ini:

"Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya." (Az-Zariyat, 47)

PERLUASAN YANG SEMAKIN CEPAT

"FISIKA HARI KIAMAT" didasarkan pada konsep bahwa perluasan alam semesta (ruang angkasa) adalah penyebab dari "fenomena waktu."

Jika ini benar maka ketika perluasan alam semesta melambat maka ia akan secara paradoks tampak meluas lebih cepat ketika kita mencoba mengukur laju ekspansi ruang angkasa yang sangat luas dengan waktu lokal duniawi kita yang melambat.

Anomali perluasan angkasa yang lebih cepat ini ditemukan oleh dua kelompok astronom pada tahun 1998.

Kelompok ilmuwan lain dari Universitas Basque Country di Bilbao, dan Universitas Salamanca Spanyol percaya bahwa melambatnya waktu kita menyebabkan kita salah mengartikan pengukuran ini yang sebenarnya merupakan perluasan alam semesta yang semakin cepat.

Perlu dicatat bahwa kita tidak dapat mengukur atau merasakan perlambatan waktu secara lokal, namun jika waktu kita melambat maka jika kita melihat ke ruang angkasa yang jauh di mana cahaya datang kepada kita yang berasal dari miliaran tahun yang lalu kita akan melihat bukti bahwa waktu sebenarnya berjalan lebih cepat di masa lalu.

Inilah yang diamati para astronom ketika mereka membahas tentang mempercepatnya perluasan ruang angkasa.

Perluasan yang lebih cepat yang terjadi di masa lalu berarti melambatnya waktu kita dan melambatnya perluasan ruang angkasa secara lokal.

Perlambatan perluasan ruang angkasa pada akhirnya perlahan-lahan akan menyebabkan waktu untuk berhenti dan kemudian waktu akan berbalik ketika alam semesta mulai berkontraksi.

Al-Qur'an jelas mendukung skenario ini dalam ayat-ayat berikut di mana kontraksi alam semesta digambarkan bagaikan menggulung lembaran-lembaran dan juga menunjukkan bahwa proses penciptaan alam semesta akan diulang.

"(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya." (Al-Anbiya, 104)

PEMBALIKAN GRAVITASI DAN TRANSFORMASI BUMI

Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat)," (Az-Zalzalah, 1)

Waktu dan gravitasi itu terkait erat.

Tidak seperti listrik dan gaya magnetis, gravitasi adalah kekuatan yang bersifat menarik segala macam benda.

Tidak ada gravitasi yang sifatnya mendorong di alam semesta yang terus meluas di mana kita hidup sekarang ini.

Beberapa fisikawan merasa bahwa di waktu alam semesta berkontraksi efeknya waktu bisa berbalik mundur jika gravitasi juga berbalik arah (bersifat mendorong).

Al-Quran tampaknya menggambarkan dengan baik tentang pembalikan waktu dan gravitasi.

Pembalikan gravitasi akan menyebabkannya menjadi gaya tolak; ini akan menyebabkan bumi jadi meledak secara harfiah.

Gunung-gunung akan runtuh dan lahar panas akan dilemparkan menutupi langit seperti tembaga cair.

"Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur." (Al-Haqqah, 14)

"(Ingatlah) pada hari ketika langit men-jadi bagaikan cairan tembaga," (Al-Ma'arij, 8)

"dan gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan)," (Al-Ma'arij, 9)

BUMI: "KOSONG" DARI DI DALAM DENGAN LANGIT (RUANG HAMPA) MENJADI PUSATNYA

Pembalikan gravitasi akan menyebabkan bumi membuang semua massa yang berada di dalamnya menjadi benar-benar kosong.

Ini akan mengubah bumi menjadi struktur berongga besar dengan langit yang berpindah menjadi terletak di pusatnya (dalamnya menjadi sebuah ruang kosong yang hampa).

Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/
"dan apabila bumi diratakan," (Al-Inshiqaq, 3)

dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, (Al-Inshiqaq, 4)

Perubahan di bumi dan langit ini kembali disebutkan dalam ayat-ayat berikut.

Semua ini tentu saja kejadian luar biasa dan merupakan gambaran dari peristiwa luar biasa dari "Hari Kiamat."

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (Ibrahim, 48)

PERMUKAAN BUMI YANG MENJADI RATA

Saat bumi meledak dan membuang semua lava cair yang ada di dalamnya saat ini, permukaan luarnya akan menjadi dataran lava yang rata mulus seperti kaca tanpa gunung, bukit, lembah atau segala jenis lika-liku daratan yang ada di bumi.

"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari Kiamat) sehancur-hancurnya," (Taha, 105)

"kemudian Dia akan menjadikan (bekas gunung-gunung) itu rata sama sekali," (Taha, 106)

"(sehingga) kamu tidak akan melihat lagi ada tempat yang rendah dan yang tinggi di sana." (Taha, 107)

PEMBALIKAN WAKTU DAN KEBANGKITAN DARI KUBUR

Waktu adalah salah satu misteri yang paling sulit dipahami di alam semesta.

Waktu berjalan lambat pada objek bergerak; semakin melambat secara progresif pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya dan akan berhenti sama sekali saat mencapai kecepatan cahaya.

Waktu juga melambat di dekat benda-benda besar seperti bumi, matahari, bintang neutron di mana ekspansi ruang angkasa lebih lambat, dan hampir berhenti sepenuhnya di dalam bintang-bintang super besar seperti "lubang hitam," di mana perluasan ruang angkasa akan hampir berhenti memiliki korelasi antara waktu dengan perluasan alam semesta.

Waktu memiliki hanya satu arah, ia selalu bergerak maju menuju masa depan.

Kita melihat hujan turun dari langit, benda-benda menjadi berkarat dan lapuk, orang jadi semakin tua, dan akhirnya sekarat dan mati.

Kita tidak pernah melihat gelas yang pecah menjadi "tersusun kembali" atau siapa pun yang kembali dari kematian.

Hal itu bisa terjadi hanya jika waktu berjalan mundur.

Beberapa fisikawan seperti Michael Berry, Thomas Gold, dan Steven Hawking telah berpendapat bahwa waktu dapat berjalan mundur ketika alam semesta mulai berkontraksi.

Ayat-ayat dalam Al Qur'an juga menunjukkan bahwa suatu hari alam semesta akan mulai berkontraksi dan ini akan bertepatan dengan dimulainya Hari Penghakiman (Kiamat) ketika semua kehidupan akan diciptakan kembali dengan pembalikan waktu.

"(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya." (Al-Anbiya', 104)

Dalam ayat di atas, kata "Hari" berarti Hari Penghakiman (Kiamat) dan kontraksi alam semesta, digambarkan dengan penggulungan gulungan kertas.

Saat itulah waktu dan gravitasi akan berbalik arah.

Bumi kemudian akan berubah menjadi bola berongga dengan langit berada di pusatnya.

Manusia akan bangkit dari kubur di dalam bumi yang telah berganti rupa ini dan hidup kembali.

Setiap peristiwa akan diputar lagi karena semuanya telah terekam dalam waktu.

"(Allah berfirman), "Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (Al-Jasiyah, 29)

"Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)." (An-Naml, 75)

Ketika sejarah bumi berjalan mundur melalui waktu, negara-negara, suku-suku, semuanya akan kembali hidup satu demi satu.

Semua perbuatan baik dan buruk dari masing-masing individu dan juga bangsa-bangsa akan benar-benar terungkap ketika pembalikan waktu terjadi.

"Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan." (Al-Jasiyah, 28)

Pembalikan waktu akan menyebabkan orang mengantisipasi dan melihat apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Mereka tidak akan memiliki kendali atas tangan, kaki, mulut, dan mata mereka.

Semua hal yang salah dan benar yang telah dilakukan sebelumnya oleh mereka akan diulangi lagi.

Dalam pengertian ini, lidah, tangan, dan kaki, akan menjadi saksi melawan mereka di depan para malaikat dan Tuhan, dan mereka tidak akan dapat menyangkal semua perbuatan salah mereka.

"pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (An-Nur, 24)

"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah." (An-Naba', 40)

"dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktunya." (Al-Mursalat, 11) (Para nabi akan kembali ke zaman mereka seiring waktu yang berjalan mundur)

TIDAK ADA KEBEBASAN BERKEHENDAK DI ALAM SEMESTA YANG SEDANG BERKONTRAKSI

Manusia diberikan kebebasan dan kriteria antara benar dan salah untuk bisa memilih antara yang baik dan yang buruk di alam semesta yang sedang meluas seperti dunia kita saat ini, yaitu, ketika semua perbuatannya terekam dalam waktu.

Sedangkan di saat alam semesta berkontraksi maka waktu akan berjalan mundur oleh karena itu tidak akan ada lagi kehendak bebas.

Tidak seorang pun akan memiliki kuasa lagi untuk melakukan keburukan ataupun kebaikan kepada orang lain, atau mengubah apa pun yang telah mereka lakukan dalam kehidupan duniawi mereka sebelumnya.

"(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah." (Al-Infitar, 19)

APAKAH KITA AKAN MENGHILANG KE KETIADAAN SEIRING BERBALIKNYA WAKTU?

Secara logika, mungkin saja bisa terjadi bahwa pembalikan waktu dapat menyebabkan kita bangkit dari kubur dan menjadi hidup kembali.

Namun jika proses ini tetap terus berjalan tanpa henti maka kita akan terus menjadi semakin muda, melewati masa kecil kita dan kembali ke dalam kehampaan di dalam rahim ibu kita masing-masing.

Hal ini juga apa yang teori tentang pembalikan waktu katakan, untuk sekali lagi hanya menjadi sebuah peristiwa tanpa tujuan.

Tentu tidak begitu!

Bayangan akan gempa bumi besar dan terakhir yang akan terjadi di bumi ini memang dapat menanamkan rasa takut ke dalam hati kita, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk membuat dimensi lain yang lebih tinggi dapat diakses agar membuat kita keluar dari alam semesta yang sedang runtuh dan efek regresif dari pembalikan waktu.

Allah telah merancang alam semesta dengan sangat presisi.

Setelah kebangkitan, penyesuaian telah dibuat, agar manusia bisa terlepas dari efek pembalikan waktu yang tanpa henti, menuju sebuah dimensi di luar alam semesta ini.

Sebuah portal atau gerbang akan terbuka di langit, sesuatu yang mirip dengan lubang hitam.

Untuk memahami fenomena unik ini kita akan secara singkat melihat konsep dari sebuah dimensi yang lebih tinggi.

DIMENSI YANG LEBIH TINGGI

Secara matematis dimensi itu tak terbatas jumlahnya, namun kita hidup dalam ruang tiga dimensi.

Setiap benda dalam kehidupan sehari-hari kita memiliki panjang, lebar, dan tinggi.

Konsep yang ada lebih dari tiga dimensi masih sulit untuk dibayangkan.

Dimensi yang lebih tinggi itu memang ada karena dapat ditunjukkan bahwa gravitasi yang kuat di dekat matahari menyebabkan ruang angkasa menjadi melengkung dalam sebuah dimensi ekstra tinggi.

Einsteinlah yang mengetahui hal ini pertama kalinya sehingga mampu menghitung secara akurat orbit planet Merkurius.

Teori relativitas umum Einstein dan semua teori partikel fisika modern didasarkan pada konsep dimensi yang lebih tinggi.

Kita mungkin mendapatkan beberapa wawasan tentang konsep dimensi yang lebih tinggi dengan mempelajari masalah konseptual yang dipelajari oleh orang-orang di masa lalu.

Ada suatu masa ketika orang percaya bahwa bumi itu datar.

Mereka takut akan kemungkinan untuk jatuh dari bumi jika mereka bepergian terlalu jauh.

Hal ini sebenarya tidak mungkin terjadi karena permukaan bumi melengkung dan terus melengkung seperti bola.

Untuk bisa keluar dari bumi kita hanya perlu bergerak dalam dimensi (arah) yang tegak lurus dari permukaannya.

Yaitu lurus ke atas, walaupun dari mana saja kita berada.

Disini kita menghadapi masalah konseptual yang sama dalam memahami sebuah dimensi yang lebih tinggi.

Kita bisa saja membayangkan bahwa kita dapat meninggalkan alam semesta hanya dengan cara berpindah dengan sangat jauh, tetapi itu juga tidak benar.

Bahkan walaupun kita telah menempuh miliaran mil, kita masih akan tetap berada dalam batas ruang tiga dimensi kita.

Satu-satunya cara untuk keluar dari alam semesta adalah dengan bergerak ke dimensi yang lebih tinggi dalam arah yang tegak lurus terhadap ruang tiga dimensi kita, tepat dari tempat kita berada.

Di alam semesta yang sedang meluas sekarang ini hal itu tidaklah mungkin, karena ruang angkasa kita tidak bersambung dengan dimensi yang lebih tinggi ini.

Agar hal itu bisa terjadi, ruang angkasa kita harus benar-benar dihancurkan terlebih dahulu dan kemudian dihubungkan dengan dimensi yang lebih tinggi.

Hal ini bisa terjadi di tengah-tengah sebuah lubang hitam.

"dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu," (An-Naba', 19)

Gravitasi berbalik > Bumi Meledak > Bumi mengeluarkan isi perutnya > Menjadi kosong dalamnya > Gerbang terbuka di langit di dalam bumi > Para malaikat turun dari gerbang yang terbuka

LUBANG HITAM: "GERBANG YANG SEBELUMNYA TERTUTUP" KE DIMENSI YANG LEBIH TINGGI

Pembukaan gerbang di langit konsepnya mirip dengan lubang hitam.

Bukaan semacam itu dapat menjadi pintu gerbang ke luar dari alam semesta menuju sebuah dimensi yang lebih tinggi.

Bintang besar yang mati karena gaya gravitasi di bawah beratnya sendiri, dapat membengkokkan ruang angkasa untuk membentuk sebuah lubang hitam.

Gravitasi dalam benda-benda angkasa seperti itu begitu kuat sehingga cahaya pun tidak dapat melarikan diri dan mereka menjadi tidak terlihat; karenanya, mereka dinamakan lubang hitam.

Beberapa fisikawan percaya bahwa sifat ruang dan waktu dapat terkoyak-koyak di dalam lubang hitam, menghasilkan gerbang ke luar alam semesta ini.

Massa lubang hitam yang menyebabkan kelengkungan ruang angkasa di alam semesta yang sedang meluas saat ini juga menghalangi pembukaan gerbang itu, sehingga mencegah apa pun untuk bisa keluar ke dimensi yang lebih tinggi lagi.

TRANSFORMASI BUMI DAN PERPINDAHAN LANGIT

"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa." (Ibrahim, 48)

Di alam semesta yang sedang berkontraksi, hal seperti lubang hitam yang tertutup seharusnya sudah tidak ada.

Pembalikan gravitasi dalam fase kontraksi alam semesta akan mengubah semua massa besar seperti bumi dan planet menjadi struktur berongga besar dengan ruang kosong hampa di tengahnya.

Di alam semesta yang sedang meluas, waktu tampaknya terkait dengan perluasan ruang angkasa dan gravitasi cenderung memperlambat perluasannya.

Di alam semesta yang sedang berkontraksi, waktu akan terkait dengan kontraksi ruang angkasa dan gravitasi bumi yang difokuskan ke pusat ruang hampa yang ada di dalamnya akan menyebabkan ruang hampa di dalamnya untuk berkontraksi lebih cepat.

Hal ini akan menyebabkan semakin cepatnya waktu yang menyebabkan kontraksi yang lebih cepat dari ruang hampa itu, hal ini disebut sebagai efek imbas yang menyebabkan sifat ruang dan waktu terkoyak, sehingga membentuk portal atau gerbang ke sebuah dimensi yang lebih tinggi.

Rapuhnya ruang dan waktu di alam semesta yang sedang berkontraksi disebutkan dalam ayat-ayat berikut:

"dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh." (Al-Haqqah, 16)

KETIKA MATA TERBELALAK

Manusia akan bangkit dari kubur di dalam struktur berongga bumi untuk melihat banyak peristiwa aneh.

(Ketika mata terbelalak.)

Matahari dan bulan tidak akan terlihat dari dalam bumi yang hampa; Namun pemandangan akan menjadi seperti saat terjadi gerhana bulan karena akan ada cahaya yang berkurang karena tidak adanya kehadiran matahari.

Bulan akan benar-benar terhalangi dari pandangan karena ia berada di luar struktur bumi yang berongga.

(Bulan kehilangan cahayanya.)

Pintu gerbang menuju ke luar alam semesta akan terbentuk di ruang kosong yang berada di tengah bumi, dan akan terlihat terus menerus sebagai satu cahaya tunggal.

Hal ini menyebabkan kita bertanya-tanya apakah matahari dan bulan telah menjadi satu: (Matahari dan bulan bersatu).

Sangat menarik bagaimana dilema ini disebutkan dalam ayat-ayat berikut dalam Al-Qur'an yang dimulai dengan "Ketika mata terbelalak," menunjukkan bahwa apa yang akan dilihat akan sangat membingungkan.

"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan)," (Al-Qiyamah, 7)

"dan bulan pun telah hilang cahayanya," (Al-Qiyamah, 8)

"lalu matahari dan bulan dikumpulkan," (Al-Qiyamah, 9)

GERHANA DAN SKENARIO HARI KIAMAT

Apabila terjadi gerhana bulan di dunia kita yang sekarang, bumi membentuk bayangan di bulan namun matahari dan bulan tidak bersatu karena matahari berada di sisi bumi yang berlawanan.

Sementara ketika terjadi gerhana matahari, bulan menghalangi cahaya matahari dengan berada di depannya dan matahari dan bulan mungkin nampak bergabung (menyatu) di langit tetapi sebenarnya adalah sebuah kondisi dimana matahari terhalangi cahayanya.

Deskripsi dalam ayat-ayat di atas tidak satupun sesuai dengan gerhana bulan atau matahari biasa.

Ayat-ayat tersebut hanya dapat dijelaskan dengan pengamatan yang tidak biasa dari dalam perut bumi yang kosong pada Hari Kiamat ketika hanya satu cahaya yang akan terus ada di tengah ruang kosong yang ada di dalam perut bumi yang menandakan pembukaan gerbang ke dimensi lain.

Cahaya itu tidak akan bergerak melintasi langit seperti halnya matahari dan bulan seperti biasanya dan matahari dan bulan akan tampak seperti telah menjadi satu.

Penampakan ini akan memberikan skenario seperti sedang terjadi gerhana bulan.

Demikian pula bintang-bintang juga akan menghilang dari langit karena mereka tidak akan terlihat dari dalam struktur berongga di inti bumi.

"Maka apabila bintang-bintang dihapuskan," (Al-Mursalat, 8)

PARA MALAIKAT TURUN DARI GERBANG DI LANGIT

Ketika gravitasi berbalik dalam alam semesta yang berkontraksi membuka gerbang di langit tengah (ruang hampa) di dalam inti bumi, sebuah pemandangan spektakuler akan terlihat (turunnya para malaikat dari langit) ketika ribuan malaikat turun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka pada Hari Kiamat.

Suatu hari ketika langit yang berawan akan terbelah.

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang." (Al-Furqan, 25)

PERJALANAN TERAKHIR MENUJU DIMENSI LAIN

Alam semesta yang runtuh akhirnya akan hancur dalam bola api yang oleh fisikawan disebut "Big Crunch (Kehancuran Dahsyat)."

Semua orang akan dikumpulkan jauh sebelum waktu itu datang (Big Crunch) dan tidak ada satupun yang tertinggal.

Para malaikat dari "The grand descent" akan menyelesaikan pengumpulan dan pengangkatan manusia ke "Dimensi Lain".

Siapa pun yang tertinggal di belakang bisa hancur ke ketiadaan, karena waktu yang terus berjalan mundur.

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." (Al-Kahfi, 47)

Dalam perjalanan terakhir kita melalui gerbang yang akan terbuka di tengah bumi, kita akan melintasi banyak tingkatan atau dimensi.

Kata "menjalani" yang digunakan dalam Al Qur'an, seolah-olah perjalanan ini akan dicapai dengan menunggang "sesuatu."

"sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat." (Al-Insyiqaq, 47)

Ketika kita meninggalkan alam semesta ini kita akan dikumpulkan bersama di suatu bidang yang luas di dimensi lain, setiap orang akan datang dari segala waktu dan tempat dalam sejarah untuk menghadapi penghakiman dari perbuatan mereka dan surga dan neraka.

KAPAN HARI KIAMAT TIBA?

"Manusia bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah, "Ilmu tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya." (Al-Ahzab, 63)

"Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya." (Al-'Ankabut, 53)

Secara sederhana, tampaknya jika kita mengetahui kecepatan perluasan alam semesta melambat, maka kita pastinya bisa memprediksi kapan Hari Kiamat akan tiba.

Namun, jika waktu berkorelasi dengan perluasan ruang angkasa, kita tidak bisa mengamati perlambatan perluasan itu sendiri.

Hal ini sama saja seperti mencoba mengukur kecepatan mobil dengan sebuah jam yang melekat di rodanya, sehingga kecepatan waktu akan bergantung pada kecepatan mobil itu sendiri.

Jika mobil itu melambat maka waktu juga akan melambat sehingga kecepatan mobil akan menjadi selalu terlihat sama.

Demikian pula dengan perluasan alam semesta, melambatnya waktu juga akan memperlambat gerakan perluasannya dan laju perluasan alam semesta akan tetap tampak sama.

"Yang dekat (hari Kiamat) telah makin mendekat." (An-Najm, 57)

"Tidak ada yang akan dapat mengungkapkan (terjadinya hari itu) selain Allah." (An-Najm, 58)

"Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?" (An-Najm, 59)

Secara paradoks luasan ruang angkasa berkembang bahkan mungkin tampak lebih cepat ketika pengukuran dibuat dengan waktu lokal kita yang melambat, dan anomali ini ditemukan oleh dua kelompok astronom pada tahun 1998.

Sifat waktu adalah sedemikian rupa sehingga melambatnya waktu tidak dapat dirasakan secara lokal.

Ini tentu saja berarti bahwa dimulainya Hari Kiamat tidak dapat diprediksi dan bisa datang kapan saja.

Hanya Allah, yang berada di luar waktu kita, yang tahu tentang waktu yang sebenarnya dari Hari Penghakiman (Kiamat).

PERSEPSI WAKTU SETELAH KEMATIAN

Dalam Al Qur'an, jiwa digambarkan dengan kesadaran dan kematian digambarkan dengan tidur.

Begitu kematian menghampiri kita, tidak ada persepsi tentang berlalunya waktu dan hal berikutnya yang kita lihat adalah Hari Kiamat.

"Dan pada hari (ketika) terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah, bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran)." (Ar-Rum, 55)

"Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), "Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya)." (Ar-Rum, 56)

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk." (Yunus, 45)

"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari." (Qaf, 19)

"Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan." (Qaf, 20)

Pada Hari Kiamat, realitas akhirat dan agama yang benar (Islam) akan menjadi jelas bagi semua orang.

Mereka yang telah melakukan perbuatan buruk dan mengikuti keyakinan yang salah akan berharap bahwa mereka tidak pernah ada; tetapi mereka harus menghadapi pengadilan terakhir.

Semoga Allah mengampuni kita semua.

"Dan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa)." (Al-Jasiyah, 27)

Ayat-ayat berikut menggambarkan Hari Kiamat secara komprehensif.

Hari Kiamat akan dimulai dengan gempa bumi terakhir yang menyebabkan bumi secara harfiah meledak dan membuang semua bagian dalamnya untuk berubah menjadi bola besar dengan ruang hampa di dalamnya.

Bumi yang berlubang ini akan memiliki langit di pusatnya.

Waktu akan berjalan mundur dan umat manusia akan mulai bangkit dari kuburan dan kembali hidup, satu demi satu, "dalam kelompok-kelompok yang terpisah-pisah".

Sejarah bangsa-bangsa akan dimainkan kembali dengan pembalikan waktu.

Bangsa-bangsa dan orang-orang akan sama sekali tak berdaya karena terjebak dalam arus mundur waktu.

Mereka tak berdaya dan akan mengalami dan menyaksikan kembali seluruh perbuatan mereka sendiri di masa lalu.

Proses ini akan terus berlanjut sampai kita semunya akan dipindahkan ke luar dari alam semesta yang sekarat ini melalui gerbang di langit oleh para malaikat yang turun ke bumi.

"Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat," (Al-Zalzalah, 1)

"dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya," (Al-Zalzalah, 2)

"Dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?" (Al-Zalzalah, 3)

"Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya," (Al-Zalzalah, 4)

"karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya." (Al-Zalzalah, 5)

"Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya." (Al-Zalzalah, 6)

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya," (Al-Zalzalah, 7)

"dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (Al-Zalzalah, 8)

KESIMPULAN

Anda akan terkejut ketika mengetahui bahwa ajaran agama bahwa manusia akan bangkit dari kubur bukanlah hanya sekedar mitos atau pemikiran kosong belaka tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang nyata.

Bangkit dari kubur dan kembali hidup hanya dapat terjadi dengan pembalikan waktu.

Bumi dapat berakhir karena gempa bumi, tsunami, serangan meteor, perang nuklir, supernova, dan beberapa bencana alam atau bencana buatan manusia lainnya.

Namun ini hanyalah bencana kecil yang tidak ada hubungannya dengan Hari  Kiamat.

Akhir dari segalanya tidak akan terjadi pada hari yang telah diprediksi oleh seseorang.

Akhir dari alam semesta adalah fenomena yang sama sekali berbeda yang telah dibangun ke dalam hukum alam semesta oleh sang pencipta.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang luar biasa pada abad ke-20, kita jadi senantiasa menempatkan kepercayaan kita pada sains dan teknologi untuk menjawab semua permasalahan kita.

Terpesona oleh kemampuan teknologi untuk menunjukkan hasil yang cepat, iman kita kepada Allah menjadi lemah.

Tindakan kita menjadi hanyalah untuk tujuan duniawi, meskipun kita memiliki keyakinan yang kuat pada Allah dan ketakutan akan pertanggungjawaban di akhirat sebenarnya dapat membuat kita menjadi orang yang lebih baik.

Kita dapat melihat konsekuensi dari rendahnya iman ini dalam kerusakan moral yang melanda banyak masyarakat di seluruh dunia saat ini.

Allah telah mengirimkan bimbingan kepada manusia sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu dalam sejarah manusia.

Ketika Firaun berkuasa, sihir adalah hobi yang sangat populer.

Kemudian Nabi Musa (AS) datang dengan mukjizat dari Allah dan mengalahkan para penyihir dari istana Firaun.

Orang-orang yang hidup pada masa Nabi Isa (AS) juga menyaksikan banyak mukjizat, dan kita dapat melihat bahwa kehidupan Nabi Isa penuh dengan mukjizat.

Ketika Nabi Muhammad (SAW) datang, bahasa dan puisi Arab berada di puncak kejayaannya.

Al-Quran datang dengan pesan yang jelas terungkap dalam sastra paling fasih dengan gaya yang unik dan tak tertandingi.

Banyak ayat dalam Al Qur'an yang menggambarkan Hari Kiamat.

Kita hidup di alam semesta yang terus meluas sejak penciptaannya miliaran tahun yang lalu.

Baik kelahiran alam semesta dengan "Big Bang" dan perluasannya semua dijelaskan dalam Al-Quran.

Fisikawan dan astronom zaman ini (1998) menemukan bahwa ekspansi alam semesta tampaknya semakin cepat.

Temuan anomali ini menganggap kalau perluasan ruang angkasa terkait dengan waktu.

Ayat-ayat Al-Qur'an menunjukkan bahwa alam semesta tidak akan mengembang selamanya dan bahwa Hari Kiamat akan dimulai dengan kontraksi alam semesta.

Tampaknya waktu dan gravitasi akan berbalik ketika alam semesta mulai berkontraksi.

Pembalikan waktu akan membawa kebangkitan manusia dari kubur.

Di saat itu terjadi dan gravitasi berbalik dan berubahnya bumi, kita akan melihat semua kebaikan dan keburukan yang pernah kita lakukan dalam hidup kita.

Pembalikan gravitasi akan menjadi penyebab gempa terakhir yang disebutkan dalam Al-Quran.

Ini akan mengubah bumi sehingga akan ia akan berubah menjadi bola raksasa raksasa dengan langit (ruang hampa) yang berada pusatnya.

Gravitasi terbalik yang difokuskan pada "ruang hampa di pusat bumi" akan memiliki efek pelarian terhadap ruang hampa itu.

Sehingga ruang hampa di pusat bumi itu akan benar-benar terpecah untuk menghasilkan bukaan atau gerbang ke dimensi yang lebih tinggi yang berada di luar alam semesta kita.

Melalui gerbang ini, kita akan dipindahkan dari alam semesta yang sedang runtuh.

Semua orang akan dibawa pergi untuk menghindar dari efek tak henti-hentinya dari pembalikan waktu yang dapat mengembalikan kita ke kekosongan di rahim ibu kita.

Dalam beberapa dimensi yang lebih tinggi atau tingkatan, manusia seluruhnya akan dibawa melewati semua waktu dan tempat yang pernah terjadi dalam sejarah, untuk menghadapi penghakiman atas perbuatan mereka dan penentuan akan neraka atau surga.

Dari Al Qur'an, jelas bahwa waktu Hari Kiamat datang tidak akan pernah diketahui dan bisa datang kapan saja.

Kita harus menyadari bahwa Hari Kiamat sudah sangat dekat dengan kita semua karena tidak ada persepsi berjalannya waktu setelah kita mengalami kematian.

Ketika kita menjalani kehidupan sehari-hari, kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang besar dan kecil yang kita lakukan sedang direkam dalam waktu.

Jika kita tidak mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kita sendiri dari keburukan, selain ancaman hukuman berat, kita berpeluang besar menjadi sangat memalukan pada Hari Kiamat.

Pembalikan waktu akan memaparkan semua rahasia kita.

Saya harap artikel ini akan menjadi sumber peringatan sekaligus dorongan bagi orang yang percaya (beriman).

Mereka akan menyadari bahwa, Hari Kiamat adalah sebuah kebenaran agama dan ilmiah yang setiap orang harus terima; dan perbuatan kita di dunia ini akan menentukan nasib kita dalam kehidupan yang kekal nanti.

Namun tidak ada keraguan bahwa fakta sejati tentang Hari Kiamat adalah hanya milik Allah.

Para non-Muslim mudah-mudahan, akan menghargai bahwa agama Islam itu lebih dari sekedar keyakinan beragama lainnya dan mereka akan dirangsang untuk menyelidiki lebih lanjut tentang dunia Islam.

Artikel ini disadur dari artikel berbahasa Inggris dari laman www.islamicity.org yang dikarang oleh Dr. Mohammad Humayoun Khan terbit pada 22 July 2018 dengan judul "The Physics of The Day of Judgement".

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun