Mungkin di era modern ini nantinya akan diciptakan alat berat dengan ukuran mini untuk kemudahan menggali kubur. Tapi, bukankah menggali liang lahad kegiatan yang sakral? Keringat-keringat penggali kubur yang jatuh ke tanah menjadi saksi persaudaraan manusia di mata Tuhannya. Saksi bahwa manusia, masih melaksanakan kodrat dari Tuhannya sebagai makhluk sosial. Perintah dimana kita harus beribadah tidak hanya secara vertikal, Hablum Minallah. Tetapi juga menyayangi sesama, Wa Hablum Minannas, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Â
"Tuhan, menggali kubur itu pekerjaan yang berat, lebih berat dari bangun pagi, oh tidak! Dua-duanya berat Ya Tuhan… Kami calon sarjana, apakah pantas dengan gelar yang kami sandang nantinya kami harus mengotori tangan ini dengan tanah kuburan? Tanahnya tak begitu diminati untuk investasi property, kecuali nanti tak ada tanah lagi untuk membangun hotel, baru dilirik investor. "Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H